Destiny

Lima

     
            Win mengajak bright pergi kesungai tempat dimana ia ditemukan, sekaligus mencoba membantunya mengingat sesuatu. Itupun Sesuai  amanat dari keluarganya yang ingin membantu bright.

            Padahal bright sendiri santai saja tidak terlalu memikirkan ingatannya, karna ia saat ini hanya berpura-pura lupa ingatan.

       "apa kau ingat sesuatu," tanya win saat menunjukkan tepi sungai tepat dimana ia menemukan bright.

       "tidak" Bright menggeleng, tanpa harus memikirkan ia ingat atau tidak.

     "aku dan phi new temukan dirimu disini, apa kau tau kenapa kau bisa terjatuh dan hanyut kesungai,"

     "bagaimana kondisiku, saat kalian temukan aku" tanya bright, pertanyaan yang lebih penting dari sekedar ingatannya.

     "ehm, malam itu. Kami melihatmu sudah tersandar ditepi sungai, kami fikir kau sudah mati karna kau tidak bernafas, tubuhmu pucat dan dingin. Tapi nadimu masih berdenyut maka dari itu phi new, berusaha menyelematkanmu, ia mengeluarkan air dalam paru-parumu dengan menekan dadamu. Lalu tiba-tiba kau kembali bernafas" jelas win, mengingat kejadian malam itu. Dimana ia dan new kebetulan memang melewati arah sungai dan mendapati tubuh bright.
Dan melakukan pertolongan pertama, sehingga ia terselematkan.

      "Yang aku ingat saat itu, aku sudah mati. Tapi kenapa kalian menyelamatkanku,"

     "Oh, jadi kau ingin mati? Apa mungkin kau berusaha bunuh diri?"

     'Jika kau berada diposisiku, merasakan apa yang aku alami, mungkin kau juga akan melakukan seperti itu, win.' bathin bright mengingat bagaimana dirinya yang tertekan karna perilaku ayahnya. Terakhir yang ia ingat ayahnya sudah tak lagi mau mengakuinya anak.

      "hei, kenapa kau diam?" win menegur bright yang malah diam melamun. "Dengar ya, kalau kau berfikir untuk mengakhiri hidupmu, itu adalah hal bodoh. Karna tindakanmu sangatlah salah, kau menyia-nyiakan hidupmu sendiri tanpa berfikir panjang, apalagi kau juga menyia-nyiakan pengorbanan ibumu yang sudah melahirkanmu. kau juga tidak akan dapat apa-apa dari kematianmu, tuhanpun akan membencimu"

      Dia benar...kenapa ia lebih pintar dariku.

    "lagipula jika kau kemarin malam mati aku dan phi new akan kerepotan mengurus mayatmu, apa kami harus menguburmu atau membakarmu."

     Sialan..!  Baru saja dipuji dalam fikiran bright. Runtuhlah pujiannya setelah win sudah mengatakan itu.

      "apa kau bilang.." sentak bright

     "hei jangan marah, aku bercanda. Yang jelas kau harus bersyukur masih diberi kehidupan"

    "ya sekarang aku memang bersyukur"

    "karna kau masih hidup"

    "karna aku bertemu denganmu" sambar bright, tentu sesaat membuat win terdiam. Kenapa tatapan bright melihatnya selalu datar tak ada ekspresi jadi membuat win canggung dengan cowok itu.

    "ehem...ya kau memang beruntung bertemu denganku karna kau masih diberi kesempatan hidup"
     "apa aku juga diberi kesempatan untuk mendapatkanmu" bisik bright menanggapi ucapannya.

     "Hah, apa?"

     "tidak, lupakan" sahut bright,

     "kau ini bicara apa. ya sudah Lebih baik aku mengajakmu pergi berkeliling" sahut win terkekeh, yang kemudian mengajak bright untuk berjalan.

      "kemana?"

      "bekerja"

      "untuk apa?"