Part 11

22 2 0
                                    

Memberi nasehat itu tidak semudah mengeluarkan kentut.

~ Aluna Camelia~

Happy Reading!!!

Hari ujian akhirnya tiba. Untuk sekian kalinya Aluna menyambutnya dengan wajah lesu. Semalam dia sudah belajar dengan system SKS. Entah untuk kali ini ia akan mendapatkan nilai KKM atau malah dibawahnya. Yang terpenting dia sudah belajar semalam.

" Woy lesu amat lo. Gue tebak pasti lo semaleman gak tidur". Tebak Gabryl

" OMG, lo makin hari makin buluk aja sih." Lexa berseru heboh. Meneliti penampilan Aluna dari atas kebawah.

Aluna menguap lebar. Mengabaikan kedua temannya yang berseru heboh. Melanjutkan jalan ke ruang ujian. Memilih berpisah ditengah jalan karena mereka bertiga berbeda ruangan. Aluna mengecek kartu ujiannya untuk mencari tempat duduk.

Setiap kali ujian seperti ini biasanya setiap kelas akan dipecah dan digabung dengan kelas lain. Aluna tidak mengetahui siapa teman sebangkunya kali ini. Yang ia tau kelas Aluna digabung dengan kelas 11 IPA 1, kelasnya Alka. Tapi sayangnya kedua temannya berada dikelas yang berbeda.

Mengecek kartu ujiannya sekali lagi. Aluna berjalan menghampiri mejanya yang ada di pojok belakang. Mudah-mudahan dia duduk dengan orang pendiam jadi kalo dia mau tidur atau mau berdiskusi dengan temannya yang lain, orang itu tidak akan peduli.

" Ehh Ren lo duduk di depan gue?" Tanya Aluna

" Yaiyalah, secara kan kita berjodoh. Jadi harus selalu deketan loh!" jawab Rendi. Aluna memeragakan gaya muntah saat mendengar ucapan Rendi tadi.

"Iyuhh, jijik gue dengernya Ren!". Rendi hanya tertawa melihat Aluna.

Aluna memilih berbicara dengan Rendi. Tadi ia sudah bertanya pada Rendi siapa teman sebangkunya. Namun sayangnya dia tidak mengetahunya. Sampai bel masuk berbunyi baru teman sebangku Aluna datang. Matanya melebar saat Alka duduk disampingnya.

"kamu ngapain duduk disini?" Tanya Aluna

" tempat gue disini" jawab Alka cuek.

Saat hendak membuka mulut Alka kembali bicara " Selama seminngu ini kita bakalan duduk bareng. Jadi gue harap lo jangan gangguin gue. Jangan berisik. Karna gue butuh konsentrasi buat ngerjain soal. Kalo lo nggak bisa diem gue bakalan sumpal mulut lo pakek lakban". Ucap Alka panjang lebar. Sekali ngomong panjang malah nyelekit.

Aluna cemberut. Sekalinya duduk bareng malah disuruh diem. Ngenes banget nasibnya. Rendi yang mendengar ucapan Alka tadi tertawa terbahak-bahak apalagi memperhatikan Auna yang memasang wajah bête. Aluna memelototkan mata melihat kearah Rendi yang sedang tertawa.

" Ngenes banget nasib lo Lun" Rendi mengejek Aluna.

Aluna menoyor kening Rendi " sialan lo". Aluna memperhatikan Alka dari samping yang kembalu sibuk dengan bukunya lalu bergumam pelan " Dosa apa gue bisa suka sama es batu?".

***

Seorang guru masuk ke kelas dengan membawa setumpuk kertas yang akan di ujiankan. Dihari pertamanya ujian Aluna dihadapkan dengan Bu Siska selaku guru pengawas. Aluna menghela nafasnya. Bagaimana cara agar ia dapat mencari contekan dengan anak kelasnya kalo gini?..

Semua siswa sudah mendapatkan kerta soalnya. Begitu juga dengan Aluna. Matematika. Pelajaran legendaris ini masih menjadi momok menakutkan bagi Aluna. Apalagi sekarang ia telah dihadapkan dengan soal yang untuk dibacanya aja susah. Nauzubillah, masya Allah mah . soalnya bikin rambut Aluna keriting dalam sekejap.

Alka kini mulai mengerjakan soalnya dengan mudah tanpa ada kendala. Beda halnya dengan Aluna yang dari tadi mencoret-coret kertas karena tidak bisa sama sekali.

If I Can't Have YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang