Chapter 9

4.8K 395 51
                                    

Xana duduk diatas pangkuan Jimin, tangannya dengan liar meraba-raba tiap otot yang tercetak sempurna disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xana duduk diatas pangkuan Jimin, tangannya dengan liar meraba-raba tiap otot yang tercetak sempurna disana

Sama halnya dengan Jimin, pria itu juga tak kalah hebatnya memberikan servis terbaik yang ia biasa lakukan untuk memuaskan lawan mainnya

Perlahan tapi pasti, baik Xana maupun Jimin, mereka berdua sama-sama mencari spot kesukaan mereka saat bercinta

Lalu setelah itu bermain liar diranjang guna mencapai titik kenikmatannya masing-masing

Namun belum juga hal itu terjadi, Jimin sudah lebih dahulu mengeluarkan miliknya. Lalu meninggalkan Xana dengan wajah bingungnya

"Jimin.."

Pria itu tidak membalas, ia justru memilih memakai kembali boxernya lalu duduk disalah satu sofa yang ada disana

Jimjn memijit pelan pelipisnya, kepalanya pening sekali. Bahkan ia saja sampai tidak bernafsu lagi melakukan hubungan intim dengan Xana

"Kamu ini kenapa Jim? Kenapa tiba-tiba berhenti.."

"Saya pusing.."

"Astaga, kenapa tidak bilang? Mau saya ambilkan obat?"

"Tidak perlu, sebentar lagi juga hilang"

"Tapi Jimin, ada baiknya .."

"JANGAN BANYAK OMONG!"

Jimin berjalan menuju kamar mandi, ia tak tau kenapa, akhir-akhir ini menjadi sangat sensitif

Belum lagi ia juga mudah sekali lelah, padahal ia hanya melakukan hal yang menjadi rutinitasnya saja

"Jim, kok kamu bentak saya?" tanya Xana yang tengah berjalan beriringan dengannya, apalagi jika bukan ingin mengikutinya

Tapi Jimin hanya diam saja, tidak menggubris ucapan Xana sampai ia pun masuk ke dalam kamar mandi

Pintu ruangan tersebut Jimin kunci, ia lalu mendekat ke arah westafel. Dilihatnya, wajahnya mulai memucat

Sangat jauh berbeda dengan Jimin saat beberapa menit yang lalu, "Apa aku masuk angin ya?"

Jimin memegang perutnya, dan tak lama kemudian, ia kembali memuntahkan cairan bening lagi, seperti isi muntahannya yang pertama dan kedua tadi

Jimin mengacak rambutnya kasar, lalu setelah itu mencuci mukanya dengan air yang mengalir

Seketika bayangan Rosé melintas begitu saja dibenaknya, membuat kadar kerinduan pria itu bertambah dua kali lipat dari biasanya

Padahal ia sudah bilang kepada wanita itu untuk tidak pulang lagi malam ini

Tapi nyatanya, baru ditinggal beberapa minggu saja. Jimin sudah sangat merindukan wanita itu sekarang

Dengan langkah gontai, Jimin keluar dari tempat itu, yang tentunya disambut hangat oleh Xana

STUCK WITH YOU | Jirosé ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang