Part 4

45 4 0
                                    

Dalam kamusku nggak ada namanya menyerah sebelum berperang.

~Aluna camelia~

***

Hari ini kelas Aluna dan Alka digabung saat pelajaran olahraga karena materi pembelajaran yang sama mengetahui hal tersebut Aluna langsung lompat lompat dan berseru senang, Lexa dan Gabryl yang melihatnya hanya geleng geleng kepala.

Sedangkan disana Alka mendengus kesal saat teman temannya mengolok tentangnya dan Aluna seolah takdir memang sengaja mempertemukan mereka padahal ia sudah bersusah payah menghindari Aluna.

Semua siswa di suruh berbaris dengan rapi. Alka yang mendengarnya lansung berbaris diikuti siswa lainnya. Aluna yang melihat Alka dari kejauhan langsung berlari menhampiri Alka.

Gabryl dan Lexa yang tengah berdebat tentang warna ranbut paling cantik tidak menyadari Aluna yang sudah pergi.

" Bagusan juga rambut gue dari pada rambut lo" ucap Lexa

"anjay, rambut gue merah membahana ini di samain sama rambut lo" sindir gabryl yang langsung di tapok oleh Lexa.

"eh stop stop si oneng mana" ucap Gabryl melihat sekeliling

" ya kali gue ngurusin dia, udah pergi kali gara gara lo"sahutnya yang membuat Gabryl melotot tak terima

"enak aja lo, nohh tuh liat dia lagi gangguin si Alka" tunjuk Gabryl yang membuat Lexa melongokkan kepala

"ampun deh ni anak, nggak bosen bosen apa ditolak melulu" ucap Gabryl

"ia ya gue jadi kasian liatinnya udah lama ngejarnya tapi belum kesambut juga hatinya. Klo gue jadi Luna pasti gue udah nyerah dari dulu" sahut Lexa

Mereka hanya memandang Aluna dengan pandangan miris, sudah lama ia berjuang boro boro di tanggepin di lirik aja kagak mungkin. Hanya karna sifatnya pecicilan dan suka buat onar membuat mereka di cap gadis yang nggak bener.

Andai mereka tau permasalahan yang dihadapi Aluna, sebagai sahabat Aluna mereka tau temannya memiliki banyak masalah walaupun Aluna tak pernah menceritakannya tapi tatapan matanya lah yang membuat mereka tau. Kita tidak tau kan dibalik senyumannya tersimpan luka yang begitu dalam.

☆☆☆☆☆

" hai Ka, pagi" sapa Aluna dengan memasang senyum terbaik nya. Namun yang disapa cuma membalasnya dengan gumaman. "selalu kayak gini" batin Aluna. Alka yang elihat tingkah Aluna merasa heran biasanya jika ia membalas sapaanya dengan cuek Aluna pasti akan bertingkah dengan sifat pecicilannya sampai membuat Alka jengah melihatnya.

Pak Bambang pun membunyikn peluit tanda agar seluruh siswa diperintahkan lari keliling lapangan 20 kali yang disambut gerutuan semua siswa salah satunya Aluna

"aduh pak masa panas panas gini disuruh lari, bapak aja yang lari sana biat kami aja yang ngawasin bapak " ucap Aluna yang membuat seluruh siswa tertawa. Tidak ada yang seberani Aluna dalam tingkah kenakalannya

"Aluna kamu mau bapak tambahin lagi larinya" ucap pak kumbang Eh salah pak Bambang dengan mata melotot yang membuat seluruh siswa yang tadinya tertawa langsung diam karena mendapat ancaman dari pak Bambang.

Aluna hanya mencebik bibir nya kesal.

Peluit kedua pun dibunyikan serentak semua siswa berlari begitu jua dengan Alka dan Aluna. Berhubung Alka ada di belakang Aluna.
Aluna pun mengajak Alka bicara namun sayangnya yang di ajak bicara Cuma diam, merasa tak ada sahutan Aluna pun memilih diam namun saat putaran ke delapan pandangannya terasa mengabur dan perutmya terasa sakit, ia memilih tetap berlari hingga putaran kedua belas Aluna pingsan.

If I Can't Have YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang