7. Kenapa?

190K 20.2K 3.2K
                                    

Happy Reading❤

Vote dan comentnyaa 🍁

---

Liora menyuapkan bakso terakhirnya kedalam mulutnya. Setelah itu ia membayar dan keluar dari warung bakso.

Tadi setelah ganti baju, akhirnya Liora memutuskan untuk makan bakso yang ada di dekat apartemennya. Dan sekarang ia sedang berjalan menuju minimarket untuk berbelanja.

Jarak minimarket dan warung bakso tidak jauh. Bisa ia tempuh dengan jalan kaki, dengan perjalanan selama lima menit.

Sampai di minimarket, Liora langsung mengambil troli dan berjalan menyusuri seluruh penjuru minimarket.

Ia mengambil beberapa bahan makanan dan juga makanan ringan. Beberapa kotak susu, mi instan, dan juga perlengkapan mandi. Dia ingin menyetok kebutuhan rumah lebih banyak dari pada biasanya.

Setelah mendapat semua yang ia butuhkan, ia pun membawa belanjaannya menuju kasir untuk membayar.

Kebetulan minimarket malam ini sepi, jadi dia tidak perlu mengantri di depan kasir untuk membayar.

"Totalnya 590.000 dik," Ujar penjaga kasir.

Saat Liora sedang mengambil uang didalam tasnya, tiba-tiba saja ada orang yang berdiri disampingnya membayarkan belanjaannya.

"Saya yang bayar."

Liora menoleh, mendongak menatap orang disampingnya. Ia membelakangkan matanya, kenapa harus Gevandra?

Gevandra menatap Liora datar, kemudian ia memeluk pinggang Liora posesif "Jaga matanya mas, ini pacar saya."

Sang penjaga kasir itupun langung menggaruk belakang kepalanya salah tingkah. Memang sedari tadi ia memandang Liora. Sejak Liora masuk ke minimarket, memilih belanjaan, dan sekarang saat berada didepannya.

"Aku bisa bayar sendiri," Ujar Liora.

"Kembaliannya nggak usah mas," Ujar Gevandra tak memperdulikan Liora. Lalu ia membawa belanjaan Liora dan tangan yang satunya ia gunakan untuk menarik tangan Liora untuk keluar dari minimarket.

"Lepasin, sakit!" Ujar Liora sembari mencoba melepas pegangan Gevandra. Tapi rengekannya tidak didengar oleh Gevandra. Cowok itu malah semakin mempererat pegangannya.

Saat sampai di mobil, Gevandra langsung membuka pintu mobilnya dan mendorong tubuh Liora agar masuk. Setelah itu ia memutari mobil untuk masuk kedalam mobil.

"Kamu apa-apaan sih!" Teriak Liora saat Gevandra sudah duduk dikursi kemudi.

Gevandra menoleh, ia mendekatkan wajahnya pada wajah Liora. Hal itu membuat Liora memundurkan kepalanya, hingga membentur pintu mobil.

"Kamu nggak inget kalau punya pacar? Harusnya kalau mau pergi itu bilang, biar aku anterin," Ujar Gevandra dingin.

"Aku bukan pacar kamu!" Teriak Liora marah "Aku nggak mau jadi pacar kamu. Jadi, stop ngaku-ngaku kalau kamu pacar aku. Aku nggak tau siapa kamu, dan aku rasa kamu pun sebaliknya."

Gevandra memejamkan matanya sejenak. Hatinya terasa nyeri mendapat tatapan penolakan dari gadis pujaannya. "Aku nggak butuh jawaban kamu. Kamu milik aku!"

Liora menggelengkan kepalanya, tak terasa air mata menetes membasahi pipinya.

"Jangan nangis," Gevandra mengusap airmata Liora "Aku nggak akan nyakitin kamu. Aku cinta banget sama kamu."

"Kenapa aku nggak kamu bunuh aja?" Ujar Liora pelan.

Secepat kilat Gevandra langsung mendaratkan bibirnya ke bibir Liora. Ia menekan tengkuk Liora untuk memperdalam ciumannya. Pertanyaan apa itu?

Possessive Psychopath (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang