Chapter 27🌿

36 5 0
                                    

"Guys gue cabut" kata Kevin Dingin

"Dia kenapa sih,dari tadi gue liat muka tu orang udah kaya taneman layu"- Bella sedangkan yang lain hanya menggdikkan bahunya tidak tau.

🍁🍁🍁

Kata orang dalam sebuah kamus cinta dan suka  terdapat 2 pilihan yang dapat dirasakan secara langsung oleh orang yang sedang mengalaminya, yaitu kebahagiaan dan kesedihan.

Dan sekarang seorang laki laki yang sedang menopang badannya dengan kedua tangan di pembatas air mancur yang ada di taman belakang tengah merasakan fase dari sisi gelap perasaaan yang ia miliki. Ingin rasanya ia mengungkapkan perasaan itu karena tak tahan akan adegan yang terjadi di hadapannya, tapi disisi lain ia takut hati nya semakin terluka dengan reaksi apa yang akan pujaannya itu berikan.

Karena selama ini ia tahu, walau semua yang ia lakukan itu sungguh sungguh, bagi gadis itu apa yang ia lakukan hanyalah seperti lelucon.

Dia termenung menatap air mancur yang ada di depannya dengan tatapan yang sayu, ia tersenyum miris menertawakan dirinya. Dirinya yang menyedihkan ini.

"Seberapa pun gue yakinin lo, lo cuma anggep apa yang gue lakuin itu cuma bualan"  ia mengeratkan genggamannya pada pembatas hingga kuku kuku jarinya memutih saking kencangnya.

"Lo sebenernya angep gue apa!! Sebegitu gak penting gue sampe lo gak pernah ngelirik gue. Sampe lo gak sadar kalo gue.....argh " teriaknya sambil memukul pembatas beton itu hingga darah segar tanpa sadar mengalir dari kepalan tangannya.

Tapi ia seakan mati rasa, seakan seluruh jiwanya hilang  menyisakan raga tanpa rasa sakit. Karena semua rasa sakitnya sudah menumpuk di dalam hati hingga rasa sakit yang lainnya tak kan terasa karena saking perihnya luka yang ia rasakan di dalam dada.

🍁🍁🍁

Kevin berjalan melewati koridor yang sepi menuju UKS untuk mengistirahatkan jiwanya yang sedang lelah. Entah lah hari ini malas sekali rasanya ia untuk kembali ke kelas walau hanya untuk sekedar duduk.

Saat pintu ruang rawat terbuka.langkahnya terhenti,matanya terpaku,rahangnya mengeras,dan pikirannya kacau. Ingin sekali rasanya Kevin memutar balik tujuannya sebelumnya dan berjalan menuju kelas. Karena tiba tiba rasa yang sendari tadi ia tekan sedemikian rupa agar tidak meluap tak terkontrol, seakan akan ingin lepas kendali.

Disana. Duduk di hadapan penjaga UKS, orang yang sendari tadi kehadirannya mengusik pikirannya. Dia orang yang sendari tadi berada di sisi Bella dengan segudang perhatian yang membuat hatinya gundah. Dia. Dia yang sendari tadi selalu mendapatkan perhatian Bella yang tidak pernah ia dapatkan membuat hatinya iri. Dia. Orang itu yang datang dengan segudang masa lalu indah dengan gadis yang ia cintai membuatnya mentalnya ciut. Ya, orang yang sedang duduk sambil menulis di sebuah kertas itu tidak lain dan tidak bukan adalah Arka.

Dengan langkah tergesa Kevin segera meninggalkan posisinya yang sendari tadi tak bergerak bak patung itu untuk pergi ke suatu tempat. Tapi sebuah suara menghentikan langkahnya di depan pintu.

"Kevin kenapa malah pergi??" Kata suara lembut dari arah belakangnya yang seketika membuatnya menolehkan kepala kearah orang yang memanggilnya.

"Gak papa Bu, gak jadi, saya permisi" dengan senyum tipis terpahat di bibirnya Kevin membungkukkan badan sedikit, memberi isyarat untuk permisi. Tapi hal itu lagi lagi gagal oleh sebuah suara yang sangat tidak ingin ia dengar kehadirannya.

Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang