"Entah.." Arka mengangkat sebuah benda yang sedari tadi di genggamnya hingga ada di hadapannya. Dengan senyum tipisnya Arka menatap benda tersebut dengan pandangan yang sulit diartikan. Di sela sela senyumnya Arka bergumam" mungkin"
🍁🍁🍁
Seakan tuli seketika itu juga Kevin tak mendengar apapun. Indra pendengarannya seakan mati, otaknya seakan lumpuh,dadanya seakan terkemas oleh ribuan tangan, tidak ada satupun respon yang ia terima seakan akan seluruh dunia membisu. Yang ada di pendengaran hanyalah satu kata yang tadi diucapkan oleh orang yang ada di sampingnya itu. Mungkin,mungkin,dan mungkin kata kata itulah yang terus terngiang ngiang di dalam pikirannya. Hingga sesaat Kevin tersadar dan terkekeh kecil.
"Mungkin ya" dia tersenyum dengan senyuman miris terpatri di wajahnya, Hatinya terasa hancur dan dadanya sesak. Sambil menatap langit langit bercat putih itu dia bergumam 'jadi ada kemungkinan Lo suka sama Bella, dan kalau itu benar endingnya gue udah kena spoiler. Sedangkan kena spoiler itu gak enak' batin Kevin sambil menatap gorden pembatas tempatnya tidur dengan Arka.
Sepersekian detik terdiam Kevin menghela napas kembali menatap plafon putih diatasnya. Lalu menutup matanya dengan salah satu pergelangan tangannya dan memutuskan untuk tidur. Ia berharap semoga saja dengan cara seperti itu perasaan yang ia rasakan saat ini akan hilang tak bersisa.
🍁🍁🍁
Keadaan ruangan tersebut kembali senyap. Tidak ada percakapan yang terlontar dari kedua laki laki tersebut. Bahkan suara pintu terbuka pun tidak mengusik mereka sedikitpun. Ya, karena mereka kira itu Bu Ninda. Tapi betapa terperanjatnya mereka saat mengetahui seseorang membuka gorden pembatas sampai ke ujung lalu berdiri di tengah tengah brankar mereka dengan kedua tangan terlipat di dada. Muka masam terpampang di wajah cantiknya.
"Woy enak ya kalian, males malesan di sini gak ngajak ngajak lagi?!" Katanya dengan nada sinis.
"Lah ngapain gue harus ngajak lo? emangnya Lo siapa gue?!" Kevin yang mengetahui suara siapa tersebut bangkit dari posisinya menjadi duduk sambil menjawab perkataan Bella tadi dengan nada tak kalah sinisnya .
"Gue?!" Tunjuk Bella pada diri sendiri "kenalin, gue calon masa depan lo.." kata Bella dengan nada sombongnya sambil mengulurkan tangannya seakan mengajak salaman. Hal itu membuat orang yang dimaksud seakan akan terbang tinggi, namun hal itu tak berlangsung lama, seakan sayapnya patah tak berbentuk ia jatuh ke bawah sedalam dalamnya. "Gak deng canda, gak mungkin gue suka ma lo" lanjut Bella sambil menarik kembali tangannya dan dibalas tatapan datar oleh Kevin.
"Hah..Sapa juga yang mau sama lo cih ngarep"kata Kevin yang tersadar dari cindera mental yang ia terima.
"Yee, dodol siapa juga yang bilang gue suka ma lo nggak bakalan mendingan gue sama park chanyeol atau cha eun woo juga oke?" Kata Bella ngegas. Wah wah kayaknya bakal ada war nih.
"Cha eun woo cha eun woo sama cak indro aja sono depan sekolah, tukang sate madura"
"Sapa tu cak indro gak kenal gue"
"Yang jualan sate madura depan sekolah"
"Sorry ga tau"
"Jelas lah lo nggak tau, orang hidup lo kebanyakan halu, kerjaan nya cuman haluin oppa oppa korea yang nggak jelas itu"
"Yeee terserah gue dong mau haluin sapa aja,mendingan ngehaluin orang yang bener bener ga bisa digapai, daripada ngarepin orang yang ada di depan mata tapi ga bisa kecapai, entar jatuhnya lebih sakit"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Smile
Teen FictionMenceritakan tentang para remaja yang dikelilingi harta dan kepopuleran. Tapi bukan berarti hidup mereka bahagia seperti yang lain. Ada dari mereka yang hidup dalam kesendirian, kebohongan, keambisiusan, ketakutan, kesedihan, kehampaan, penyesalan...