EXTRA PART

95.8K 6.5K 1.1K
                                    

Aku kasih extra part lagi nih. Baik banget kan aku? Iya baik banget kok. Makasih kakak. Iya sama-sama 😊

Random question:

Kalian nyadar ga sih kalau Ravandra itu= Liora+Gevandra? Dan Gelora itu Gevandra+Liora? 😂

---

"Mama! Lola ngompol!"

Ravandra berteriak dari kamar Gelora. Lebih tepatnya sih Gevandra dan Liora juga. Gevandra memilih tidur di kamar bawah, agar tidak terlalu kecapaian.

Liora yang sedang memasak segera mematikan kompornya. Ia lalu berjalan cepat menuju kamar Gelora.

"Lora, kenapa Lola terus sih," Gumam Liora sembari membuka pintu kamar.

"Ini ma, Lola ngompol pempes Lola bocol," Ujar Ravandra saat Liora sudah sampai didalam kamar. "Nangis telus belisik banget."

"Iya," Liora segera mengganti popok Gelora. Lalu ia menyusui putrinya agar tidur.

"Lola belum tidul?" Tanya Ravandra.

Liora menghela nafasnya. "Belum ini mau tidur. Sana abang kalau mau main aja."

"Main sama siapa ma?" Tanya Ravandra, menatap Liora lucu.

"Kamu punya teman nggak?"

Ravandra menggeleng. "Teman Lava lumahnya jauh-jauh ma. Nggak ada yang di daelah sini."

"Yaudah, abang tidur aja sini. Belum tidur siang kan," Ujar Liora. "Tidur sama adek mama mau masak buat papa."

"Lava mau bantu mama masak. Lava mau pintel masak ma," Ujar Ravandra.

Liora mengangguk. "Bentar ya biar Lora tidur dulu."

"Siap mama!" Teriak Ravandra. Hal itu membuat Gelora terkejut dan menangis.

"Oe.. Oe.. "

"Aduh Rava jangan berisik dong," Ujar Liora. "Lora-nya nangis kan."

Liora menimang-nimang Gelora, agar berhenti menangis.

"Lava nggak belisik!" Teriak Ravandra lalu anak itu berlari keluar dari kamar. membuka pintu keluar, saat hendak berlari keluar rumah, ia bertabrakan dengan Gevandra yang baru saja pulang kerja.

"Papa!" Ravandra langsung memeluk kaki Gevandra. Ternyata anak itu menangis.

"Abang kenapa?" Tanya Gevandra sembari mengusap rambut putranya.

"Hiks.. Lola nakal pa. Hiks.. Sejak ada Lola, mama sama papa hiks.. ng-nggak sayang sama Lava lagi. Kalau Lola nangis, Lava te-telus yang di salahin hiks.. " Ujar Ravandra menangis sesenggukan.

"Kata siapa?" Tanya Gevandra. "Papa sama mama tetep sayang sama abang Rava dong. Kalau adek Lora nangis, kan adek masih bayi. Kalau abang Rava nggak boleh nangis, kan abang udah besar."

Ravandra mendongak, posisinya masih sama. Masih memeluk kaki Gevandra. Ia menatap Gevandra lucu. "Lava nggak nangis kok."

Gevandra terkekeh. Lalu pria itu mengusap air mata Ravandra. "Iya nggak nangis. Cuma mengeluarkan air mata aja ya."

"Abang," Panggil Liora dari dalam rumah. Lalu wanita itu bernafas lega saat mendapati Ravandra berada di depan rumah bersama ayahnya.

Liora menghampiri Ravandra. "Maafin mama ya. Mama nggak maksud marahin abang. Abang jangan nangis. Katanya anak laki-laki itu nggak boleh cengeng."

Ravandra melengos kesamping sembari menyilangkan tangannya di depan dada. Ngambek ceritanya.

"Nggak boleh kaya gitu dong bang. Abang maafin mama ya. Mama nggak sengaja marahin abang," Ujar Gevandra.

Possessive Psychopath (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang