Setibanya di rumah, nuca langsung menuju kamarnya. Ia meletakkan tasnya sembarang. Lalu berbaring di atas tempat tidurnya. Ia ternyata memikirkan kejadian yang telah terjadi. Entah apa yang ia rasakan sekarang. Entah kecewa atas sikapnya tadi pada lyodra, atau malah yang lainnya. Ia perlahan menutup mata dan akhirnya tertidur.
***
Lyodra terbangun dari tidurnya. Ia lalu beranjak dari meja belajarnya. Melihat ke arah jam. Ternyata sudah jam 7 malam. Ia kemudian menuju kamar mandi dan membersihkan diri.Setelah mandi, ia menuju ke lantai bawah untuk makan malam. Di sana sudah ada bunga,Judika dan Tiara.
"Eh,lyo kamu udah bangun ternyata. Gimana,enak tidurnya?" Tanya bunga sambil tertawa.
"Tau tuh, masa tidur di meja belajar gitu. Rajin amat neng, belajar sampai ketiduran. Atau kamu lagi mikirin sesuatu ya???" Tiara ikut menggoda adiknya itu.
"Apaan sih kak, orang aku ngantuk juga, makanya ketiduran". Jawab lyodra. Mukanya manyun karena ditertawakan kakak dan mamanya.
"Udah udah,, kapan makannya loh ini, papa udah laper nih". Judika mengalihkan pembicaraan.
Selesai makan, lyodra kembali menuju kamarnya. Dia membuka jendela kamarnya. Membiarkan angin masuk melalui jendela itu. Ia berdiri di depan jendela. Masih memikirkan kejadian tadi siang. Tanpa ia sadari, cairan bening pun jatuh membasahi pipinya. Yaa, ia kembali menangis. Bukan karena dia cengeng, tapi hatinya terasa kecewa atas sikap sahabat kecilnya itu. Tak pernah ia membayangkan bahwa semuanya kan seperti ini. Ia ingin sahabat kecilnya kembali.
***
Pagi telah tiba. Mentari pun telah terbit. Nuca terbangun dari tidur pulasnya. Ia kemudian bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.Setelah selesai mandi dan bersiap-siap, ia menuju meja makan untuk sarapan. Di sana sudah ada Maia dan Daniel.
"Pagi nuc" . Sapa Daniel
"Pagi pa"
"Kamu hari ini berangkat bareng lyodra?" Tanya Daniel pada nuca.
Nuca hanya diam. Ia melanjutkan sarapannya tanpa menjawab pertanyaan sang papa.
"Kenapa nuc? Kamu berantem sama lyo?" Tanya Maia pada nuca.
"Nggak ma, nuca nggak berantem kok" jawab nuca datar.
Maia dan Daniel hanya bisa saling pandang. Mereka tahu betul seperti apa anaknya itu. Sikapnya memang sulit untuk ditebak.
***
Di rumah lyodra."Ly, kamu berangkat bareng nuca?" Tanya Judika pada lyodra di meja makan.
"Nggak tau pa" jawab lyodra datar tanpa ekspresi.
"Loh,kok nggak tau? Emang nuca nggak bilang ke kamu?"
"Lyo males bahas itu pa" lyodra berhenti memakan sarapannya. Kemudian mengambil tasnya. Dan berpamitan pada orang tuanya.
"Loh ly, sarapannya belum habis loh" kata Tiara menahan sang adik.
"Lyo udah kenyang" jawab lyodra meninggalkan kakak dan orang tuanya yang masih heran terhadap sikapnya itu.
Lyodra ternyata memesan taksi online. Setelah taksi itu tiba, ia kemudian menuju sekolahnya.
***
Di sekolah.Lyodra berjalan menuju kelasnya dengan langkah cepat. Padahal ini masih terlalu pagi untuk datang ke sekolah. Masih ada waktu 30 menit lagi sebelum bel masuk berbunyi.
Ia menuju kelasnya, kelas XI MIPA 2.
Ia memasuki kelasnya. Ia kemudian duduk di meja nya. Dia mengeluarkan sebuah buku, buku diary, dan kemudian mulai menulis."Hari ini langit kembali mendung. Namun hujan belum kunjung turun. Aku menunggu ke hadiranmu disini. Berharap kau akan datang mendampingi ku. Menikmati rintik hujan bersama. Namun, harapan itu terasa pudar. Dirimu tak kunjung datang. Hingga awanpun tak kuat menahan berat nya air yang ia tampung. Kini diriku hanya ditemani rintik hujan ini, tanpa dirimu di sampingku".
Lyodra kemudian menutup diary nya itu. Kata-kata yang ia tuliskan sangat menggambarkan suasana hatinya sekarang. Kecewa.
***
Nuca tiba di sekolah 15 menit sebelum bel masuk berbunyi. Ia berjalan menuju kelasnya. XII MIPA 5. Ia berjalan melewati banyak kelas, termasuk kelas XI MIPA 2. Ya, kelas yang kini di tempati lyodra seorang diri. Ia melewati kelas itu dengan santai, namun pandangannya menuju ke arah seseorang yang sedang berada di kelas itu. Ia mundur beberapa langkah. Dan berniat memasuki kelas itu. Kelas tersebut masih dihuni oleh satu orang siswa. Lyodra. Nuca berjalan perlahan menuju kelas tersebut. Bahkan lyodra pun tak mengetahui bahwa ada seseorang yang berada di sampingnya. Ia ternyata sedang melamun.
"Ly?" Sapa nuca yang sedikit kikuk
Lyodra tak menjawab. Dia hanya diam.
"Ly??" Sapa lyodra sambil memegang pundak lyodra.
"Eh, kak nuca" jawab lyodra kaget.
"Ka nuca kapan kesini? Kok aku nggak liat ma nuca masuk?" Tanya lyodra bingung.
"Dari tadi aku manggil kamu ly, tapi kamu malah bengong".
Lyodra hanya diam. Dia kemudian memasukkan diarynya ke dalam tas. Nuca kemudian duduk dibangku sebelah lyodra.
"Ly, Kaka mau ngomong sesuatu sama kamu" nuca terlihat ragu untuk bicara. Namun ia tetap melanjutkan nya.
"Mau ngomong apa ka?" Sahut lyodra, namun ia tak melihat ke arah nuca.
"Kaka mau minta maaf soal kemaren ly, Kaka tau Kaka salah ly. Nggak seharusnya Kaka bersikap kayak gitu ke kamu". Nuca menunduk, ia takut lyodra tak akan memaafkan nya.
Lyodra tak bersuara. Pandangannya masih tetap sama. Bukan ke arah nuca.
"Kamu mau kan ly,maafin kakak?" Kata nuca memohon.
"Lyo nggak tau ka, harus ngomong apa. Lyo bingung. Satu sisi, lyo kecewa sama kamu nuca. Tapi di sisi lain, lyo sayang sama ka nuca. Kita udah sahabatan dari dulu, dan tiba-tiba kak nuca berubah. Itu yang bikin lyo kecewa karena" air matanya sudah menggenang di pelupuk matanya.
"Kaka tau Kaka salah. Kaka juga nggak tau ly, kenapa akhir-akhir ini kaka jadi berubah kayak gini. Kaka sendiri bingung ly". Jawab nuca yang masih menunduk.
Kini mereka sama-sama diam. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka masing-masing.
Sepuluh menit berlalu. Suasana masih hening. Namun beberapa siswa sudah mulai memasuki kelasnya masing-masing. Nuca masih berada di kelas lyodra. Sampai seseorang menyapanya.
"Eh ka nuca, nggak masuk kelas ka?" Tanya Keisya.
"Oh,iya.hmm kakak ke kelas dulu ya ly," pamit nuca memandang lyodra.
Ia kemudian berjalan keluar kelas dan menuju ke arah kelasnya.
"Ly,? Lo gpp kan? Ko Lo nangis? Lo diapain Sam ka nuca? Berantem? Ayo cerita ke gue ly" tanya Keisya yang penasaran. Ia khawatir pada sahabatnya itu. Ia melihat lyodra habis menangis.
"Gpp ko kei, aku kelilipan doang kok" jawab lyodra berusaha tersenyum.
Namun Keisya tak percaya akan hal itu. Ia tahu betul akan sahabatnya itu, pasti ada yang di sembunyikan nya. Namun ia berusaha diam.
Tak lama kemudian, bel masuk pun berbunyi. Semua siswa berjalan menuju kelasnya masing-masing.
BERSAMBUNG.....
HAI SEMUA NYAA, KALIAN PENASARAN KAN GIMANA KELANJUTAN CERITANYA??
KIRA-KIRA LYODRA MAU NGGAK YA MAAFIN NUCA? ATAU MEREKA NGGAK BAKALAN TEMENAN LAGI??JANGN LUPA TINGGALIN JEJAK KALIAN YA. VOTE DAN KOMEN😄😉
LOVE BUAT KALIAAAN ❤❤
Maaf kalau ceritanya berantakan. Bukan profesional soalnya.😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Pelindungmu [ COMPLETED ✓]
Teen FictionNggak tau deskripsi nya apa..😌 Dah lah,... Mending langsung baca aja kan Wee?