TWENTY FIVE

3.1K 339 144
                                    

Cast
1. Oh Sehun
2. Kim Jongin
3. Xi Luhan
4. Park Chanyeol

Romance, Bl, M-Preg, Hurt/Comfort

Awas typo!

Chapter menguras emosi. Silahkan kalo pada mau ngomel😂😂😂

.
.
.
.
.
.
.
.
.

SPRING DAY
Kumohon...jangan tinggalkan aku

🐺🐺🐺

Luhan masih terus memperhatikan Sehun dengan tajam. Heran dengan tingkah kekasihnya yang terus saja memandang ponselnya tanpa henti. Sudah lebih dari sepuluh menit berlalu dan dia hanya diacuhkan oleh Sehun hanya karena ponsel. Yang benar saja, seberapa penting sebenarnya isi ponsel itu hingga Sehun sampai mengacuhkannya seperti ini?

Memainkan kakinya tak sabar, Luhan hampir saja menggebrak meja Sehun jika hal ini terus berlanjut. Dia datang bukan untuk melihat Sehun memainkan ponselnya, Oke.

"Sehun!" panggil Luhan untuk yang kesekian kali.

"Hmm" dan hanya itu jawaban yang lagi lagi Sehun berikan. Ingatkan Luhan untuk membanting ponsel Sehun nanti.

Sedangkan Sehun yang tak menyadari kemarahan namja didepannya malah asik bertukar pesan dengan istrinya. Tadi Jongin mengabari bahwa dia telah berangkat ke tempat kerjanya melatih tari. Awalnya Sehun heran sendiri, pasalnya istrinya hampir tidak pernah mengirim pesan padanya. Bahkan hanya untuk memberitahu tentang aktivitasnya. Tapi kemudian Sehun hanya bisa tersenyum membalas pesan Jongin. Dan tak lupa memberi kalimat godaan pada Jongin. Balasannya tentu sudah dapat dia duga, Jongin menulis kalimat panjang berupa sumpah serapah untuknya.

Hah, rasanya sangat menghibur jika sudah menggoda Jongin. Sehun bahkan sampai lupa keberadaan Luhan diruangannya saat ini. Mengakhiri pesan singkat dengan Jongin, Sehun mulai berkutat lagi dengan pekerjaannya. Rasanya dia ingin cepat cepat menyelesaikan semua pekerjaannya dan pulang ke rumah menemui istrinya.

Luhan telah kehabisan kesabarannya sepenuhnya. Dengan kesal dia beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri Sehun. Memeluk namja pucat itu dari samping. Melingkarkan tangan pucatnya ke sekeliling leher Sehun.

"Sehun, kenapa kau mengabaikanku terus?!! Apa kau tidak merindukanku, hmm?" ucap Luhan dengan suara yang dibuat kesal sekaligus manja.

Sehun menghela nafas pelan. Jika seperti ini terus dia tidak akan bisa pulang dengan cepat. Mengabaikan pekerjaannya, Sehun beralih menatap Luhan yang merupakan mantan kekasihnya. Menarik tangan Luhan dari lehernya agar terlepas.

"Luhan, aku banyak pekerjaan."

"Aku tahu, Hun. Tapi tak bisakah kita keluar dan makan malam bersama?" rengek Luhan.

Menghela nafas lagi, Sehun tak tahan jika sudah berhadapan dengan mata rusa Luhan yang berkaca itu. Namja rusa itu dulu jarang sekali menuntut kepadanya. Luhan selalu memenuhi segala keinginannya dengan usahanya sendiri. Dia adalah namja yang mandiri, merintis karirnya dari nol tanpa bantuan orang lain. Sehun sangat kagum akan kegigihan Luhan, namun dia juga kecewa dengan Luhan yang rela meninggalkannya hanya untuk karirnya itu.

"Luhan, aku sudah menikah. Tidak sepantasnya kita seperti ini" peringat Sehun.

Dia harus bisa mengendalikan dirinya sendiri agar tidak jatuh kedalam pesona Luhan lagi, meski nyatanya dia sangat ingin. Namun, sekarang dia sudah punya Jongin. Namja yang akan menunggunya dirumah saat dia pulang nanti.

Spring DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang