SPRING DAY

3.9K 279 60
                                    

SPRING DAY
Kumohon...jangan tinggalkan aku

❤❤❤

Dalam keheningan malam Sehun terpengkur seorang diri. Memandang keluar jendela dengan beribu kecamuk dihati.

Menolehkan pandang ke arah pojok ruangan. Dimana terdapat box bayi tempat anaknya tidur. Sehun tersenyum tipis sebelum kembali memandang keluar jendela.

Butir butir salju terlihat berguguran dari langit, udaranya juga cukup dingin. Sehun sempat berfikir kapan musim semi segera datang. Dia mulai tak tahan dengan hawa dingin ini.

Rasa dinginnya sudah mulai merayap ke tubuhnya dan mungkin tak lama lagi akan menjalar sampai ke hatinya.

Sehun masih menunggu dan dia akan tetap setia menunggu entah sampai berapa lama lagi.

Lelah dengan posisi berdiri Sehun beranjak dari sana dan duduk dikursi dekat ranjang. Sudah sangat malam tapi dia tidak bisa menutup matanya barang sedetikpun. Seolah olah dia akan melewatkan banyak hal jika matanya sampai tertutup.

Diraihnya tangan kurus itu. Terasa dingin. Ternyata dinginnya musim salju bukan hanya membuat tubuhnya membeku, tapi juga membuat tubuh orang yang dicintainya membeku. Sehun jadi semakin berharap musim dingin ini segera berakhir.

"Sayang... Kau tahu hari ini Taeoh terus saja menangis. Dia tak mau berhenti meskipun sudah diberi susu. Aku sangat takut tadi, aku khawatir terjadi sesuatu pada Taeoh. Tapi untung saja Eomma berhasil menenangkannya"

Dengan penuh kelembutan Sehun mengusap tangan dingin itu. Menciumnya dengan penuh perasaan.

"Dokter bilang Taeoh sangat sehat. Dia anak yang aktif dan ceria. Tidak ada yang kurang dengan kondisi fisiknya. Taeoh juga sangat menggemaskan, mirip sekali denganmu. Baekhyun saja sampai tidak mau melepaskan Taeoh" ujar Sehun tenang. Dia sedikit terkekeh geli mengingat bagaimana Baekhyun dan Suho berebut untuk menggendong Taeoh. Sahabat istrinya itu tidak mau melepaskan Taeoh barang sedetikpun, dia terus saja menciumi pipi gembil anaknya.

"Kupikir Taeoh sangat merindukanmu, sayang... Mungkin dia ingin kau bangun maka dari itu dia terus saja menangis. Kau tahu, dia sangat senang jika aku sudah menidurkannya disampingmu. Dia akan berhenti menangis dan langsung terlelap. Taeoh pasti bisa merasakan bahwa ibunya ada didekatnya"

Dada Sehun sesak seketika. Bukan hanya Taeoh tapi dia juga sangat merindukan Jongin.

"Apa begitu indah disana, Jongin? Apa begitu nyaman hingga kau tidak mau kembali padaku dan Taeoh? Jika bukan untukku bukalah matamu untuk Taeoh, Jongin. Anak kita membutuhkanmu. Hikss-"

Air mata Sehun jatuh lagi. Dia jadi terlihat sangat lemah sekarang. Tubuhnya kurus, matanya menghitam dan bengkak. Dia juga lebih mudah menangis jika sedang berdua saja dengan Jongin.

Sudah hampir dua minggu tapi istrinya masih saja tertidur. Belum ada tanda tanda bahwa Jongin akan terbangun. Sehun hanya bisa pasrah, dia tidak bisa berbuat sesuatu selain mengajak istrinya berbicara. Sehun selalu berharap Jongin akan mendengar suaranya dan segera terbangun.

"Aku merindukanmu, Jongin. Sangat merindukanmu. Aku rindu masakanmu, aku rindu pelukanmu, aku juga rindu suaramu. Lebih baik kau memarahiku sepanjang hari daripada tertidur seperti ini, sayang. Lebih baik kau memukulku, memakiku seperti dulu asalkan kau bangun. Kumohon, Jongin... Bangunlahhhh"

Tangis Sehun pecah, suara isakannya terdengar pelan. Dia berusaha menahannya tidak ingin jika suara tangisannya sampai membangunkan sang anak.

Tapi terlambat anaknya cukup peka untuk mengetahui perasaan sang ayah. Dia ikut menangis dengan keras, menyamarkan suara Sehun dengan suaranya sendiri.

Spring DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang