OS~PART 2

1.9K 207 59
                                    

Story by Wiwit Gomez


alhamdullillah banyak yg suka n penasaran kuyy cussss lanjut

happy reading all......












.......

Yuki dan Willona keluar dari gedung bersamaan, keduanya berjalan melewati halaman kampus yang luas dan panjang itu sembari mengobrol. Masih banyak mahasiswa yang memilih untuk bersantai-santai menikmati obrolan mereka. Willona merangkul bahu Yuki lalu berucap dengan suara pelan.

"Yuk, lo masuk kesini dengan beasiswa yah?" tersenyum canggung, Yuki mengangguk.

"Iya," jawabnya. Willona bertepuk tangan lalu memeluk gadis itu

"Ahhh lo hebat. Gue bangga punya temen yang pinter. Ya lo tau lah, soalnya gue enggak pinter-pinter amat." Dia meringis di akhir kalimatnya. Yuki terkekeh.

"Kamu juga hebat kok. Yang masuk ke kampus ini udah termasuk jadi orang yang pinter."

"Yakin? Banyak loh yang masuk karena ini." Willona memperagakan kata 'uang' dengan tangannya. Yuki mengernyit, gadis itu mendekat kan wajahnya pada Willo.

"Kamu tidak termasuk, kan?" Willo sontak menepuk pantat Yuki dengan buku yang ada di tangannya.

"Ish. Ya enggak lah. Seperti yang lo bilang, gue pinter kok." Dia berkata bangga, lalu keduanya tertawa bersama. Semakin terbahak, langkah Yuki menjadi tak beraturan, gadis itu berjalan sedikit menjauh dari Willo.

Dari arah belakang, Al nampak berjalan terburu-buru. Al berbicara dengan seseorang di ponsel nya, raut wajahnya yang terlihat marah itu membuat ia tidak fokus. Sehingga, tubuh kekarnya menabrak seseorang yang mendadak menghalangi jalannya. Yuki mengaduh ketika lututnya membentur batako yang ia pijak. Willo melebarkan mulutnya dengan mata membulat, sementara Al buru-buru mematikan ponsel nya.

"Maaf, tadi--" ucap Al sembari mengulurkan tangannya pada Yuki. Namun Al tak melanjutkan ucapannya ketika Yuki mendongak menatapnya.

"Tidak masalah." Yuki melirik pada Willo, meminta gadis itu untuk membantunya. Dengan segera Willona pun membantu Yuki berdiri kembali.

"Apa, ada yang sakit?" Tanya Al. Yuki menggeleng sembari mengusap lututnya.

"Tidak ada. Salah ku juga jalan tidak beraturan. Maaf." setelah berkata seperti itu, Yuki segera menarik Willona untuk meninggalkan Al yang masih terpaku di tempatnya. Lelaki itu terus memandangi tubuh Yuki yang semakin menjauh. Tanpa ia sadari sudut bibir nya terangkat membentuk senyum tipis. Al kembali mengingat wajah gugup Yuki beberapa detik yang lalu ketika keduanya saling beradu pandang.

"Yuki, lo gak apa-apa?" Willona bertanya. Keduanya sudah sampai di depan gerbang kampus.

"Iya, gak apa-apa."

"Ya udah kita pulang bareng aja gimana? Biar gue cari taksi dulu."

"Eh enggak-enggak." cegah Yuki dengan cepat.

"Kenapa?"

"Aku naik bus aja, Will." seperti mengerti maksud Yuki, Willo pun mengangguk.

"Ya udah deh, hati-hati ya Yuk." keduanya bercipika-cipiki sebelum kemudian berpisah jalan.

Tentu saja Yuki memilih pulang dengan Bus, dia tidak seperti Willona atau teman-teman kampus yang lainnya. Yang mampu membayar taksi sampai di depan rumah mereka. Menyadari itu, Yuki hanya tersenyum tipis. Tak apa dengan kekurangannya, toh sampai sekarang Yuki masih senang-senang saja menjalani hidup seperti ini.

OUR STORIES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang