Semesta memang niat sekali mengejekku
~ Alka Aldebaran~
Hari yang dinantikan oleh kebanyakan siswa pun tiba. Semua siswa harus sudah berkumpul disekolah pukul 6 pagi. Semalam Lexa dan Gabryl menginap dirumah Aluna. Masing-masing mereka membawa satu koper besar yang telah diisi perlengkapan.
Aluna tentu memandang jengah kedua sahabatnya. Saat Aluna bertanya kepada keduanya kenapa mereka tidak berangkat dari rumah sendiri saja, mereka berdalih dengan alasan ribet dan jarak rumah Aluna dari sekolah juga tidak begitu jauh.
Mereka bertiga tiba disekolah tepat saat para siswa disuruh berkumpul ditengah lapangan karena kepala sekolah ingin memberikan sedikit wejangan kepada para murid. Aluna mengangkat kopernya dari dalam bagasi begitupun dengan kedua temannya. Di Brosur yang kemarin dibagikan oleh Akbar memang ditetapkan bahwa seluruh siswa hanya boleh membawa satu koper.
Menyeret kopernya untuk diletakkan disamping bus mereka langsung menuju lapangan dan mendengarkan peraturan yang harus mereka patuhi saat acara kemah nanti. Namun sayangnya hanya beberapa murid saja yang mendengarkan sisanya sibuk berbicara dengan teman. Aluna mengedarkan pandangannya keseluruh lapangan. Dia sedang mencari keberadaan Alka. Ketemu.
Alka Nampak tampan dengan baju kemeja Army dan celana selutut dengan rambut yang sedikit berantakan, semakin menambah kegantengan seorang Alka Aldebaran. Namun saat matanya menfokuskan melihat Alka, Aluna berdecak kesal saat melihat Amel yang berdiri disamping Alka walaupun ada juga teman-temannya Alka disana.
" Gue nggak sabar banget. Pasti disana bakalan seru!!" ucap Lexa semangat yang diangguki Gabryl. Melihat Aluna yang Nampak lesu Gabryl bertanya." Kenapa Lun, bukannya lo paling seneng ya tadi pagi perasaan?
" Seneng sih iya. Tapi pas lihat nenek lampir ada di deket pangeran gue kan bawaanya emosi nih" jawab Aluna mengepalkan tangan untuk meredam kekesalan.
Lexa menganggukkan kepalanya mengerti keadaan Aluna yang sedang cemburu" Kenapa nggak lo samperin aja sono. Gangguin dia aja kayak biasanya biar tuh nenek sihir kepanasan". Memang kedua temannya sudah mengetahui sifatnya Amel dari cerita Aluna. Nyatanya tidak semua yang terlihat akan selaras dengan hati.
Iya juga ya kenapa ia tidak berfikir dari tadi saja." Tumben lo pinter". Lexa hanya mendengus kesal mendengarnya. Saat Aluna hendak pergi ke tempat Alka kepala sekolah membubarkan seluruh siswa dan sebagian guru mulai membagikan semaacam nomor bangku bus yang akan ditempati siswa. Aluna mendesah kecewa karena niatnya untuk pergi ke Alka tidak kesampaian. Gabryl dan Lexa hanya menepuk punggungnya menandakan mereka turut bersimpati.
Nama Aluna dipanggil oleh guru dan ia mendapat nomer bangku 13. Tapi sayangnya mereka bertiga kembali terpisah dengan Aluna yang berada di bus pertama sedangkan kedua temannya ada dibus kedua. Menyeret kopernya menuju bus Aluna berjalan lesu. Menyerahkan kopernya kepada guru yang bertugas agar dimasukkan kedalam bagasi. Aluna langsung naik kedalam bus.mencari tempat duduk yag bertuliskan nomor 13 saat dia sudah menemukan bangkunya Aluna langsung beranjak dan duduk disamping jendela.
Tempat duduknya terletak dipaling sudut. Sangat strategis baginya sendiri. Melihat tempat duduknya yang masih kosong Aluna melihat nomor 32 yang dipasangkan dengannya. Memang tempat duduk diacak sedemikian rupa tujuannya katanya sih biar mereka saling bersosial dan berteman. Aluna mendengus. Pasti perjalanan kali ini akan terasa membosankan.
Kursi bus sudah terisi setengah. Namun mkasih ada beberapa yang beberapa yang belum naik padahal bus kedua sudah sedari tadi berangkat. Mengabaikan sekitar, Aluna memakai handseat untuk mendengarkan lagu. Dia menguap sebentar Nampak mengantuk karena semalam mereka bertiga tidur telat.
Mengambil bantal kecil yang ada di bankunya Aluna memeluk bantal itu. Memejamkan matanya karena merasa matanya berat tanpa menunggu lama Aluna telah terlelap tanpa tau seseorang baru saja menduduki bangku disampingnya.
****
Perjalanan dari Jakarta ke Bogor membutuhkan waktu beberapa jam. Memang kali ini pihak sekolah membuat acara camping di Puncak alasannya sih karena letak yang strategis dan jarak tempuh pun tidak terlalu jauh hanya memerlukan beberapa jam saja. Bus sudah dari setengah jam lalu berangkat namun Aluna masih Nampak nyenyak dengan tidurnya.
Alka sempat terkejut saat melihat Aluna yang menjadi teman sebangkunya. Entah kenapa semesta selalu mempertemukan dengan seorang gadis yang selalu merecokinya. Melirik kesamping Aluna Nampak terlelap dengan kepala menyender dikaca.
Alka meringis pelan melihat Aluna Nampak terantuk-antuk dengan kaca karena bus yang sedikit bergoyang. Merasa kasihan Alka mengambil kepala Aluna dan disenderkan kebahunya. Dia sendiri tidak tau kenapa ia begitu peduli terhadap Aluna.
Melihat sekeliling, banyak yang sudah terlelap. Hanya dirinya dan beberapa siswa lain yang masih terjaga. Melirik kesamping Alka menemukan kedua sahabatnya Ferdi dan David yang masih terjaga. Memang hanya mereka bertiga yang ada di bus ini sedangkan sahabatnya yang lain ada di bus kedua.
Merasa pergerakan dibahunya. Alka melirik Aluna yang meringis dalam tidurnya. Dahinya berkerut menandakan ia sedang bermimpi buruk. Alka megurut pelan kening Aluna dan mengelus lembut kepalanya agar ia merasa tenang.
Merasa aluna sudah tenang Alka bernafas lega. Namun dia membeku saat Aluna memeluk tubuhnya dari samping dan menyerukkan kepalanya keleher Alka membuat Alka meremang sesaat.
Alka berdecak pelan " Waktu tidur aja masih sempet aja modusin gue!! Ucapa Alka pelan. Namun bukannya melepaskan pelukan Aluna, Alka merangkul tubuh Aluna agar semakin dekat mengusap pelan rambut Aluna. Dia tidak mengetahui kenapa ia begitu. Dia merasa nyaman dengan keadaan seperti ini. Bau rambut Aluna menyeruak kehidung Alka. Wangi batin Alka. Karena perjalanan masih sangat jauh Alka memutuskan memejamkan matanya dengan tangan yang masih mengelus rambut Aluna. Sadar ataupun tidak nyatanya Alka tidak menyesalinya.
Ternyata Ferdi dan David memperhatikan sikap Alka terhadap Aluna dari samping. Mulai dari melihat Aluna yang memeluk Alka dari samping. Kemudian Alka yang merangkul Aluna membuat posisi mereka begitu intim. Mereka berdua masih terpaku terhadap sikap Alka. Pasalnya Alka tidak terlalu suka saat disentuh perempuan, tapi saat ini Alka Nampak anteng dalam duduknya walaupun Aluna memeluknya dan malah dia juga memeluk Aluna juga tangan Alka yang mengelus pelan rambut Aluna.
Menggeleng tidak habis fikir dengan pemandangan disampingnya Ferdi memekik pelan" Oh tuhan jiwa jonesku menjerit melihat pemandangan ini" ucap Ferdi lebay. David hanya memutar bola matanya bosan melihat kelakuan sahabatnya. Namun ia juga sedikit heran melihat Alka yang terlihat sangat nyaman dengan posisinya.
Ferdi yang memang sedikit jail tidak mensia-siakan pemandangan dari sampingnya. Dia langsung mengambil hp untuk memfoto dan menvideo kedua insan yang sudah memejamkan mata. Tentunya dengan diam-diam agar Alka tidak menyadari perbuatannya.
" Vid, mereka udah pacaran ya makanya Alka jadi romantis gitu sama Aluna?" Tanya Ferdi. David hanya mengangkat bahunya menandakan ia tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan Ferdi. David yang masa bodo memilih memejamkan matanya mengabaikan Ferdi yang kesal dengannya.
Melihat David yang sudah memejamkan matanya Ferdi mendengus jengkel dengan sahabatnya. Namun sebuah ide terlintas dikepalanya lalu bergumam pelan " Kayaknya seru nih kalo gue sebarin video dan foto mereka". Ferdi menyeringai senang. Ia tidak sabar membuat semua orang geger karena itu pemandangan ini.
***
Jangan lupa Vote, Comment and follow
salam sayang
Pumky_nis
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Can't Have You
ChickLitAku terus menerus berjuang mengejarmu. Lelah. Tapi bagiku itu tidak ada apa apanya. Bukankah kesulitan selalu diiringi kebahagiaan. Mungkin disinilah aku yang mengejarmu lanyaknya kau pencuri. Namun aku selalu berharap agar kamu melihat kearahku. Se...