Empat Belas

1.7K 180 20
                                    

Dilanjut...yukk....😊

           "Win...win? Buka pintunya," mae win mengetuk pintu kamar win yang sedari tadi terkunci dari dalam. "Hei, win"

            Tapi win tak merespon permintaan maenya untuk membuka pintu, ia hanya duduk menyandar dinding dengan posisi meringkuk pada kedua lututnya.

      "win, buka pintunya. Bright ada disini, ia ingin bicara padamu" kali ini suara phonya terdengar.

      "Aku tidak mau bicara dengannya. Usir dia dari rumah kita pho, dia itu seorang penipu!!!" sentak win menjawab dengan nada ketus.

         Bright yang mendengar perkataannya, terasa sangat pilu. Karna ia tau win pasti masih sangat marah padanya. Dan harapan yang ingin bicara dengannya sangatlah kecil, Jika win terus menganggap dirinya seorang penipu.

 
        Mae win dan phonya pun berhenti membujuk win setelah mendengar kalimat itu. Mereka kembali pergi menemui bright yang sedari tadi menunggu diruang depan tapi bisa mendengar jelas suara win barusan didalam kamarnya.

       "Beri waktu win untuk bisa menenangkan dirinya sendiri, bright." ujar mae win. Yang Saat ini Mae win dan phonya sudah bisa menerima maaf bright dan berusaha mengerti dengan keadaan bright saat ini, tapi win terlalu keras kepala untuk mendengarkan segala penjelasannya.
   
       "iya mae, saya mengerti kalau win sangat marah pada saya. Karna saya memang salah telah membohonginya Dan membohongi kalian. Saya minta maaf, sekali lagi maafkan saya" bright dengan sangat menyesalnya merunduk memohon maaf pada kedua orangtua win. Hingga bright beranjak dari kursinya dan berlutut dihadapan mereka.

       "Hei apa yang kamu lakukan, bangunlah..bangun nak" mae win sungguh terkejut sampai bright melakukan itu. Berposisi berlutut dihadapan mereka duduk.

    "iya, bangunlah bright. Kamu tidak perlu melakukan ini" ayah win juga merasa sungkan bright berlutut pada mereka.

       "saya benar-benar malu dan merasa bersalah karna telah memanfaatkan kebaikan kalian selama ini"

     "Jangan bilang seperti itu, mendengar ceritamu saja membuat kami terkejut. Duduklah" ujar ayah win, menariknya berdiri, meminta bright untuk duduk kembali.
         bright menurutinya ia beranjak dan kembali duduk dibangkunya.
       Walau bright sudah menceritakan sekilas alasan ia berbohong dan mereka mau mengerti dan memaafkannya. tetap saja bright masih merasa tidak enak hati. "Aku tidak tau harus bicara apa pada kalian, tapi terima kasih karna kalian mau mendengarkanku dan percaya padaku"

      "Ya, bright. Kami percaya. Karna kami lihat kamu tidak seperti orang jahat, bahkan sejak pertama mae melihatmu mae sudah yakin kalau kamu memiliki banyak masalah, dan mae sangat prihatin soal itu." mae win hampir menangis kala mendengar cerita bright mengenai keluarganya. "kamu harus bisa tegar nak...mae yakin kamu bisa mengatasi masalahmu"

        "..."  Bright mengangguk, sangat begitu terhanyut ketika mae win bicara seperti itu, karna sudah sangat lama ia ingin ada seorang ibu yang mengatakan seperti itu padanya. Beruntungnya ia bisa mendengarkan hal itu dari sosok mae win.

       "Dan kamu harus tau, kenapa win sangat membenci seorang pembohong, itu karna ia memiliki pengalaman tak mengenakkan" ujar phonya yang sekedar memberitahukan apa yang win alami, yang mungkin bright tidak tau. Dan kali ini bright mengarah pada pho win, ingin mendengarkan hal itu.  "ia pernah beberapa kali dibohongi tapi yang membuatnya benci sampai saat ini. Adalah orang kota yang pernah datang katanya ingin menjanjikan pekerjaan padanya.  Dengan syarat memberikan uang untuk modalnya disana. Ia sangat mempercayainya sampai saat ia sudah memberikan seluruh uang tabungannya, justru ia ditipu, uangnya dibawa kabur dan ia tak mendapatkan pekerjaan itu."

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang