OS~PART 18

1K 144 59
                                    

STORY BY WIWIT GOMEZ










..........

Stefan mondar-mandir di depan pintu ruang operasi. Al baru saja di bawa masuk kesana. Dia menengadahkan kepalanya lalu menghembuskan nafas. Dia sedikit menyesal datang tidak tepat waktu. Namun disisi lain dia puas karena keputusannya membawa polisi ke rumah Morgan itu benar. Dan sekarang, lelaki itu di bawa ke rumah sakit tahanan untuk diobati luka tembak yang berasal dari salah satu polisi yang datang bersamanya.

Stefan menatap Yuki yang duduk di kursi. Gadis itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Stefan menarik nafas, lalu mendekati gadis itu dan duduk di sampingnya. Dia menyentuh pundak Yuki sampai gadis itu menoleh. Kini Stefan tau bahwa sejak tadi Yuki menangis sampai wajahnya basah kuyup oleh airmata.

"Al baik-baik saja, jangan takut." ujarnya seraya menghapus air mata di pipi gadis itu.

"Apa yang sebenernya terjadi diantara kalian?" Yuki bertanya dengan suara lirih. Morgan, Bella, kebencian pria itu pada Al, dan pistol, juga suara tembakan. Semua membuat kepala Yuki hampir pecah.

Stefan meraih tubuh gadis itu kedalam pelukannya.

"Gue akan cerita ke elo Yuk, tapi enggak sekarang. Lo harus nenangin diri lo dulu."

Suara derap langkah kaki yang mendekat membuat Stefan melepaskan pelukannya. Mereka menoleh ke depan, mendapati Maia dan Dhani baru saja datang. Raut kekhawatiran terpancar di kedua wajah mereka.

"Stefan, apa yang terjadi? Al dimana? Apa dia baik-baik saja?" Maia bertanya panik. Stefan berdiri, dia meraih kedua bahu wanita itu.

"Al di dalam tante, sedang di tangani dokter. Tante Maia jangan panik, yah? Tante tenang."

"Al..." wanita itu menutup mulutnya dengan telapak tangan kemudian terisak. Dhani yang menyadari kehadiran Yuki pun memperhatikan nya. Dalam hati dia bergumam seperti pernah ketemu dengan gadis itu.

"Kamu," Yuki mendongak menatap Dhani dan sontak membuat wajah lelaki itu merah padam.

"Kamu kan anak Bapak tua itu. Ngapain kamu ada disini hah?!" Stefan menoleh pada Yuki dengan dahi mengernyit, sementara gadis itu berdiri dengan wajah pucatnya.

"Oh ini pasti gara-gara kamu kan? Apa yang sudah kamu lakukan dengan putra saya?!"

"Mas. Kamu apa-apaan sih?!" Maia menegur tegas suaminya. Stefan berbisik pada Yuki.

"Dia tau lo dari mana?" Yuki tidak menjawab Stefan, dia hanya terdiam.

"Kamu tau Mah, dia ini adik dari orang yang merusak mobil ku. Kalian itu pembawa sial. Jangan dekat-dekat dengan anakku!!" Maia hanya mengurut tulang hidungnya menghadapi suami yang keras kepala seperti Dhani.

"Mereka tidak seburuk itu." balas Yuki dengan lirih.

"Anda boleh menghina saya tapi tidak menghina Ayah dan kakak saya." Dhani tertawa sinis. Stefan memejamkan kedua matanya.

"Cukup. Hentikan." Dia berkata tegas.

"Ini rumah sakit Om. Dan Al sedang berada di dalam sana. Enggak seharusnya kita membuat keributan." pria itu menatap Yuki.

"Yuki, gue anter lo pulang yah sekarang?" Yuki menggeleng.

"Tapi Stef--"

"Husst. Enggak ada penolakan. Lo sekarang pulang, gue janji gue akan kabarin lo soal keadaan Al. Takutnya keluarga lo khawatir."

Mengingat keluarganya, Yuki pun mengangguk. Stefan menggenggam telapak tangannya lalu membawa dia pergi meninggalkan Maia dan Dhani disana.

...........

OUR STORIES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang