Hari sudah malam.
Setelah beberapa jam (Nk) dan Saaih menghabiskan waktunya bersama ibu, ayah, dan adik (Nk), kini saatnya mereka pulang ke Jakarta.
"(Nk) ke Jakarta lagi ya, Bu. Sehat-sehat di sini. Kalau ada apa-apa telpon (Nk)." Pamit (Nk).
"Iya. Kamu juga sehat-sehat ya, di sana. Jadi istri yang baik buat Saaih, jadi menantu yang baik buat Ummi sama Abi. Jadi ipar yang baik buat kakak adeknya Saaih." Pesan Ibu.
"Iya, Bu." Jawab (Nk) lalu mencium tangan ibunya.
"Pamit ya, Bu. (Nk)nya Saaih ambil lagi ke Jakarta. Hehe.." Pamit Saaih lalu mencium tangan ibu mertuanya itu.
"Titip (Nk) ya, Saaih. Tolong bimbing lagi. Jaga putri sulung ibu." Pesan Ibu.
"Pasti, Bu. Insyaa Allah." Jawab Saaih.
"Ayah, pamit, ya. Jaga kesehatan. Tolong jaga ibu. Hehe.." Pamit (Nk).
"Pasti lah. Kamu juga, ya." Pesan Ayah
"Iya, Ayah." Jawab (Nk) lalu mencium tangan ayahnya.
"Pamit, Ayah!" Pamit Saaih lalu mencium tangan ayah mertuanya itu.
"Jaga (Nk), ya! Oh, iya, pohon kelapa pinggir rumah jangan dicabut, ya!" Pesan Ayah.
"Kenapa emang, Yah? Ayah mau kelapanya?" Tanya Saaih.
"Bukan. Susah kalo dicabut. Tebang aja kalo mau." Jawab Ayah.
"Apaan sih, Ayah? Haduh. Jokes bapak-bapak." Ledek (Nk).
Mereka pun tertawa.
"Lil, jaga Ibu. Jangan nakal. Sekolah yang rajin. Kalau ada apa-apa telpon Teteh." Pesan (Nk).
"Iya, Teh." Jawab Fadhlil lalu mencium tangan (Nk).
"Abang bawa lagi Tetehnya, Lil! Kalau ada apa-apa telpon Bang Saaih. Sekolah yang rajin. Okay?" Pesan Saaih.
"Okay, Bang!" Jawab Fadhlil lalu mencium tangan Saaih.
"Ya udah, kita berangkat. Assalamu'alaikum!" Ucap (Nk).
"Wa'alaikumsalam! Salam balik buat Ummi, ya!" Ucap Ibu.
"Iya, Bu." Jawab Saaih.
"Salam buat Saleha!" Teriak Fadhlil.
"Heeeeeh!" Ujar (Nk).
"Bercanda!" Teriak Fadhlil lagi sambil tertawa.
(Nk) dan Saaih memasuki mobil dan memulai perjalanannya.
"Kamu mau tidur, sayang?" Tanya Saaih.
"Enggak lah, nemenin Abang." Jawab (Nk).
"Gapapa kalau ngantuk tidur aja." Ujar Saaih.
"Enggak, Bang.. Nanti kalau (Nk) tidur, terus Abang ngantuk, gimana? Bahaya." Jawab (Nk).
"Enggak, tenang aja, sayangku.." ujar Saaih.
"Pokoknya (Nk) gak mau tidur." Ujar (Nk).
"Ya udah, deh.." Jawab Saaih.
"Eh, udah telpon Ummi belom, Bang?" Tanya (Nk).
"Belom, Sayang." Jawab Saaih.
"Kalau telpon sekarang ganggu gak, ya?" Tanya (Nk).
"Masih jam 8. Enggak kayaknya. Tapi kalau kamu ragu telpon Fatim aja. Dia masih melek jam segini." Jawab Saaih.
"Iya, deh." Ujar (Nk) lalu menelpon Fatim.
Fatim
(Nk)"Assalamu'alaikum, Kak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My "YouTuber" Husband (Saaih Halilintar)
FanfictionApa jadinya jika menjadi istri dari seorang YouTuber yang memiliki banyak saudara dan hobby 'nge-prank'? Di sisi lain ia mempunyai sifat yang penyayang, sabar, melindungi, dan terkadang manja. Hallo semua! Aku kembali. Kali ini aku akan membuat kali...