0

6K 603 19
                                    

"nenek punya banyak sekali jualan" Jaemin tersenyum cerah pada seorang nenek tua yang berjualan dipinggir jalan.

"auramu bak seorang putra mahkota, apa kau ingin kuceritakan sebuah cerita tentang putri mahkota yang dibunuh oleh putra mahkotanya sendiri?" nenek tersebut bertanya dengan ramah kearah Jaemin.

"tentu saja" Jaemin mendudukkan tubuhnya bersila "aku punya banyak waktu"

"kau benar – benar anak yang ramah" nenek tersebut tertawa.

"aku sudah berumur duapuluh sembilan tahun nek" Jaemin menepuk dadanya sendiri, bekerja sebagai salah satu arsitek diperusahaan arsitektur terkenal, punya rumah yang ia desain sendiri, dan gaji yang besar. Jaemin benar – benar punya masa depan yang cerah.

"saat itu umur sang putra mahkota duapuluh satu tahun, dia begitu mengasihi putri mahkotanya yang memang memiliki paras lebih dari kata cantik." Sang nenek tersenyum pilu "sangat cantik hingga kau mungkin akan langsung jatuh cinta ketika melihatnya"

"tapi sang putri hanyalah gadis muda yang tidak tau apa apa, dia tidak tau apabila ayahnya sedang merancang pemberontakan. Dia juga tidak tau jika sang ratu berencana membunuhnya"

"nenek" Jaemin bergumam pelan.

"sampai pada ajalnya pun, putri mahkota yang polos tetap mencintai sang putra mahkota"

"bodoh" Jaemin mencibir pelan "aku tidak mau mendengarkannya lagi" pria itu berdiri dan berjalan pergi.

"putri mahkota hanya wanita muda yang ingin mati sebagai istri dari suaminya, bukan sebagai putri dari orang yang memenggal kepala sang putra mahkota" nenek tersebut tersenyum tipis "yang mulia putra mahkota"

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang