"Jadi, gue bakalan dapet keuntungan per tiga bulan sekali?" tanya Hanbin dan disusul anggukan kepala Bobby.
Sesuai saran Jisoo tentang investor di toko barunya nanti, Bobby sekarang sedang berpromosi kepada Hanbin.
"Sebenernya gue kaga paham sama apa yang lo jelasin tadi, Bang..." kata Hanbin membuat Bobby mengumpat, "lo kan tau gue goblok di ekonomi."
Bobby menghela nafasnya, "Jadi... Lo mau ga?"
"Ya meskipun gak paham... gue ikut deh..." jawab Hanbin, "ya kali abang gue ngajak bisnis gue ga ikut."
"Gitu dong... kali-kali lo berguna..." kata Bobby membuat Hanbin gantian mengumpat.
"Yaudah, buat aja surat kerjasama dan perjanjiannya. Nanti gue tandatangan sekalian transaksi uangnya..." kata Hanbin santai sembari meminum Boba-nya.
Bobby langsung mengangguk, tetapi tak lama setelah itu ia tersadar. "Lo dapet duit dari mana?" tanya Bobby membuat Hanbin mengumpat. "Jangan bilang lo ngepet, Bin?"
"Kaga..." jawab Hanbin yang sudah siap untuk bergegas dan keluar dari counter Sang Abang. "gue jual ginjal sama paru-paru."
"Oh... kalo itu gak apa-apa. Gak dosa..." jawab Bobby, sedangkan Hanbin sudah kembali melontarkan umpatan kasar lagi kepada Sang Abang.
"Dah ah... gue mau balik."
"Tiati..." teriak Bobby saat adiknya itu sudah menuruni tangga. Sedangkan Hanbin hanya mengangguk tanpa memberikan jawaban.
"Rin... tolong print surat kerjasama dan perjanjian yang dibuatin si Dahyun itu..." kata Bobby saat salah satu pegawainya lewat, "minta ke si Jeonghan aja datanya."
"Siap, Bang..." jawab pegawai tersebut. Sedangkan Bobby menghela nafasnya sejenak, lalu kembali fokus pada data pemasukan harian yang ia terima.
"Bob... udah pada selesai nih." Jeonghan datang menghampiri Bobby, "toko mau ditutuop. Lo mau gue kurung atau ikut balik?"
"Balik lah anjir," jawab Bobby sembari menutup laptopnya.
Jeonghan adalah teman seperjuangan Bobby. Lebih tepatnya, Jeonghan adalah salah satu teman SMK yang Sungjae kenalkan kepada Bobby. Jeonghan juga pegawai pertama Bobby. Keduanya kompak merintis B-Cell bersama. Jeonghan yang menjaga counter, sedangkan Bobby sesekali mengecek di sela-sela kesibukannya saat kuliah.
"Bobby..."
Bobby yang baru saja tiba di lantai satu counter langsung menyipit saat melihat seorang wanita melambaikan tangan kepadanya.
"Mba Sora?" tanya Bobby, "ada apa Mba?"
"Ini Bang, Ibunya mau ambil laptop yang baru dia service tadi siang...."
Bobby menaikan sebelah alisnya, merasa curiga karena wanita tersebut terus menerus datang ke counter. Dengan berbagai macam alasan.
"Besok siang aja Mba, soalnya jam operasional udah selesai. Nanti Arin besok kasih tau..." kata Bobby santai.
"Iya, Bu..." kata Arin yang sedari tadi menahan wanita tersebut, "besok saya langsung hubungi Ibu jika laptopnya sudah selesai."
"Saya gak ngomong sama kamu!" sewot wanita dengan pakaian dinasnya.
Bobby menghela nafasnya, "Sorry Mba... besok lagi aja. Atau nanti dianterin deh laptopnya sama salah satu pegawai..." kata Bobby berusaha sopan, "ini udah malem, yang lain juga udah pada mau pulang, Mba."
Wajah wanita tersebut terlihat dibuat-buat sedih, "Yaaah..." gumam wanita tersebut terdengar sangat manja. "Tau gitu Mba gak usah kesini, mana udah malem banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Man✓
FanfictionBobby si gila nan bobrok Mampu menjadi kepala keluarga yang baik