OS~PART 16

1K 134 31
                                    

STORY BY WIWIT GOMEZ



.....

Pagi itu, Al berkunjung ke rumah Stefan. Mereka tidak ada jam kuliah pagi, jadi Al memutuskan untuk ke rumah sahabat nya terlebih dahulu. Stefan membawa dua cangkir kopi dari dapur. Dia mendekati Al lalu menyerahkan satu cangkir ke pria itu.

"Ariel tidur disini semalem?" Al bertanya. Dia menyandarkan kepalanya ke pangkal sofa.

"Iya. Di atas masih tidur. Kumat manjanya."

"Itu favorit lo kan Stef kalau dia manja?" Al terkekeh seraya menyesap kopinya perlahan-lahan.

"Itu favorit lo kan Stef kalau dia manja?" Al terkekeh seraya menyesap kopinya perlahan-lahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stefan mengangkat dua bahunya.

"Lo tau, dia tuh lagi aneh belakangan ini. Kalau ngomong suka ngelantur. Suka banget bikin ulah lagi." ujarnya.
Al menaruh cangkir kopi nya keatas meja.

"Itu gara-gara dia kelamaan jomblo." kini, Stefan yang di buat terkekeh oleh Al.

"Tapi lo serius Stef gak ngarepin Ariel lagi?" Stefan menarik nafas. Dia selalu susah menjawab jika di beri pertanyaan seperti itu.

"Entahlah. Yang jelas gue sayang sama dia. Dia sahabat kita Al biar bagaimana pun juga. Bagian dari hidup kita." Al mengangguk menyetujui.

Mereka bertiga memang sudah seperti satu darah. Sejak kecil, ketika orangtua mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing, mereka hanya bisa menghibur diri mereka dengan bermain bersama. Saling memberi perhatian agar tidak merasa sendiri. Bahkan, baik Al, Stefan dan Ariel merasa persahabatan mereka itu sudah takdir Tuhan. Mulai dari orangtua mereka yang bersahabat, jarak rumah yang tidak terlalu jauh, hingga nasib mereka yang sama.

"Karena lo juga sama kayak Ariel, Elo sahabat gue, jadi gue bilangin yah. Jangan main-main dengan cinta, Stef." Stefan melempar bantal kecil ke Al, hingga mengenai wajah pria itu.

"Kayak lo udah ngerti cinta aja." Al tidak membalas. Dia hanya menjulurkan lidah pada Stefan.

Mendadak wajah Al berubah. Dia seperti seseorang yang tengah memikul beban berat, membuat Stefan mengernyitkan dahinya lalu bertanya.

"Kenapa lo?"

"Masalah hubungan gue dengan Yuki cuma Ayah dan kakak nya doang, Stef."

Bersamaan dengan itu, Ariel tengah menapaki anak tangga untuk turun ke bawah. Gadis itu berhenti saat mendengar ucapan Al baru saja.

"Lo tau kan, Yuki bukan seperti kita yang berontak dengan orangtua tuh udah biasa. Dia tipe cewek yang patuh sama perintah orangtuanya." Sebelah alis Stefan terangkat. Dia nampak serius mendengarkan pria itu bercerita.

"Kemaren gue nganter Mamah ke rumah Nasya--"

"Rumah Nasya?" Stefan bertanya.

"Iya. Lo tau kan Nasya pasien nyokap gue sekarang." Stefan mengangguk. Al sudah menceritakan soal itu.

OUR STORIES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang