5.2

9.2K 1.5K 143
                                    

Karena seharian ini Calista terlalu lelah dengan perayaan ulang tahun Azka, maka ketika sudah jam sebelas malam pun dia belum bisa tidur. Calista memang cenderung sulit tidur jika tubuhnya terlalu lelah. Sementara itu kedua putranya sudah tampak pulas. Calista memilih berkutat dengan ponselnya lalu menemukan nama Adit di layar ponselnya.

"Halo, Dit?"

[Calista.]

"Ya, Dit?"

[Kamu belum tidur?]

"Belum, nggak bisa tidur."

[Kenapa?]

"Nggak tahu, mungkin karena kecapekan."

[Bukannya kalau capek jadi lebih mudah ngantuk, ya?]

"Aku enggak. Kamu sendiri, kenapa belum tidur?"

[Baru selesai ngurusin kerjaan.]

"Jangan biasain bawa kerjaan ke rumah, Dit. Kasihan Manda. Kalau di rumah waktu kamu cuma buat Manda."

[Iya, sayang...]

"Apa sih!" cebik Calista namun bibirnya tersenyum ketika mendengar tawa Adit.

[Maaf ya. Kerjaan aku lagi banyak-banyaknya sampai susah luangin waktu jalan sama kamu.]

"Iya, aku ngerti kok. Aku juga minta maaf..."

[Kenapa?]

"Tadi nggak bisa lama-lama ngobrol sama kamu."

[Iya, Ta, aku ngerti. Tamunya Azka banyak banget ternyata.]

"Maklum deh, Dit, selain anak-anak panti, temannya Dimas juga banyak yang di undang. Jadi ya gitu..."

[Kok waktu Dimas ulang tahun nggak di buatin acara kaya Azka?]

"Dimas nggak mau. Malu anaknya."

Percakapan mereka terus bergulir hingga satu jam lamanya hingga Adit menyuruh Calista tidur dan mereka mengakhiri percakapan.

Sayangnya, sampai pukul dua belas malam pun Calista masih belum juga bisa tidur hingga dia memutuskan keluar kamar sambil memainkan ponselnya. Dia pergi ke dapur untuk mencari cemilan, perutnya terasa sedikit lapar.

Saat melihat ada sisa kue ulang tahun di kulkas, Calista membawanya ke meja makan lalu menikmatinya sendirian sambil melihat-lihat foto dan video ulang tahun Azka. Sesekali Calista tertawa pelan saat menonton ulang video yang terasa lucu baginya.

Hingga kemudian sebuah notifikasi masuk ke ponselnya.

Cal?

Calista mengernyit, lalu membalas pesan itu.

Iya, Van?

Pasti nggak bisa tidur.

Kok kamu tahu?

Makanya seharian tadi nggak usah pecicilan.

Dih, siapa yang pecicilan.

Kamu. Dari kemarin malah, nggak bisa diam.

Kalau udah gini, susah istirahat kan?

Kedua mata Calista mengerjap cepat saat menyadari sesuatu. Sejak kapan Revan menyadari hal itu dari Calista?

Minum susu hangat sana, biar bisa tidur

Udah malam, masa minum susu.

CALISTA Book 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang