setiap orang mempunyai cara tersendiri untuk menutupi lukanya. Begitupun kesabaran, ia akan terkikis perlahan lahan oleh waktu.
~Aluna Camelia~
***
Aluna mendudukkan punggungnya di jok motor Alka, mengabaikan tatapan sekitar yang menatapnya penuh minat. Dengan handset yang di masukkan ke dalam telinga, ia merasa masa bodo dengan sekitar.
Melihat Alka berjalan dengan Amel dan juga antek anteknya, Aluna tersenyum miring.
Alka berdecak kesal merasa terganggu dengan kehadiran Aluna dimotornya. Entah apa yang akan ia lakukan kali ini. Jika Alka merasa kesal lain hal nya dengan temannya Alka, mereka menatap Aluna dengan pandangan antusias.
"Ngapain neng Aluna di situ nungguin babang ganteng ya" ucap Ferdi yang tingkat kepedean selangit, namun saat mendengar jawaban Aluna senyum yang awalnya bertengger pupus sudah.
"Nggak, gue lagi nungguin Alka"
Ferdi hanya mendelik saat temannya menertawakannya. Amel dan Alka hanya diam memperhatikan interaksi Aluna dan teman temannya.
Hingga ia jengah memperhatikan Aluna yang masih berada di jok motornya. Hingga ia berucap " awas, gue mau pulang"
Aluna mendongak memperhatikan Alka ia tersenyum kecil melihat Alka yang kesal " Aku mau minggir kalo kamu anterin aku" Aluna mengangkat alisnya menunggu jawaban, melihat tidak ada jawaban ia melanjutkan" mobil aku bannya kempes, pleass anterin yaya!. Aluna memasang puppy eyesnya.
Namun Alka memilih melewati Aluna, memakai helm dan menaiki motornya.
"Vin anterin Amel pulang" ucapnya yang di angguki sahabatnya Amel hendak membantah namun kalah cepat saat melihat Alka melepaskan jaketnya dan melemparnya kearah Aluna " pakek jaket gue buat nutupin paha lo" melihat tanda setuju dari Alka Aluna menahan senyumnya, percayalah rasanya ia ingin menjerit jerit sekarang.
Aluna mengikatkan jaket Alka di pinggulnya dan menaiki motor dengan memegang bahunya Alka karna motornya yang terlalu tinggi.
Bukan karna Aluna yang pendek tapi motornya yang ketinggian Mereka pun meninggalkan sekolah dengan pandangan semua siswi yang bertanya Tanya.
" gue merasakan ada bau bau jadian nih" cetus Vino tiba tiba membuat sahabatnya mengangguk tanp sadar.
" gak nyangka gue si Alka diem diem" Radit menggelengkan kepala tidak percaya.
Semua sahabat Alka masih terheran heran dengan perubahan sifat Alka terhadap Aluna. Sedangkan Amel ia menggenggam erat tangannya menahan emosi yang sejak tadi di tahannya.
Sialan, awas aja lo Aluna
***
Percayalah tak ada hari yang lebih baik dari pada hari ini. Seakan semua ini hanya mimpi membuat Aluna mencubit pipinya berkali kali.
Selepas Aluna dan Alka meninggalkan sekolah tidak hentinya ia tersenyum. Ia memeluk Alka dengan erat menghirup wangi tubuh Alka yang sangat menenangkan.
Walaupun Alka sempat melepaskan pelukannya tapi hal itu tidak membuatnya menyerah, malahan ia semakin erat memeluknya.
Sesekali ia mengajak Alka berbicara walaupun hanya menjawab dengan gumaman tak jelas.
Aluna itu orang nya sangat hiperaktif alias nggak bisa diam. Terlalu ceriwis sampai membuat Alka berdecak pelan karena sedari tadi Aluna tak hentinya berbicara dengan pembahasan yang unfaedah.
Ditambah pelukannya yang semakin mengerat seakan takut jika ia pergi. Tapi yang tidak disadarinya ia tersenyum kecil melihat tingkah Aluna yang kekanakan.
"udah sampek cepetan turun"Alka menggoyangkan badannya membuat Aluna membuka matanya.
Ia terlalu nyaman dengan posisi tadi sehingga ia tidak sadar telah sampai di depan rumahnya dua lantai yang berbentuk minimalis.
" Eh kok udah sampe aja sih, padahal aku masih mau meluk kamu loh" Alka mendengus mendengar kalimat Aluna yang terkesan polos. Tetap seperti biasa Aluna dengan sifat petakilannya.
"Turun"
" ia ia ini mau turun kok, kamu itu jadi orang harus sabar kayak aku" Aluna turun dari motor Alka, melepaskan helmnya dan menyerahkan ke Alka.
"Nggak salah tu kayak lo"
"Ia kayak Aku, yang udah berusaha dari dulu buat luluhin hati kamu" Aluna berucap dengan tampang polosnya membuat Alka berdecak mendengar kalimat Aluna.
" Gue nggak pernah nyuruh lo buat berusaha dapetin hati gue. Alka menghela nafasnya kasar"jadi gue harap lo nyerah aja" ucapnya serius
"Kamu emang nggak pernah nyuruh aku tapi kan kita nggak tau kepada siapa hati kita berlabuh, kayak aku memilih kamu untuk melabuhkan hatiku. Sekarang aku lagi usaha buat kamu jadi jangan pernah kamu nyuruh aku buat nyerah. Karena ada saatnya aku capek berusaha dan saat itu tiba aku bakalan pergi dari kamu tanpa kamu suruh" Aluna tersenyum kecil melihat tatapan Alka terhadapnya.
" jangan natap aku kayak gitu ah, aku tau loh aku cantik" canda Aluna namun Alka menatapnya datar."aku masuk dulu, jangan terlalu dipikirin. Biar aku aja yang berusaha. Cukup kamu buka hati kamu buat aku".
Aluna mengacak rambuk Alka pelan.
Memasuki gerbang rumah dan berteriak karna jarak ia dan Alka yang sedikit jauh"JAKET KAMU SEKARANG MILIK AKU. DADAH MASA DEPAN" Aluna meninggalkan Alka yang masih mematung dengan kejadian tadi.
Entah mengapa saat Aluna berucap akan pergi membuat ia merasa sesak di hatinya.
Alka melajukan motornya meninggalkan perkarangan rumah Aluna dengan hati yang bertanya
Kenapa hatinya sakit ya?
***
Jangan lupa vote and comment:)
salam sayang
Anis 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Can't Have You
Literatura FemininaAku terus menerus berjuang mengejarmu. Lelah. Tapi bagiku itu tidak ada apa apanya. Bukankah kesulitan selalu diiringi kebahagiaan. Mungkin disinilah aku yang mengejarmu lanyaknya kau pencuri. Namun aku selalu berharap agar kamu melihat kearahku. Se...