Dua Puluh Satu

1.3K 165 28
                                        


        "Aisshhh..." tommy mengeluh, ketika jimmy tengah mengobati luka memar diwajahnya. Didalam area villa milik jimmy, yang saat itu jimmy mengajaknya mampir untuk sekedar istirahat dan mengobati luka tommy.

      "sorry...sorry." jimmy lebih melembutkan tekanan tangannya agar tommy tidak merasakan sakit. Dengan sangat hati-hati dan penuh perhatian jimmy menyelesaikan mengobatinya, "siapa sebenarnya yang melakukan ini padamu. Apa kau masih tidak mau memberitahuku?"

       Pertanyaan jimmy sejak tadi tak terjawab olehnya, karna tommy tak mau menceritakan kebodohan dirinya dalam perjalanannya dengan win.
       tapi dalam diam dan posisinya tommy justru memperhatikan pandangan wajahnya pada jimmy. Dan sadar saat itu, jimmy menangkap tatapan tommy yang begitu mendalam padanya, tanganya pun terhenti sejenak.

       "hei, tom kenapa tak jawab? apa yang kau lihat?" tanya jimmy.

       "melihat wajahmu" jawab tommy. "apa aku sedang bermimpi atau tidak, karna bisa melihatmu sedekat ini...aww..."

     Yap, jimmy sedikit mencubit pipinya sampai tommy terintih.

    "apa itu sakit" tukas jimmy.

      "ya tentu sakit" jawab tommy sambil mengusap kasar pipinya.

     "kalau merasakan sakit, apa kau masih berfikir itu mimpi?" tanyanya yang nyatanya memberikan respon nyeri agar tommy tersadar dari kalimat 'Mimpi' yang diucapkannya.

     "..."tommy terdiam, karna Tentu tommy merasakan cubitan tangan dan sentuhannya itu. Dan itu bukan mimpi! Saat ini ia memang berada dihadapannya .

     "berapa kali kau mengatakan kalau aku itu mimpimu. Apa aku selama ini hanya hadir dimimpimu ehh...? Atau kau memang mengganggapku hanya mimpi" celetuk jimmy, yang seketika tangannya datang mengusap pipinya yang tadi tercubit. Mata tommy terbelalak tak percaya, saat merasakan sensasi kelembutan sentuhan tangannya yang membuat jantungnya berderit tak beraturan. Ada yang berbeda dari sela tatapan matanya, apalagi jimmy berbicara dengan mendekatkan wajahnya begitu makin membuat dirinya gugup. "berhentilah menganggapku mimpi, karna aku bukan mimpimu, bukan bayanganmu. Tapi Aku nyata dalam hidupmu... dihadapanmu...bersamamu"

       "jimm..." suara tommy menjadi kelu memanggil, tak percaya jimmy berkata seperti itu.

      "kau panggil namaku pun itu bukan mimpi. Aku mendengarmu dengan jelas bahkan..." tangan kiri jimmy kala itu datang merengkuh kedua pipi tommy, yang menempatkan posisi tegak menghadapnya. Satu tatapan mata yang membuat tommy makin canggung dan gugup "suaramu...seakan terngiang ditelingaku. Hingga kau terus merancu pada pikiran yang membuatku ingin memilikimu"

     Deg...

     jantung tommy kembali berdegup kencang, dengan alirah darah yang meningkat hingga mencapai batas sampai tubuh tommy gemeteran tak karuan.

     Menangkap tatapan mata jimmy yang penuh hasrat sesetiba mendekati wajah tommy, dengan perlahan dan perlahan tergerak mendekati. tepatnya jimmy ingin mencapai bibir tommy yang kala itu terlihat mengesankan ingin dikecupnya. Dan Tommy pun dengan perasaan gugup, merasa semakin tak nyaman padahal seharusnya ia senang karna itu kesempatan ia bisa dicium oleh orang yang ia sukai. Tapi kenapa ia jadi serasa gemataran begitu.

      Namun...

      Aii...shittt...tommy langsung spontan beranjak bangun dari duduknya. saat bibir jimmy sudah mencapai garis tipis bibir tommy.

 
      "kita harus mencari win. Jim, kalau tidak bright akan marah" tommy berseru mengingat bright berpisah dengan mereka untuk mencari win, sekaligus alasan tommy agar bisa menghindar dari perasaan gugupnya saat itu.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang