Chapter 30🌿

39 4 0
                                    

Seorang laki laki berpakaian serba hitam dengan masker dan topi yang tersemat manis di tubuhnya itu sedang duduk di sebuah ruangan luas dengan meja panjang di hadapannya. Kalau dilihat liat sekilas sih pasti seperti ruang rapat bisa. Namun ia sadar kalau di ruangan itu terdapat banyak sekali senjata tersembunyi.

Ah sebenarnya siapa sih membawanya ke tempat seperti ini. Sebab tadi saat laki laki itu dalam perjalanan pulang tiba tiba ada sebuah mobil yang menghentikannya. Mereka memintanya untuk ikut bersama mereka. Karena sendang tidak ingin ribut ia pun menyetujuinya, tapi walaupun begitu ia sudah menyiapkan rencana untuk memungkinkan terburuknya.

Dan untuk ke sekian kalinya laki laki itu menghela napas, sudah 30 menit ia duduk di sini namun tidak seorangpun datang, hingga suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya. Dan muncullah dua orang wanita dengan pakaian yang sama dengan laki laki tersebut main bedanya merek . nampak kan wajah mereka.

"langsung to the point aja, kita mau ajak Lo kerja sama" kata Lyra yang telah duduk di kursinya begitu juga dengan Tasya di sampingnya.

"Atas dasar apa?" Tanyanya dengan nada dingin plus datar.

"Kita satu tujuan" Lyra menatap laki laki tersebut lekat lekat, lalu tersenyum sinis.

"Apa??"

"Ah ayolah gak usah sok gak tau!! Lo tau tentang X kan" kata Tasya lebih ke pernyataan dari pada pertanyaan. Hal itu membuat sang laki laki terdiam memikirkan jawaban apa yang akan ia keluarkan dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.

"Dan laki laki bernama Arga Denandra itu Lo juga tau kan" ia masih tak bergeming hingga sekian lama terdiam laki laki tersebut menganggukkan kepalanya yang berarti 'iya'.

"Topi sama masker bisa dibuka gak Ar?! apa udah nempel di kepala lo??" Kata Lyra dengan nada menyindir. Sedangkan orang yang dimaksud langsung menyadari kelancangannya tadi dan melepas atribut penyamarannya.

"Nama gue tau dari mana??" Katanya dengan nada datar plus tatapan yang sama datarnya juga.

"Lo gak inget dia??" Lyra menunjuk Tasya yang hanya diam sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Laki laki yang di panggil Ar tadi menoleh ke arah yang dimaksud dan menatap Tasya lekat lekat, Tasya yang merasa ditatap pun langsung berbalik menatap laki laki tersebut dibarengi glarenya tapi tak dihiraukan oleh sang pelaku yang kembali menatap Lyra.

"Asya kan" kata nya sambil menatap Lyra yang malah memberikan senyuman sinis. Ternyata dia bisa ngenalin orang yang tadinya nyamar juga.

"Hm" gumam Tasya yang masih sibuk dengan dunianya.lagi.

"Jadi??" Tanya laki laki itu sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Gue tau lo sejak pindah ke Jerman ngirim orang orang lo buat lindungi si Bellakan. Dan juga setiap dia ada masalah lo selalu bantuin tanpa sepengetahuan dia. Kaya pas adegan kecelakaan, penembakan, racun, dan apapun yang berhubungan dengan Bella lo selalu halangin dan selesaiin tanpa sepengetahuan dia. Bahkan pas waktu itu juga saat Bella dihadang beberapa orang, sebenernya orang orang lo udah standby di sekitar dia untuk kemungkinan terburuk tapi untung aja ada yang nolong. Betul kan!?" Kata Lyra panjang lebar yang hanya di jawab dengan deheman.

"Hm,jadi??" Lyra mulai kesal dengan sifat laki laki tersebut yang menurutnya sangat cuek, kayak someone.

"Kita kerjasama Arka Marcello Sgifer, bunuh Arga,orang yang nyamar jadi lo itu. Ash dari wajahnya aja beda jauh jangankan wajah sifatnya aja betolak bekang gimana caranya mereka bisa ketipu" gerutu Lyra yang hanya membuat Tasya menoleh ke arahnya seakan baru melihat pemandangan langka.

"Jangankan senyum, semua ekspresi yang di tunjukin aja itu semau cuma acting aslinya mah gak ngasain apa apa" Tasya ikut ikutan menyindir. Hahaha, dua orang ini emang dingin tapi kalo udah nyrocos kadang tajem gak pandang bulu.

Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang