OS~PART 21

978 126 30
                                    

STORY BY WIWIT GOMEZ






























.....

Kevin berdiri dari kursi tunggu. Dia menghampiri Verrel yang berjalan mondar-mandir di depan ruang ICU. Pria itu nampak terlihat lusuh dan berantakan. Kevin menepuk pundak nya, membuat Verrel berhenti bergerak lalu menoleh padanya. Wajah Verrel sangat merah menahan tangis. Dia memang lemah jika sudah menyangkut soal Mila. Verrel sangat menyayangi kakak perempuannya.

"Verrel, tadi Mila tiba-tiba dateng ke bengkel nemuin gue. Dia bilang dia ingin mengatakan sesuatu, tapi entah itu apa. Karena sebelum mengatakan nya dia sudah pingsan." ujar pria yang memiliki tahi lalat di hidung itu menjelaskan.

Verrel menepuk bahu Kevin seraya tersenyum.

"Thanks. Lo udah bawa kakak gue ke rumah sakit." lalu Verrel menghela nafas. Mungkin dia yang harus menyampaikan pada lelaki itu soal perasaan Mila.

"Sebenarnya kak Mila mau bilang ke elo. Kalau dia--" ucapan Verrel terputus saat pintu ruang ICU terbuka.

Seorang Dokter tampan muncul dari sana.

"Dokter, gimana keadaan kakak saya?" Verrel bertanya. Dokter itu menarik nafas berat.

"Verrel, kondisi kakak kamu sangat menurun. Sudah hampir dua minggu ini Mila tidak datang untuk check up. Sehingga, dia seperti ini."

Verrel terpaku. Mila tidak check up hampir dua minggu? Padahal gadis itu selalu bilang padanya kalau dia tidak pernah lupa untuk ke Dokter. Jadi, selama ini Mila berbohong padanya?

"Kamu berdoa saja untuk dia. Mudah-mudahan ada keajaiban dari Tuhan untuk memulihkan kakak kamu." Dokter menepuk pundak Verrel dua kali sebelum kemudian dia berlalu pergi meninggalkan ruang ICU bersama suster di belakang nya.

Verrel berjalan mundur sampai membentur tembok. Kepalanya menunduk membuat air mata yang keluar menetes jatuh ke lantai. Verrel merasakan hantaman keras mengenai bagian dalam hatinya, hingga dia merasa sesak yang teramat sangat. Ini jauh lebih menyakitkan dari hal apapun di dunia ini. Mendengar keadaan kakak nya yang buruk. Dan apakah akan ada keajaiban itu untuk kakak nya? Untuk Mila yang dia sayangi.

Jika dia boleh menangis, dia ingin menangis sampai air mata nya kering. Biar semua orang tahu, dia lemah tanpa wanita itu. Tanpa Mila, Verrel tidak tahu akan seperti apa hidupnya.

Kevin menjauhi Verrel. Dia kembali menuju kursi dan terduduk disana dengan kedua telapak tangan menutupi wajahnya. Meski dia baru dekat dengan Mila, namun Kevin merasa dia sudah sangat mengenal gadis itu. Bayangan ketika mereka ke pasar malam kemarin itu pun berputar di kepala Kevin. Dari lubuk hatinya, lelaki itu berharap jika malam kemarin bukanlah menjadi malam terakhir untuk mereka.

............

"Eh sorry ganggu. Lo tau Stefan ada dimana enggak?" Wilo bertanya ke salah satu orang yang dia temui di jalan. Gadis itu sudah ada di sekolah tari, dan mencari Stefan di kelas modern dance namun pria itu tidak ada disana.

"Kayak nya masih di tempat pertunjukan deh. Soalnya tadi anak-anak dari tari daerah pada tampil gituh." ujar gadis berrambut hitam tebal itu. Wilo mengangguk.

"Makasih yah." setelahnya, dia berjalan ke ruang pertunjukan dimana ruangan itu hanya ada panggung besar dan kursi penonton.

Di dalam sana, Stefan di kejutkan oleh kedatangan Ariel yang tiba-tiba. Pria itu mengernyitkan dahinya, melihat Ariel yang beberapa hari ini nampak terlihat bahagia.

"Stef. Ada pertunjukan yah? Lo kok gak ngundang gue?" Stefan menselonjorkan kakinya ke kursi depan. Ariel mendudukan diri do samping Stefan. Mereka berada di tengah-tengah kursi penonton.

OUR STORIES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang