Ternyata dia tidak sebahagia yang terlihat
~Alka Aldebaran~
Happy reading!
Setiap manusia akan kembali ketempat asalnya. Ia tau hal itu pasti akan terjadi namun, kenapa harus mamanya yang berpulang duluan. Kenapa bukan ia saja. Ia lelah, sangat sangat lelah akan kehidupannya saat ini.
Ketika rasa rindu yang teramat sangat menggerogotinya, nyaris tanpa cela menusuk tepat di jantungnya. Ia selalu bertanya pada tuhan. Akankah ia bahagia di masa depan?.
Menghembuskan nafasnya Aluna melangkah pelan. Setapak demi setapak ia lalui meninggalkan bekas diatas tanah merah yang sedikit lembab akibat hujan beberapa saat tadi. Dengan memegang sebuket bunga lily kesukaan mamanya, berniat menjenguk sang bunda di rumah singgah terakhirnya.
Tetes air mata jatuh di pipinya. Aluna mengusapnya pelan, ia tidak mau membuat mamanya sedih karena melihatnya menangis, ia harus kuat seperti pesan mamanya. Namun Seakan batu tertahan di kerongkongan, ia tidak dapat menyuarakan sesuatu, hatinya sesak.
Ini bukan pertama kalinya Aluna mengunjungi makam ibunya. Ia sering ke sini ketika ia tak mampu menahan rindunya pada sang bunda. Namun reaksi yang ditimbulkannya selalu sama. Menangis, mengusap usap batu nisan ibunya, lalu menyuarakan kata rindu.
" Mama Aluna kangen" cicitnya nyaris tak terdengar.
Aluna berusaha meredam tangisnya namun malah isaknya yang semakin pilu terdengar. Hujan yang tadinya telah berhenti sekarang bertambah deras seakan ikut serta menyamarkan tangisannya. Ia tidak beranjak masih disana mengusap batu nisan yang tertulis nama ibunya.
Hingga beberapa lama Aluna bangkit melangkah pelan meninggalkan pemakaman. Ia tidak menghiraukan tatapan orang lain terhadapnya karena berjalan di derasnya hujan. Matanya memandang kosong, ia tidak berniat berteduh. Setidaknya masih ada hujan yang menemaninya.
Aluna menutup matanya menengadah ke atas, membiarkan rintik-rintik hujan membasahinya. Ia mengerjap matanya pelan saat tidak merasakan lagi rintik hujan. Menoleh kesamping ia melihat Alka yang sedang memayunginya.
" Bodoh"ucap Alka terhadap Aluna
Aluna terkejut melihat Alka ada disini. Saat ia hendak berbicara Alka menariknya pelan membuka pintu mobil dan menyuruh Aluna masuk. Ia masih linglung, sampai Alka masuk mobil pun ia masih terpaku. Ini bukan mimpi kan.
" Kalo lo pikir ini mimpi, yang jelas ini bukan mimpi" Alka mencubit pipi Aluna yang membuatnya mengaduh pelan.
"See, bukan mimpi kan" Aluna tidak menjawab. Ia lebih memilih melihat Alka yang sedang merapikan rambutnya akibat kebasahan air hujan. Ia masih terpaku sampai di kejutkan dengan lemparan jaket yang tadi di kenakan Alka.
" Pakek, baju lo tembus"Aluna melihat kebawah, memang baju nya tembus yang baru ia sadari sekarang. Pipinya memanas karena malu. Aluna langsung sigap memakai jaket Alka yang beraroma kayu manis entah apapun itu membuatnya merasa nyaman.
Alka tidak banyak bertanya, melihat Aluna yang sudah merasa nyaman. Ia pun melajukan mobilnya di tengah hujan deras. Aluna merasa matanya memberat memilih menutup matanya sampai tertidur.
Entah apa yang ada di pikiran Alka sampai membawa Aluna kemari. Yang jelas sekarang ia telah sampai di depan rumahnya.
Melihat kesamping ia menemukan Aluna yang telah tertidur. Alka melihat wajah Aluna tanpa polesan make up, ia cantik sangat malah. Ia merapikan rambut Aluna yang terlihat mengganggu. Saat tangannya tidak sengaja menyentuh dahi Aluna. Panas. Ia mengeceknya sekali lagi.
Shit, ini pasti efek hujan tadi
Alka keluar dari mobil kemudian memilih menggendong Aluna membawanya masuk kedalam rumah berniat membawa Aluna ke kamar. Alka dikejutkan oleh bundanya yang tiba-tiba berteriak.
" Alka anak gadis siapa itu kamu bawa?" Alka berdecak, ia lupa bundanya yang super duper heboh.
Memilih abai ia berucap"Bunda tunggu disini bentar Alka bawa Aluna kekamar dulu, habis itu baru Alka jelasin" saat bundanya hendak membalas Alka lebih dulu nyelonong kekamarnya tidak memperdulikan bundanya yang misuh-misuh di tinggalkan.
Setelah meletakkan Aluna diatas kasur dan menyelimutinya. Alka berdecak ia lupa baju Aluna basah, ia harus meminta bantuan bundanya.
Ia pun turun kebawah menemui bundanya yang masih menggerutu. Alka tersenyum kecil melihat tingkah bundanya yang kekanakan.
Sandra memincing matanya melihat anaknya dan berucap" Jangan bilang kamu hamilin anak orang" Alka membelakkan matanya. Bundanya ini udah berpikiran jauh-jauh.
"Nggak lah bun, Aluna itu temennya Alka di sekolah, tadi itu Alka nggak sengaja liat dia dideket pemakaman hujan hujanan. Nggak tega ya Alka tolongin." Bundanya hanya mengangguk.
"trus tadi dia kenapa bisa kamu gendong"
" itulah bun masalahnya. Sekarang Aluna demam, bajunya juga basah bun. Alka nggak tega bawa dia pulang kerumahnya. Denger-denger ibunya udah meninggal bun". Jika kalian pikir Alka yang mencari tau tentang Aluna itu salah besar. Nyatanya sahabatnya lah yang sering gosipin Aluna. Ia hanya tidak sengaja dengar.
Sandra yang mendengarnya merasa iba. Ia sangat tau seperti apa kehidupan tanpa seorang ibu, karena ia juga pernah merasakannya.
Sandra tersenyum hangat" Sekarang kamu mandi gih, biar bunda yang ganti baju sama kasih obat buat temen kamu" Alka hanya mengangguk" bilangin sama bibi suruh buat bubur sama tea anget. Bunda ke atas dulu". Sandra meninggalkan Alka yang masih terdiam di sofa.
***
Aluna membuka matanya merasakan seseorang tengah mengelus kepalanya. Mengedarkan matanya sekeliling ia melihat nuansa kamar manly. Hitam putih. Seingatnya tadi ia masih dalam mobil Alka, tapi kenapa ia bisa ada di sini.
Melihat kerutan samar di dahi Aluna, menandakan ia yang tengah kebingungan Sandra berucap" Kamu ada di kamarnya Alka, tadi dia yang bawa kamu kesiini. Soalnya kamu demam". Aluna menatap Sandra dengan pandangan terkejut. Ia tidak menyadari bahwa ada seseorang di dekatnya tadi. ternyata bundanya Alka.
" Eugh, maaf tante tadi Luna nggak tau ada tante disini". Sandra tersenyum maklum. Melihat Aluna yang hendak duduk, ia berinisiatif membantunya.
" Ia gak papa. Oo iya tadi tante yang gantiin baju kamu, soalnya Alka bilang baju kamu basah abis kehujanan". Aluna terkejut saat mendengarnya. Ternyata Alka peduli juga terhadapnya.
" Eum, maaf tante udah mau repot-repot urus Luna". Ia jadi merasa tak enak terhadap bundanya Alka. Sandra hanya menggeleng kepalnya menandakan ia tidak setuju dengan perkataan Aluna tadi.
" Kamu sama sekali nggak ngerepotin, bunda seneng bisa bantu kamu"Sandra mengelus surai Aluna pelan " Mulai sekarang kamu jangan panggil tante lagi. Panggilnya harus bunda. Wajib itu ya". Aluna terkekeh pelan
" Ia bunda, terimakasih".
" Ia sama-sama sayang, sekarang kamu minum obat dulu". Aluna mengangguk dengan semangat hingga membuat Sandra terkekeh.
Sudah sekalian lama ia tidak mendapatkan kasih sayang keluarga. Membuat Aluna tidak mau mensia-siakan hari ini barang sedetik pun. Ia sangat bersyukur tadi bertemu Alka walaupun ia masih heran kenapa Alka membantunya dan membawa dia kerumahnya. Tapi yang ia tau tuhan mempunyai baaanyaak scenario yang tidak hambanya ketahui.
Tanpa mereka sadari, Alka melihat interaksi keduanya. Ia tersenyum tipis, entah kenapa hatinya merasa hangat melihat kedua wanitaitu berpelukan
***
Jangan lupa vote and coment ya.
Difollow juga yee😂
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Can't Have You
ChickLitAku terus menerus berjuang mengejarmu. Lelah. Tapi bagiku itu tidak ada apa apanya. Bukankah kesulitan selalu diiringi kebahagiaan. Mungkin disinilah aku yang mengejarmu lanyaknya kau pencuri. Namun aku selalu berharap agar kamu melihat kearahku. Se...