THIRTY EIGHT

2.8K 295 110
                                    

SPRING DAY
Kumohon...jangan tinggalkan aku

Warning!

Disarankan untuk membaca dengan pelan dan penuh penghayatan. Jangan cepet cepet biar tau perasaan Sehun dan Jongin kayak gimana.

🐺🐺🐺

Jongin mengalami pendarahan lagi.

Hal itulah yang tengah terjadi saat ini. Sehun maupun Baekhyun masih harap harap cemas menanti dibangku tunggu.

Tangan Sehun bergetar, bercak darah terlihat jelas disana. Lagi lagi dia merasa bodoh dan tidak berguna. Menenangkan istrinya saja dia tidak bisa. Menghapus air mata Jongin saja dia tak berdaya.

Pagi itu masihlah terasa indah untuk mereka. Sehun bahkan sempat mendengar tawa Jongin saat mengobrol dengan Baekhyun tadi. Dia masih sempat menggoda Jongin, mengobrol dengan bayi mereka, dan dia juga masih bisa mencium bibir istrinya mesra.

Namun, kemudian... Yang terjadi hanyalah jerit kesakitan Jongin. Istrinya itu menangis sembari mencengkram perutnya.

Dia dan Baekhyun panik mendapati darah telah mengotori seprai ranjang rumah sakit. Tanpa pikir panjang Baekhyun langsung berlari keluar kamar dan mencari Seohyun maupun salah satu perawat dan dokter yang bisa dimintai pertolongan.

Sedangkan Sehun sibuk menggenggam tangan Jongin. Menguatkan istrinya semampu yang ia bisa. Karena jujur saja melihat Jongin kesakitan adalah kelemahan terbesarnya. Dia bisa saja pingsan ditempat jika saja Seohyun dan beberapa perawat tidak segera datang.

"Kumohon... Selamatkan Jongin dan anak kami. Jangan biarkan sesuatu yang buruk terjadi pada mereka" gumam Sehun lirih.

Dia sudah tidak tau lagi harus berbuat apa. Ketakutannya semakin menjadi dari hari ke hari. Sehun hanya bisa berdoa sekarang demi keselamatan istri dan anaknya.

Jikapun perlu, dia akan menukar semua yang ia miliki, semua hartanya, jiwanya, hanya untuk istri dan anaknya. Dia akan lakukan apapun asalkan Jongin dan anak mereka selamat.

Air matanya mengalir lagi. Kini dia terisak pelan, meremat helaian rambutnya dengan frustasi. Kenapa dari dulu dia tidak sadar. Kenapa dari dulu dia tidak memiliki hubungan yang baik dengan Jongin. Kenapa baru sekarang ketika perasaannya tumbuh... Dia harus merasakan rasa sakit diambang kehilangan.

"Maafkan aku... Hiks.. Jongin, maafkan aku"

Maaf karena telah bersalah kepadamu. Maaf karena selama kita menikah aku tidak bisa membahagiakanmu. Maaf karena mengkhianatimu. Maaf karena membiarkan Chanyeol pernah melukaimu. Maaf, Jongin.

Kata maaf tidaklah cukup, Sehun tahu itu. Dia namja brengsek, Sehun juga tau itu. Tapi... Apakah namja brengsek sepertinya tidak layak untuk bersama Jongin? Tidakah dia layak untuk memiliki keluarga kecil yang bahagia bersama Jongin dan anak mereka?

Sudah berjam jam, namun Seohyun ataupun perawat belum juga keluar dari kamar inap Jongin. Suasana dilorong itu sangat sepi, hanya ada Sehun dan Baekhyun.

Katakanlah Sehun hancur, namun lihatlah Baekhyun. Seseorang yang telah menemani Jongin jauh lebih lama dibanding Sehun. Seseorang yang telah melihat Jongin pada titik terendahnya, melihat namja tan itu kesakitan dimasa lalunya.

Baekhyun pun sama, dia menangis melihat dengan mata kepalanya sendiri kesakitan Jongin. Meskipun mereka sering bertengkar tetapi tak pernah sekalipun dia berharap Jongin akan semenderita ini. Entah berapa kali dia mengomel, berapa kali dia berteriak kepada Jongin, berapa kali dia mengumpati namja itu. Jongin tetaplah sahabat kesayangannya. Baekhyun rela jika harus berbagi rasa sakit dengan sahabatnya itu. Dia sangat rela.

Spring DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang