Chapter 1

13.1K 607 23
                                    

Sekali lagi, Rosé tolehkan kepalanya ke belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekali lagi, Rosé tolehkan kepalanya ke belakang. Hatinya mulai tak tenang, dan dia pun tak bisa berhenti untuk berpikir buruk mengenai dirinya, meskipun tak ada seorangpun disana bersamanya.

Rosé masih sanggup menahan diri untuk tidak berlari sembari berteriak "Tolong!!" kepada orang-orang disana, dia masih cukup waras untuk tidak melakukan hal segila itu hanya karena ketakutan yang ia ciptakan sendiri.

Awalnya, semua masih berjalan sesuai kehendaknya. Sampai ketika ketakutan yang ia rasakan sebelumnya pun terjadi, Rosé dibius dan dibawa pergi dari sana menggunakan mobil Alphard milik seseorang yang kini tengah melakukan penculikan kepadanya.

Ketidakberdayaan Rosé merupakan sebuah keuntungan bagi sang penculik, melihat korbannya yang terlelap pulas didalam gendongannya, membuat perasaanya sedikit lega—dan senang tentunya.

Tak bisa dipungkiri, Rosé begitu mempesona untuknya. Sulit rasanya untuk mengalihkan dunianya dari wanita ini, dirinya seperti sudah benar-benar terhipnotis dan terkunci rapat oleh Rosé disini.

Kemarin merupakan hari terakhir baginya untuk menguntit wanita ini—membiarkannya bebas melakukan hal apapun sesuai kehendaknya. Namun sekarang, sudah saatnya dia mengurung wanita ini hanya untuknya, dia sudah kehabisan kesabaran untuk menahan dirinya lebih lama, Rosé harus segera dia miliki sebelum semuanya terlambat.

Keegoisan serta keserakahannya seolah telah membutakannya akan konsekuensi buruk yang bisa saja dia dapatkan dari wanita ini secara cuma-cuma. Dia hanya ingin menjadi satu-satunya untuk Rosé, sama seperti dirinya yang sudah lebih dulu melakukan itu untuk wanita ini.

"Lihatlah, kamu bahkan nyaris tak memiliki kekurangan dimata saya. Kamu begitu sempurna Rosé..."

Sampai di Mansion, sang penculik segera membawa Rosé masuk ke dalam Kamarnya melalui pintu belakang. Membaringkan tubuh mungil wanita itu dengan penuh kehati-hatian, sebelum akhirnya dia lumpuhkan semua pergerakan Rosé dengan borgol-borgol miliknya.

Sejenak, ia kecup kening Rosé. Dia tak bisa mengabaikannya begitu saja. Setelah puas, barulah dia pergi dari sana. Mengerjakan tuntutan pekerjaannya sampai ufuk subuh menyapa.

"Maaf tuan, mengganggu anda. Ada nona Xana yang sudah menunggu anda didepan?"

Dia mengangguk, dan kembali melanjutkan langkahnya menuju Ruang Utama, tempat dimana Xana tengah menunggunya disana.

"Sudah lama menunggu?"

"Ahh Jimin, kau ini kemana saja sih? Kau bahkan tak membalas satu pun panggilan dariku"

"Maaf, aku ada urusan"

"Tapi bagaimana dengan malam ini, kau tak lupa dengan janjimu kan?"

"Tentu, aku bukan pengikar janji"

STUCK WITH YOU | Jirosé ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang