Tujuh

2.6K 283 13
                                    

     
            Malam harinya, bright tak bisa tertidur sudah mengejamkan mata berkali-kali tapi tak bisa tertidur. Apalagi mendengar suara dengkuran win yang kelihatan pulas sekali, membuatnya susah untuk tidur.
mungkin karna win sangat kelelahan dengan aktivitasnya jadi ia terbiasa dengan tidur mendengkur seperti itu.
    

      'Kau lucu sekali kalau sedang tidur, win' gumam bright yang datang mendekati win sejenak menikmati wajah tidur win yang menggemaskan.  Ia tidak mengerti kenapa bisa menyukai pria imut itu, padahal banyak wanita cantik, sexi diluar sana yang sangat memuja dirinya. Tapi hati bright terpaut pada seorang win.

       Rasanya bright Ingin iseng mengganggu tidur win, tapi tidak dilakukan karna kasian juga kalau ia terbangun.
        Bright pun tak akan mengganggunya, ia menarik selimut win sekedar membetulkan selimutnya yang sudah berantakan karna posisi tidurnya.
  
  
      Lalu Bright beranjak dari tidurnya ia mengambil kaosnya dan meminjam jaket sweater milik win yang kemudian ia berjalan keluar kamar itu.

       Ia berniat ingin beranjak keluar rumah, karna ingat siang tadi selintas matanya melihat ada tempat telpon umum yang mungkin bisa ia gunakan.

      Dengan diam-diam langkah bright keluar menuju depan rumah, agar tidak membangunkan keluarga win. tapi saat melewati kamar new, jutru ia  disapa olehnya.

     "Eih, kau belum tidur?"

     "eh phi," bright agak kaget dan sejenak berhenti dari langkahnya "aku tidak bisa tidur... Jadi mau cari udara segar diluar"

      "ehm, pasti si win sudah tidur ya. Mau aku temani"

      "Tidak perlu phi, phi pasti sedang belajar aku tidak mau mengganggu. Aku juga keluar Hanya sebentar saja."

     "oh. ya sudah. eh...tunggu" new sejenak menahan bright yang mau pergi, ia pergi kedalam kamarnya mengambilkan sesuatu. 
"apa ini punyamu?"

        Bright agak terperangah ketika melihat ponsel android hitamnya disodorkan oleh new. ingin mengakui, tapi ia ingat ia masih berpura-pura amnesia. "Dari mana phi dapat"

      "benda ini baru aku ambil tadi sore didekat sungai. Aku fikir ini milikmu yang terjatuh saat kami menolongmu. Benda seperti ini orang desa pun tidak akan ada yang memilikinya, karna itu aku membawanya untukkmu"

       Bright terdiam, ia tak percaya ponselnya yang sudah mati dan retak itu masih terbawa arus olehnya, sejenak ia merasakan kembali bagaimana kejadian yang menimpanya disaat sebelum terjatuh memang ia mengantongi ponselnya. "terima kasih phi. aku tidak ingat, tapi mungkin saja ini memang ponselku."

      "Iya, aku rasa juga begitu, kalau ponsel ini tidak rusak dan berfungsi. Pasti kamu akan ingat sesuatu dari benda ini."

      "Ehm, iya Tapi ini rusak dan mati" bisik bright, sambil memperhatikan handpone yang sebenarnya memang banyak sekali data yang penting ada didalam hanponenya itu.

      "apa sebaiknya kau meminta win membetulkan ponselmu, mungkin saja ia bisa memperbaikinya. Walaupun ia sebelumnya belum pernah memperbaiki ponsel, tapi coba saja"

     "iya terima kasih phi, nanti aku akan fikirkan" jawab bright, new pun menepuk bahunya lalu kemudian masuk kembali kedalam kamar.

       Bright sendiri tak memikirkan apa ia harus membetulkan hanponenya atau tidak, yang jelas kalau handponenya menyala, Mereka semua akan tau siapa dirinya. Terlebih nantinya akan ada banyak panggilan yang masuk kalau hanponenya kembali aktiv.

      Yang sekarang ingin ia lakukan adalah melanjutkan niatnya pergi ketempat penyewaan telpon umum yang letaknya ada dipertigaan jalan. Satu-satunya tempat yang menyediakan telpon didaerah itu.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang