49. Laptop Merah Muda

1.5K 298 60
                                    

Kalian tahu pemandangan paling indah menurut Bobby itu apa?

Langit senja yang menjingga? No!

Hamparan pasir putih di pantai? No!

Gepokan uang di berangkas Om Jaejoong? Cukup indah, tetapi masih kalah.

Karena menurut Bobby, pemandangan paling indah baginya adalah saat ia melihat Sang Istri sedang bermain dengan Jihan dan Dihan. Seperti sore ini. Tiga harta berharganya sedang asik bernyanyi sembari menari, mereka bahkan sampai tak sadar bahwa Bobby sudah pulang.

"Assalamu'alaikum," kata Bobby, mengalihkan fokus istri dan anak-anaknya.

Jihan, princess-nya Bobby bahkan sudah menghentikan tarian, tak lagi peduli dengan lagu kesukaannya. Baby shark. "YAYAH!" teriak Jihan.

Bobby langsung berlagak lari dengan langkah besar, menghampiri putrinya yang berlari ke arah ia. "Pelan-pelan Princess," kata Bobby kepada Jihan. Putrinya itu sudah berada di pelukannya.

Jihan memang jauh lebih manja daripada Dihan. Bahkan jagoan Bobby dan Jisoo itu masih terus asik bergumam, mengikuti alunan musik yang ada di layar televisi.

"Hei jagoan," sapa Bobby yang ikut bergabung dengan putranya. "Asik banget, sampe gak nyambut Yayah."

Dihan langsung menoleh kepada Sang Yayah, lalu tersenyum. Senyum yang terlihat lebih mirip seperti Jisoo. "Yayah ..." kata Dihan dan menjatuhkan tubuhnya pada pelukan Bobby.

"AAAAA! AAAAAAA!" Jihan yang tertindih oleh Dihan dengan heboh berteriak. Anak perempuan itu bahkan tak segan memukul kepala Dihan dengan tangan kanannya yang bebas.

Dan keributanpun semakin menjadi, bahkan semakin parah karena Bobby hanya tertawa saja. Sedangkan Jisoo, perempuan itu sedang menyiapkan teh hangat untuk suaminya.

"Aduh ... aduh ... aduh ..." keluh Bobby karena dua anaknya semakin brutal. "Bubu tolooooong," panggil Bobby, pria itu sudah tiduran di atas karpet tebal ruang keluarga, dengan Jihan dan Dihan bergulat di atas tubuhnya.

"Siapa yang mau buaaaah?" tanya Jisoo yang datang dari arah dapur, lengannya sudah membawa nampan berisi teh hangat, dan berbagai jenis buah.

Dihan dan Jihan langsung berhenti bergulat, mereka bahkan sudah beranjak dari tubuh Bobby. Memang cara paling ampuh melerai dua anak Bobby itu adalah membawa makanan.

"Iya ini, buah naga punya Kakak. Terus ini, mangga punya Princess."

"Buat Yayah mana?" tanya Bobby yang baru saja bangun dari posisi sebelumnya. Dan saat pria itu menghampiri anak-anak dan Istrinya, Jihan langsung memberikan garpu untuk Bobby. "Ini buat Yayah?" Jihan mengangguk, tangan kirinya mengulurkan garpu untuk Sang Yayah.

"Nyah," jawab Jihan mengangguk.

"Terimakasih, Princess ..." kata Bobby dan menerima garpu tersebut, dengan drama penuh haru.

Jihan dan Dihan tak lagi ribut, mereka duduk di atas matras tempatnya bermain, dan fokus memakan buahnya masing-masing. Sedangkan Jisoo dan Bobby, mereka ikut memakan buah juga, sembari mengawasi dua anaknya yang takut-takut saja kembali bergulat.

"Kamu udah makan?" tanya Bobby kepada Jisoo, pria itu bahkan mencuri ciuman singkat di bibir Sang Istri.

"Tadi siang aku makan sama anak-anak," jawab Jisoo. "Tadi aku kirimin makanan ke counter, nyampe kan?"

Bobby langsung membuka mulutnya, "Yang, wadahnya lupa ga kebawa ..." kata Bobby. "Itu tupperware ya?"

Jisoo langsung terkekeh, ia dengan santai menggeleng. "Bukan," jawab Jisoo tenang. "Aku tau kamu pasti bakalan lupa, makanya sengaja pake wadah plastik yang biasa."

My Crazy Man✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang