Taraaaaaaa...Feby menuntun Windu ke depan cermin besar di meja rias Nita. Dia tersenyum bangga dengan tangan dilipat di dada,menampilkan kecongkakannya. Sungguh luar biasa hasil karya jari jemarinya. Seekor itik yang kecebur got bisa ia ubah menjadi angsa yang begitu mempesona.
" Apa ini tidak terlalu berlebihan Feb?"
Windu nampak memandang dirinya aneh di cermin. Ia sama sekali tidak mengenali sosok di depan cermin itu.Haha lebay memang,namun sungguh Windu benar benar berubah 180 derajat. Rambutnya digerai. Feby mencatoknya dengan telaten , dan hasilnya rambut Windu bagaikan iklan shampo di tv. Sempurna kalo kata Demian wkwk. Windu memakai anting sederhana dengan satu mutiara milik ibunya, yang membuat wajahnya nampak menawan. Sebelumya, kulitnya bahkan tak pernah menyentuh perhiasan apapun,ia risih memakainya.
Untuk bagian wajah, jangan ragukan kemampuan tangan ajaib Feby. Bagian mata Windu sungguh indah. Feby melukis eyeliner di mata Windu. Membuat matanya semakin bulat dan tajam. Tak lupa ia memakaikan maskara. Bulu mata Windu memang sudah lentik,namun belum dirasa cukup oleh Feby. Feby tak menyentuh bagian alis Windu, karena alis Windu sudah begitu sempurna,tebal dan teratur. Pipinya merona.Feby pandai memilih warna blush on untuk Windu. Dia memakaikannya tepat di bawah mata,blush on demam kalo kata beauty vloger jaman now. Dan itu membuat Windu tambah imut ala artis korea. Belum lagi ombre lipstik yang dipakainya. Menambah sempurna komposisi kecantikannya.
Tak ada kacamata yang selalu menghiasi wajahnya. Butuh waktu setengah jam bagi Feby untuk membujuk Windu agar mau memakai soflens yang ia sengaja beli untuk Windu. Dan memakaikan soflens adalah bagian tersulit dari ritual ini. Windu sampai merengek rengek dan menjajikan apapun untuk Feby asal ia tak memakai benda itu. Tapi bukan Feby namanya kalau ia tak bisa membujuk Windu.
Wajah Windu benar benar mempesona. Meskipun riasannya terkesan sederhana, namun ia terlihat sangat menawan. Karena pada dasarnya Windu sudah cantik. Kulitnya putih bersih. Sehingga mempermudah Feby dalam mengeksekusi pekerjaannya kali ini.
" Berlebihan apa sih Ndu? Ini tuh udah sesimple mungkin dandannya.Gue cuma fokusin ke area mata,soalnya mata lo sembab. Dan liat, baru segini aja lo udah cantik banget, " Ahh Feby memang pandai meyakinkan temannya itu. Tapi Feby memang berkata jujur, Windu begitu cantik saat ini.
Beruntung, Feby lihai sekali dalam make up, hingga sembab di mata Windu bisa tersamarkan. Jangan tanya kenapa matanya bisa sembab, itu semua karena ulahnya tadi malam. Yang membuat Windu lebih beruntung lagi, Feby tak bertanya kenapa matanya bisa sembab. Entah ibunya sudah memberitahu Feby, atau ia mengira ini efek dari Windu yang suka begadang. Entahlah, yang jelas itu lebih baik bagi Windu.
" Tapi gue gak pd," balas Windu tak percaya diri.
" Kalo orang cantik emang suka gitu ya, rendah diri. Yang jelek malah sok kecantikan."
Feby menurunkan tangannya yang sedari tadi melipat di dada. Dia mengambil sesuatu dari paper bag yang entah sejak kapan ada di ranjang." Pake ini Ndu, " lanjutnya sambil menyodorkan sebuah lipatan baju kearah Windu.
" Apa ini Feb? " Windu nampak bingung. Tapi ia menerima benda itu.
" Itu baju lah Windu. Ya kali lo gak tau kalo itu baju."
" Iya gue tau Feb. Maksudnya bukan itu. Kenapa gue harus pake baju ini? " ucap Windu. " Kan gue punya baju sendiri ," lanjutnya.
Feby menarik nafas pelan,dan menyunggingkan senyum manis kearah Windu.
" Udah,lo pake aja Ndu. Anggap aja itu hadiah dari gue. Lo tega mau nolak hadiah dari gue? "Melihat muka melas Feby,Windu dengan terpaksa menyanggupi permintaannya.
" Oke... Oke," jawabnya malas.***
" Ya ampunnn Windu... Fix lo bukan manusia. Lo bidadari," ucap Feby nampak takjub saat Windu keluar dari toilet dan memakai Baju pemberiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Curse of First Love
Romance" Ahhh yaaa... Hampir saja aku lupa, meski kamu adalah cinta pertamaku, tapi itu bukan berarti kamu adalah cinta terakhirku. " Dan ini kisahku, Windu Raeswara.