"Kita cuma liat loh ya..." kata Jisoo kepada Bobby yang mendorong stroller Jihan dan Dihan, "bukan beli."
Bobby yang moodnya sedang sangat baik, dengan cepat menganggukkan kepalanya, "Iya, liat-liat aja kok...." Pagi ini sesuai dengan permintaan Bobby kemarin, mereka akan melihat-lihat isi dari rumah Hwasa.
"Weh Keluarga Cemara..." goda Rose--salah satu penduduk Graha Permai-- saat melihat Bobby, Jisoo dan Si kembar sedang jalan beriringan menuju Blok A.
"Dari mana Lo?" tanya Bobby karena melihat Rose berjalan dari arah depan komplek, "masih pagi udah ngapel aja."
Rose langsung mendelik saat mendengar perkataan Bobby, "Jihan sayang..." panggil Rose membungkuk pada Dihan yang ia kira Jihan, "nanti kalo udah gede, jangan kaya Bapak kamu ya, Nak."
"Onty Oci yang matanya keces," balas Bobby berlaga menjadi Dihan, "Aku Dihan gans... Jihan ini yang disebelah aku."
"Yayayayah!"
"Awas, Chi!" usir Bobby, "Princess gue sawan liat spesies baru macem lo."
"Padahal Paman-pamannya masuk kategori spesies langka yang berbahaya..." sewot Rose sebal, "sabar-sabar ya Teh, kalo misalnya nanti anak-anak lo kaya bapaknya."
Jisoo yang sedari tadi sesekali menyuapi Jihan dan Dihan sarapan, kini hanya terkekeh saja, "Do'anya ya semoga kuat."
Rose menganggukkan kepalanya, "Emang bener... jodoh itu cerminan diri," gumam Rose yang baru sadar, bahwa kelakuan Jisoo juga kan sejenis dengan Bobby. Hanya saja, wajah Jisoo terlihat lebih kalem, jadi wajah bobroknya tertutup.a
"Makanya ngaca, Cii..." saut Bobby, "lo sama Mamang sembako depan kompleks, emang kaga sejenis?"
Jisoo seketika tertawa saat mendengar Bobby menyebutkan Mamang Sembako, yang dapat dipastikan bahwa itu adalah Junhoe.
"Dah lah, gue mau sarapan..." kata Rose memperlihatkan plastik hitam di tangannya, "nanti rasa uduknya pudar lagi."
"Iya dah sono makan uduknya," suruh Bobby, "biar otak lo makin cerdas."
"Nasi uduk adanya buat kenyang, Bang..." balas Rose sembari berjalan, "kalo mau pinter, nikah sama buku erlangga."
Bobby hanya tertawa saja, dan setelah Rose berbelok memasuki Blok B, Bobby dan Jisoo serta Si Kembar, kini kembali berjalan menuju Blok A. Menikmati suasana pagi akhir peka di Graha Permai memang cukup menyenangkan. Karena setidaknya, para manusia tak ada akhlak pembuatan keributan, masih pada terlelap di singgasana mereka masing-masing.
"Nanti Jihan sama Dihan bisa main baby walker di jalanan ini Yang--"
"Kamu mau anak kamu ketabrak?" sela Jisoo yang mengetahui bahwa suaminya itu sedang cosplay menjadi team marketing Graha Permai. Sedangkan Bobby hanya tertawa saja saat mendengar istrinya yang sedang dalam mode tidak terkecoh.
"Woy, lama bener..." panggil Hwasa yang ternyata sudah menunggu keluarga kecil sahabatnya.
"Si Sasa kayanya lagi ngisi deh, Yang..." bisik Jisoo, "galaknya beda."
"Sasa harusnya kalo hamil jadi baik Yang," balas Bobby dengan berbisik pula, keduanya memang masih cukup jauh dari Hwasa yang berada di depan gerbang rumahnya, "secara dia galak dari lahir. Bidan yang bantuin dia aja kena damprat."
Jisoo tentu saja langsung tertawa, padahal sebenarnya niat ia hari ini menjadi manusia dingin dan berusaha untuk menghindari dari permintaan Bobby tentang membeli rumah.
"Jihaaan, Dihaaaan..." Hwasa langsung menghampiri Si kembar yang berada di dalam stroller, "kalian lagi sarapan ya?"
"Lo sendirian aja, Sa?" tanya Jisoo kepada Hwasa yang sedang berusaha melepaskan Dihan dari sabuk pengaman stroller.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Man✓
FanficBobby si gila nan bobrok Mampu menjadi kepala keluarga yang baik