Prolog

454K 25.8K 3.6K
                                    

Jangan lupa vote dan coment nya.

Happy Reading.

🍁

Liora Anastasya, gadis itu sedang berjalan menyusuri jalan sembari menunduk, menatap ponselnya. Ia masih memakai seragam putih abu abunya.

"Loh kok sampai sini sih?" Kaget Liora saat ternyata ia berada di dekat sungai yang jauh dari jalan raya dan permukiman warga. Disini hanya ada pepohonan, hampir seperti hutan. Tapi belum pantas kalau dipanggil hutan.

"Ih ini GPSnya nyasarin deh! Orang biasanya aku nggak lewat sini. Fungsi GPS apa coba kalau mau kerumah aja malah nyasarin gini! Ih nggak like deh!"

Gadis itu menghentakkan kakinya kesal. Ia sengaja pulang dengan menggunakan GPSnya.

Memang tingkat kegabutan-nya begitu tinggi. Biasanya ia pulang naik angkot atau ojek. Sekarang malah jalan kaki dengan mencoba menggunakan aplikasi GPSnya. Katanya dari pada tidak pernah dipakai.

Dan sekarang ia bingung karena tidak tau arah jalan pulang. Tadi ia tak memperhatikan jalan. Ia hanya fokus mengikuti intruksi dari ponselnya.

Liora mengedarkan pandangannya. Hari sudah mulai gelap.

"Aduh goblok!" Liora menepuk jidatnya sendiri "Telfon Cica sama Erlin kan bisa. Dasar otak lemot banget sih," Liora menggelengkan kepalanya. Tak habis fikir dengan dirinya sendiri.

Tapi nasib baik tidak berpihak padanya. Ternyata jaringan di ponselnya tiba tiba hilang.

"Anjir! Dosa apa sih aku sampai harus kaya gini," Liora rasanya ingin menangis saja.

"Mamaa.."

Liora benar benar menangis sekarang. Ia masih diam di tempat. Tidak tahu harus kemana, karena ia benar benar tidak tahu tempat ini.

"Argghhh!!"

Tangis Liora langsung berhenti saat ia mendengar suara teriakan seseorang.

"Si.. Siapa tuh? Hantu ya? Ini masih sore, belum malem. Kenapa ada hantu?" Liora mengusap kedua lengannya. Tiba tiba ia jadi merinding.

"Arghh!!"

Lagi lagi ia mendengar suara teriakan. Ini bukan hantu, ini suara manusia.

Akhirnya Liora memutar tubuhnya. Ia berjalan mengendap-endap mencari sumber suara tersebut.

Teriakan demi teriakan terdengar semakin keras. Liora semakin memantapkan langkahnya.

Langkah Liora berhenti saat melihat pemandangan di pinggir sungai.

Disana, ia melihat seorang perempuan yang sedang di sayat menggunakan pisau, oleh laki laki yang entah siapa Liora tidak tahu.

Laki laki itu memakai pakaian serba hitam. Kepalanya ia tutup dengan tudung hoodienya. Wajahnya juga ia tutup dengan masker yang juga berwarna hitam.

Yang terlihat hanya mata orang itu. Bola mata yang berwarna hitam legam. Serta alis yang tebal dan lagi lagi berwarna hitam.

Perempuan itu sudah berlumuran darah. Teriakannya sekarang terdengar begitu lemah.

Liora memundurkan langkahnya dan bersembunyi dibalik pohon besar. Sebelum ia ketahuan.

Sebenarnya ia sudah begitu mual dan rasanya ingin muntah. Ia melihat adegan seperti di film psychopath yang pernah ia tonton. Tapi ini nyata, ada di depan matanya.

Sebenarnya ia sudah ingin pergi, tapi ia masih penasaran dengan kelanjutan adegan tersebut.

Apakah akan sama seperti film yang ia tonton? Apakah nanti perempuan itu akan dipotong bagian tubuhnya? Apakah akan ditusuk perutnya dan memuntahkan segala isinya?

Liora jadi bergidik ngeri. Ia menepis segala pikirannya tentang film psychopath yang ia lihat. Semoga saja perempuan itu tidak dibunuh.

Baru saja ia mencoba berfikir positif, tiba tiba saja tangan perempuan itu terpotong.

"Kyaa!!" Liora refleks menutup mulutnya. Kemudian ia langsung berlari sejauh mungkin.

Laki laki itu menoleh kearah Liora. Ia memandang tubuh belakang Liora yang semakin menjauh. Ia menyeringai di balik maskernya.

Liora menghela nafasnya lega saat ia sampai dijalan raya. Beruntung ia tidak nyasar.

Liora membungkukkan tubuhnya sambil menstabilkan nafasnya yang terengah engah. Sembari sesekali menoleh kebelakang. Takut-takut jika laki laki tadi mengikuti nya.

"Sumpah nyeremin banget," Liora bergidik ngeri saat mengingat kejadian yang tadi ia lihat. Keringat membanjiri tubuhnya.

Ia menghentikan taksi yang akan melintas didepannya. Setelah itu ia langsung masuk kedalamnya.

"Kenapa neng? Kaya dikejar hantu aja," Tanya sangat sopir taksi saat melihat Liora seperti ketakutan.

"Nggak papa pak, hehe."

Lagi lagi, Liora menoleh kebelakang. Masih memastikan bahwa ia benar benar aman.

🍁

Possessive Psychopath (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang