Pergi

732 90 9
                                    

Hari ini adalah hari Minggu. Hari dimana nuca sedang menunggu waktu keberangkatan nya. Lyodra menemani nya hari ini. Namun wajahnya tak sebahagia hari-hari biasanya.

Sayap pelindungnya kini harus pergi. Berpisah mungkin mudah. Namun melupakan itu yang susah. Lyodra bukannya mau melupakan nuca, namun ceritanya dengan nuca. Berbagai hal telah mereka lalui bersama. Lantas mengapa kali ini kebersamaan mereka harus berakhir secepat ini?

Pukul 9 pagi, adalah jadwal keberangkatan nuca menuju solo. Ia bersama kedua orang tuanya kini sudah di bandara. Begitupun lyodra. Dia sedari tadi tak melepaskan genggaman nya dari nuca. Namun fikirannya kini sedang kalut. Ia diam seribu bahasa, meskipun nuca sedari tadi berusaha mengajak nya bicara.

"Ly, nanti kalau aku pergi, kamu jaga diri baik-baik ya. Jaga kesehatan, jangan lupa makan. Dan satu lagi, jangan sampai sakit ya" nuca memberikan senyuman itu untuk nya.

Lyodra sulit mengendalikan emosi nya saat ini. Air matanya sudah menggenang di pelupuk matanya. Namun dengan sekuat hati ia berusaha agar air mata itu tak jatuh

"Iy.. iya ka nuc. Ka nuca di sana juga baik-baik ya. Jaga kesehatan. Jangan pernah bolos ya" nada suaranya gemetar. Namun ada senyum di bibirnya.

"Pasti ly" nuca meyakinkan sambil terus memandang lyodra.

Beberapa menit lagi pesawat nuca akan berangkat. Itu berarti ia harus segera naik menuju pesawat nya.

"Ly, aku berangkat ya. Jaga diri baik-baik" nuca berusaha tegar pada dirinya. Meyakinkan gadis di depannya agar tidak sedih.

"Ka nuca hati-hati ya" air mata itu kini jatuh berderai. Lyodra menangisi kepergian nuca.

"Bye ly" nuca beranjak dari hadapan lyodra. Berjalan meninggalkan nya. Sambil melambaikan tangannya

"Bye ka nuca" lyodra ikut melambaikan tangannya meskipun tangisnya masih belum reda.

09.00 , pesawat menuju solo berangkat. Keberangkatan nuca diiringi tangisan lyodra.

***

Lyodra berjalan gontai menuju kursi di bandara. Ia menunduk sambil terus menangis.

"Kenapa sih ka nuc? Kenapa ka nuca ninggalin lyly? Katanya ka nuca sayang sama lyly" tangisnya seakan pecah dalam keramaian bandara.
Ia menangis sesenggukan. Sayap Pelindung baginya kini sudah terbang ke kota kelahirannya.

Emosinya seakan memenuhi ruang hatinya saat ini. Perlahan lyodra menghapus air matanya. Ia berjalan gontai menuju mobilnya untuk pulang.

Lyodra memasang sabuk pengaman dengan lemas, air matanya kembali membasahi pipinya. Namun ia tetap berusaha kuat. Perlahan mobil yang di kendarai ya berjalan menuju keramaian kota.

***
Nuca, laki-laki yang sejak dua jam tadi telah pindah ke solo. Ia menata barang-barang miliknya. Tak butuh waktu lama baginya menata barang. Karena barang miliknya sendiri hanya sedikit.

Ia lelah. Bukan karena menata semua barang ke tempat nya. Ia lelah dengan keadaan nya saat ini. Bagaimana tidak? Dua jam lalu adalah hari terakhir nya bertemu dengan sahabat kecilnya. Entah kapan mereka akan bertemu kembali.

Bertahun-tahun mereka mengisi bingkai kehidupan bersama. Tertawa dan bahkan menyelesaikan masalahnya bersama. Semuanya mereka lakukan bersama.

Waktu mungkin telah berjalan sesuai arahnya, namun kehidupan tak pernah berlalu secepat waktu itu berlalu. Hidup itu tentang komitmen, kamu disini hidup menetap dengan Fikiran yang ikut menetap. Jangan sampai kamu disini hidup menetap namun fikiranmu masih lari kemana mana.

Setidaknya itulah pencerminan nuca. Ia harus memikirkan kehidupan yang akan ia lalui disini. Ia tak boleh terlalu lama berseteru dengan kenangan yang lalu. Ia tak bermaksud melupakan, hanya merubahnya saja. Merangkainya dengan rapi dan teliti.

***
07.00 malam lyodra tiba di rumah. Jangan tanya kenapa ia sampai selama itu. Ia butuh penenangan sejenak. Ia mengunjungi tempat yang pernah di kunjungi nya bersama nuca. Menangisi semuanya di sana.

"Malam ma" ucap lyodra parau

"Malam ly, kamu kenapa?" Bunga kaget melihat anaknya sehabis menangis

Lyodra kemudian menghampiri bunga yang sedang duduk menonton TV bersama Judika.

"Ka nuca udah pergi ma" ia kembali menangis dalam pelukan bunga

"Ly, kamu sabar ya. Nuca cuma ke solo ly. Nanti kamu bisa jenguk dia kapan aja. Jangan sedih ya" Bunga menenangkan lyodra. Sedangkan Judika hanya memandang nya dengan ikut sedih

"Tapi lyly gak bakalan bisa sering ketemu lagi sama ka nuca ma" ia menangis terisak

Bunga tak dapat bicara apapun ia hanya mengelus pundak sang putri. Ia tahu ini hanya sementara sampai lyodra terbiasa.

Langit malam bertabur bintang tanpa rembulan yang terang. Itulah langit tempat lyodra berada sekarang. Ia menatap beribu bintang di angkasa. Senyuman terlukis di wajahnya.

Bintang Tak pernah sendiri. Selalu bersama berpegangan tangan. Tak pernah putus dari barisan dan jajarannya. Bulan, adalah salah satu pelengkap dari kehadiran sang bintang. Bercahaya, menerangi setiap titik sudut tempat bintang itu berada.

Bersambung...

Halo semuanya. Maaf ya author baru bisa up sekarang. Karena lebaran, author sibuk ngurusin ini itu. Jadi gak sempet lanjutin bikin cerita.

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1441 H. MINAL AIDIN WAL FAIZIN, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

Kalau author sering salah kata dalam membalas komentar kalian, author minta maaf. Kekhilafan  memanglah ada pada diri manusia. Mungkin itu bagian dari kekhilafan author 🙏

Ramadhan sekaligus lebaran tahun ini memang berbeda, nuansa dan suasananya tak lagi sama. Namun makna dari Ramadhan dan lebaran itu takkan berubah. Kuatkan hati, tingkatkan iman dan taqwa, saling mengasihi bukan membenci. Tetap semangat menjalani hari-hari ini. Yakinlah akan ada titik terang dari semua yang terjadi saat ini. Dunia tak sesunyi yang kita fikir, ia amat ramai. Damai dan tentram, itulah pencerminan nya saat ini, bukan sunyi.

Kalian mungkin ingin menitipkan pesan pada:

1. LYODRA

2. NUCA

JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN DIBAWAH

SEE YOU NEXT PART ❤️❤️❤️

70 vote for next...

Sayap Pelindungmu [ COMPLETED ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang