"Nggak, Tiara gak bakalan apa-apa kok, dia anak yang kuat. Dia pasti sembuh" Judika pun kini ikutan sedih atas kondisi anaknya tersebut.
Mereka kini sedang berada di ruang tunggu. Rasa cemas, khawatir dan sedih sedang mereka rasakan saat ini.
***
Di rumah"Makasih ya kak, udah ngajakin aku jalan-jalan" ucap lyodra tersenyum pada nuca
"Iya ly, kakak juga mau bilang makasih karena kamu udah mau nemenin kakak hari ini" nuca membalas senyuman milik lyodra
"Ya udah, kakak pulang dulu ya, keburu malam"
"Iya kak, hati-hati ya di jalan, dahh" lyodra melambaikan tangannya. Nuca kemudian berlalu meninggalkan lyodra.
Lyodra berjalan menuju pintu rumahnya. Perlahan ia membuka pintu itu. Namun sayang, pintunya dikunci."Loh, kok pintunya di kunci?" Tanya lyodra pada dirinya sendiri, ia heran.
"Bii, bisa Inah, buka pintunya dong, lyly mau masuk" namun tak ada jawaban. Ia kemudian memanggil sekali lagi.
"Maaa,paaa kak tiiiiii. Bukain pintu nya dong,lyly udah pulang nih" namun tetap saja, tak ada sahutan dari dalam. Ia kemudian mengambil ponselnya di dalam tas miliknya itu. Ketika hendak menelfon bunga, hp nya tiba-tiba mati.
"Ya ampun, kenapa harus mati sekarang sih nih handphone" ucapnya kesal. Ia kemudian duduk di teras rumah miliknya. Tak ada lagi yg bisa ia lakukan selain menunggu orang tua nya datang.
Disisi lain, bunga dan Judika sedang berkonsultasi dengan dokter yang merawat Tiara.
"Dok, jadi apa sebenarnya yang terjadi dengan putri kami dok?" Tanya Judika cemas
"Saya dengan berat hati harus mengatakan hal ini kepada ibu dan bapak, karena kalian adalah keluarga pasien. Jadi sebenarnya, Tiara mengidap kanker otak" ucap sang dokter, dokter Tamrin.
"Kanker Otak dok?" Bunga terkejut mendengar kata-kata dokter Tamrin. Dokter itupun mengangguk pelan.
"Tapi Tiara bisa sembuh kan dok?" Tanya bunga
"Untuk saat ini, kami belum bisa memastikan hal itu. Kami harus melakukan pemeriksaan lanjutan untuk Tiara, maka dari itu kamu menyarankannya agar bapak dan ibu kembali Minggu depan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan bagi Tiara"
Bunga dan Judika mengangguk mengiyakan. Mereka kemudian pamit dan keluar dari ruangan dokter itu. Mereka berjalan menuju ruang tempat Tiara dirawat. Mereka akan membawa Tiara pulang."Ma, aku udah boleh pulang kan? Aku gpp kan ma? Cuma kecapekan kan?" Tanya Tiara menatap lekat wajah bunga. Bunga tak mampu membuka mulutnya, ia takut hal itu akan membuat mental sang anak jatuh.
"Iya ti, kamu gpp kok. Cuma kecapekan aja. Kamu juga udah boleh pulang kok" ujar Judika terlihat tersenyum di depan tiara. Tiara pun senang dengan kabar itu, ia tidak perlu khawatir akan dirinya. Merekapun kemudian pulang ke rumah. Tak banyak pembicaraan di atas mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Pelindungmu [ COMPLETED ✓]
Teen FictionNggak tau deskripsi nya apa..😌 Dah lah,... Mending langsung baca aja kan Wee?