"Kenapa Abang yang cuci?" Tanya (Nk).
"Itu ada noda. Harus dicuci pake tangan. Kasian kamu." Jawab Saaih.
"Mana? Bau rokok yang ada." Ujar (Nk).
"Itu Abang deket orang yang ngerokok tadi." Ujar Saaih.
"Tangan Abang juga bau rokok. Abang ngerokok?" Tanya (Nk).
"Enggak, Sayang." Jawab Saaih.
"Jujur aja, Bang." Ujar (Nk).
"Beneran, Sayang. Sini, itu mau Abang cuci." Pinta Saaih.
"Mana noda?" Tanya (Nk) lalu menyelidiki hoodie tersebut dan jatuhlah sebungkus rokok dari sakunya. (Nk) mengambil bungkus tersebut.
"Ini apa?" Tanya (Nk).
"Itu.. Tadi, ada yang titip." Jawab Saaih.
"Siapa?" Tanya (Nk).
"Bang, rokoknya udah dibeli?" Tanya Fateh yang tiba-tiba masuk.
"Eh? Kak (Nk)." Ujar Fateh menampakkan ekspresi kaget dan tegang.
"Fateh yang titip rokok?" Tanya (Nk).
"Itu.. em.. buat Bang Ipul." Jawab Fateh.
"Bukannya Bang Ipul baru dateng?" Tanya (Nk).
"Em.... iya... em.. tapi... " Jawab Fateh.
"Abang ngerokok, trus sekarang mau ajarin adeknya ngerokok?" Tanya (Nk).
"Gak gitu, Sayang.." Jawab Saaih.
"Gak kasian sama paru-paru Abang? Paru-paru adek Abang ini? Paru-paru orang di sekitar Abang?" Tanya (Nk).
Saaih dan Fateh terdiam.
"Abang juga tau kan, (Nk) gak suka asap rokok? Ini (Nk) lagi ngandung anak. Kalo dia kenapa-napa gimana? (Nk) juga gak mau ya, anak (Nk) nanti ngerokok kayak daddynya." Ujar (Nk).
"Abang gak bakal ngerokok di deket kamu, kok. Pakaian yang bau rokok juga Abang yang cuci." Ujar Saaih.
"Bukan masalah itunya doang, Bang. Ya Allah.." Ujar (Nk) lalu menuju kasur dan duduk di sana sambil memegang kepalanya.
Saaih menghampiri (Nk).
"Jangan deket-deket (Nk) selama Abang masih bau rokok." Ujar (Nk) tanpa menatap Saaih.
"Jangan ajarin Fateh ngerokok. Fateh jangan mau diajarin ngerokok. Jangan diikutin yang jeleknya, Teh." Ujar (Nk).
"Maaf, Kak." Ucap Fateh.
"Sayang? Maaf?" Ucap Saaih lalu mendekati (Nk) dan merangkul (Nk).
"Jangan deket-deket." Ujar (Nk) lalu mendorong dada Saaih.
"Maaf, Sayang, soalnya ini cuma prank. Hahaha." Ujar Saaih lalu tertawa bersama Fateh dan memeluk (Nk).
"Iiihh.. Bau! Cuci dulu tangannya!" Ujar (Nk) sambil melepaskan pelukan Saaih.
"Iya, iya." Jawab Saaih lalu beranjak membersihkan tangannya.
"Fateh kerjasama sama Bang Saaih?" Tanya (Nk).
"Iya. Maaf ya, Kak! Hehe." Ucap Fateh.
"Ada-ada aja. Diprank mulu Kak (Nk). Sering diprank tapi masih aja kena." Ujar (Nk).
"Resiko nikah sama YouTuber yang suka ngeprank yang keluarganya YouTubers juga, Kak." Ujar Fateh lalu tertawa.
"Awas aja Kak (Nk) bales kalian." Ancam (Nk).
KAMU SEDANG MEMBACA
My "YouTuber" Husband (Saaih Halilintar)
FanfictionApa jadinya jika menjadi istri dari seorang YouTuber yang memiliki banyak saudara dan hobby 'nge-prank'? Di sisi lain ia mempunyai sifat yang penyayang, sabar, melindungi, dan terkadang manja. Hallo semua! Aku kembali. Kali ini aku akan membuat kali...