part 15

31 2 0
                                    

Yang lagi marah ditahan ya!!

~ Aluna Camelia~

Aluna merasa seseorang sedang menepuk pipinya. Dia menepis jengkel, mengabaikan keadaan sekitarnya. Dia mencari posisi ternyaman namun kembali seseorang mengganggu tidurnya. Berdecak kesal Aluna Mengerjapkan matanya kesal dia berseru jengkel dengan mata melotot tanpa tau seorang lelaki yang dicintainya ada disebelahnya.

" Shit. Bisa nggak sih lo gak gangguin gue njir" matanya melotot kesal namun saat melihat Alka yang ada disebelahnya dia terkejut. Mengerjapkan matanya mencoba meyakinkan dirinya bahwa seseorang yang ada di depannya bukanlah mimpi.

Alka menyentil kepala Aluna membuat Aluna mengernyit sakit. Fix ini bukan mimpi. Heran. Baru bangun tapi udah ngegas aja. Mengabaikan Aluna yang masih linglung Alka berucap" Dasar kebo. Kita udah sampe cepetan turun!!"

Aluna tidak menyangka semesta begitu baik terhadapnya. Aluna tersenyum lebar, ia sangat senang mengetahui Alka merupakan teman sebangkunya. Namun ia menyesal kenapa sih dia harus tidur. Kan jadi gagal dia ngegodain Alka. Mana tadi dikatain kebo lagi. Aduh nyesel banget dah gue tadi tidur.

Mengabaikan Aluna, Alka melangkah menuruni mobil bus. Memang dari tadi mereka sudah sampai. Cuma sayangnya Aluna yang terlalu kebo saat dibangunkan. Bukannya bangun dia malah meracau membuat Alka mendengus geli. Saat dia menuruni bus entah kenapa seluruh siswa memandangnya. Alka memang terbiasa mendapat pandangan kagum. Tapi entah kenapa kali ini dia sedikit tidak merasa nyaman dengan pandangan mereka.

" Eh eh, tunggu dulu enak aja ninggalin aku sendirian!!" Seru Aluna sedikit besar yang membuat seluruh siswa kembali memandangi mereka.

Aluna yang memang sudah pulih dari keterkejutannya segera menyusul Alka. Setelah mengambil tasnya Dia menghampri Alka. Aluna berdiri disamping Alka namun entah kenapa banyak mata tajam dan iri memandangnya. Entah kenapa Aluna pun tidak tau. Aluna memilih abai. Biarkan para kecoa itu memandanginya. Toh dia juga sudah terbiasa.

Melihat Aluna yang sudah ada disampingnya Alka langsung berjalan mengkuti para murid yang diberi Arahan oleh guru . Aluna mengikuti Alka mereka berjalan beriringan. Terlihat serasi. Mungkin memang mereka telah ditakdirkan untuk bersama.

Banyak murid berdecak kagum untuk keduanya. Tidak ada yang dapat menyangkal mereka memang terlihat cocok satu sama lain. Memang kepribadian mereka agak bertolak belakang, tapi tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan itulah yang membuat mereka serasi. Yang satu dinginnya udah kebangetan, satunya lagi terlalu bar-bar.

Baju yang mereka pakai pun seakan telah direncanakan. Padahal keduanya sama-sama tidak tau. Aluna dengan baju Putih dipadukan dengan rok army menambah kecantikannya. Rambut yang diombre berwarna coklat yang diikat memperlihatkan leher putihnya. Sungguh memang tuhan amat baik sehingga menciptakan Aluna sesempurna itu.

Alka pun tidak kalah dengan sang Aluna kemeja army dan celana selutut berwarna putih. Sungguh amat menawan membuat para kaum hawa meleleh melihatnya. Mereka berdua amat sangat cocok disandingkan. Semua mengakui itu. Semesta pun seperti berencana mempersatukan mereka.

Mengabaikan pandangan orang terhadap mereka Aluna berucap" Aku nggak nyangka lho tadi kamu ada disamping aku. Memang semesta berniat mempersatukan kita. Kita emang berjodoh deh" kekeh Aluna bahagia.

" Cuma karena kita duduk bareng. Bukan berarti kita jodoh. Jangan banyak ngayal lo nggak cocok buat gue!!" ucap Alka sadis membuat Aluna cemberut. Dia mendelik melihat Alka lantas mencubit tangan Alka yang membuat sang empu memekit sakit.

" Sakit Aluna. Lo kira ini tangan kue cubit apa!!"Alka melepaskan tangan Aluna yang mencubitnya. Memandang Aluna dengan mata tajamnya.

" Biarin siapa suruh kamu nyebelin" ketus Aluna. Alka melihat kearah Aluna heran tadi aja senyum-senyum tapi sekarang udah judes aja.

" Yakan emang kenyataan. Lo aja ngayalnya ketinggian" ucap Alka dengan raut tenang tanpa melihat Aluna yang menggeram kesal karenanya.

Menarik nafasnya pelan, mencoba menahan kekesalan dalam dirinya Aluna berucap dengan senyum manis "Alka sayang, punya mulut itu dipakek buat ngomong yang manis-manis. Coba deh kamu gunain sesekali buat nyenengin hati orang orang lain. Contohnya nih, iya Aluna sayang kamu emang jodoh aku!! Gitu, bukan ngomong kayak tadi bikin emosi aja."

Alka memandang Aluna horror. Ya kali dia mau ngomong gituan. Baru dengernya aja dia sudah mau muntah apalagi mengatakannya langsung.

Menyentil kepa Aluna dia berucap " Ini bukan mimpi. Cepetan bangun jangan banyak ngayal" Aluna menghentakkan kakinya kesal namun naasnya ia malah tergelincir karena jalan yang sedikit lembab setelah hujan. Memang mereka dari tadi dalam perjalanan menuju tempat kemah.

" Aduh pantat gue" pekik Aluna kesakitan. Alka yang memang tadi disamping Aluna menghentikan langkahnya saat mendengar pekikan Aluna yang memang sedikit besar membuat beberapa siswa melihat kearahya. Meletak tas yang ada dibahunya ditanah Alka menghampiri Aluna yang memasang raut kesakitan.

Alka berjongkok didepan Aluna ia tersenyum geli melihat wajah Aluna yang cemberut. " Tuhan itu adil ya. Baru tadi lo cubit gue sekarang lo udah dapet balasannya!!" Alka tersenyum mengejek. Aluna yang merasa tersindir memukul bahu Alka yang memang ada didepannya. Namun bukannya kesal Alka malah tertawa kecil yang membuat Aluna terpaku. Cuma sebentar sebab Aluna kembali melanjutkan sesi jual mahalnya. Dia kembali cemberut.

Mencoba berdiri mengabaikan Alka yang masih tertawa. Namun ternyata kakinya terasa sakit sepertinya keseleo pas jatuh tadi. Alka yang melihat langsung memegang Aluna agar tidak jatuh. Melihat kearah kaki Aluna yang memerah Alka meredakan tawanya. Mengerti bahwa Aluna memang tengah kesakitan sekarang.

Mata Aluna sudah berkaca-kaca karena kakinya yang sangat saki ditambah pantatnya yang masih nyut-nyutan. Alka hampir saja kembali tertawa namun dia kasihan melihat Aluna yang tampaknya seperti mau menangis. Melihat sekelilingnya ternyata masih banyak siswa yang dibelakangnya. Dan ternyata sahabatnya dan juga Amel ada dibelakang mereka tidak terlalu jauh.

Saat melihat sahabatnya Alka memanggil mereka semua dan meminta membawakan tasnya dengan Aluna. Mereka awalnya ingin menolak namun saat melihat pantat Aluna yang kotor dan mata Aluna yang berkaca-kaca telah menjelaskan semuanya.

Aluna masih bingung kenapa Alka menyuruh sahabatnya membawa tas mereka. Dia juga melihat Amel yang memandangnya tajam. Tapi sekarang ia tidak peduli. Nanti-nanti aja di membalasnya. Soalnya sekarang dia tengah kesakitan jadi tidak ada waktu untuk memperdulikan sang rubah betina tersebut. Saat melihat Alka yang jongkok didepannya membuat Aluna mengernyit heran " kamu ngapain ?"Tanya Aluna

" Jangan banyak Tanya cepetan naik" Aluna hanya menurut. Toh juga kakinya tidak bisa jalan. Mau modus dikit gak papalah sesekali. Aluna menaiki punggung Alka. Alka dengan sigap menggendong Aluna dan melanjutkan kembali perjalanan yang memang tidak terlalu jauh lagi.

" Kalo tau gini kenapa nggak dari tadi coba gue jatuhnya" guman Aluna pelan yang ternyata sedikit terdengar oleh Alka.

" Apa lo bilang?" Tanya Alka penasaran karena dia tadi seperti mendengar gumaman Aluna. Aluna hanya menggeleng pelan menyenderkan kepalanya. Memeluk leher Alak semakin erat hingga membuat Alka mendesis karena bibir Aluna terkena lehernya. Mereka melanjutkan kembali perjalanan dengan Aluna yang sudah nyaman di gendongannya.

Ferdi, Radit, Vero, dan David hanya melihat interaksi keduanya yang terbilang agak sweet. Alka yang dulunya sangat cuek terhadap Aluna sekarang mulai berubah. Amel memandang mereka dengan muka merah menahan emosi. Dia langsung beranjak tanpa mengatakan apapun. Meninggalkan sahabat Alka dibelakang.

" Nggak lama lagi bakalan terjadi perang" ucap David ambigu

" Perang? Bukannya Belanda sama Jepang udah kalah ya?" Tanya Vero

Ferdi dan Radit hanya menggeleng prihatin dengan sahabatnya yang sedikit bego. Mereka tentu tau apa maksud dari David tadi. Namun mereka memilih diam, mengambil tas Aluna dan Alka lantas mereka bertiga beranjak meninggalkan Vero yang masih kebingungan dengan perkataan David tadi.

" Itu mereka kenapa sih" ucap Vero menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Kemudian berlari mengejar sahabatnya yang telah jauh didepan.

***

Jangan lupa vote, comen dan follow:)

By Pumky_nis

If I Can't Have YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang