7

2.1K 355 19
                                    



Jaemin lagi – lagi mendatangi kediaman putri mahkotanya.

Dari yang Jaemin dengar, persiapan pemberontakan sudah semakin matang. Dan itu berarti, Jeno akan segera menjadi seorang Raja.

Terlalu sibuk dengan pikirannya, Jaemin bahkan tidak menyadari suasana kediaman putri mahkota itu lebih gelap dari biasanya.

Semenjak kematian Renjun, istana putri mahkota selalu diisi dengan kesunyian dan aura kepedihan.

Mau bagaimana lagi, orang yang selalu menghidupkan suasana ceria dengan segala kepolosan dan tingkah menggemaskannya sudah tidak ada lagi.

"kau sepertinya tertarik dengan tarian itu" Jaemin melihat kearah Renjun yang terlihat terpesona dengan tarian para wanita penghibur yang diundang ke istana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kau sepertinya tertarik dengan tarian itu" Jaemin melihat kearah Renjun yang terlihat terpesona dengan tarian para wanita penghibur yang diundang ke istana.

"anda tau kan rumor yang beredar kalau ibuku mantan wanita penghibur?" Renjun menoleh dan menopang dagunya, membuat pipi gembilnya terjepit hingga menggembung dengan menggemaskan.

"tapi ibumu bukan wanita penghibur" Jaemin jelas tau siapa ibu mertuanya, wanita yang mewariskan kecantikannya dengan sangat nyata terhadap Renjun.

"tapi ibuku tertarik dengan seni" Renjun tersenyum tipis "jadi dia belajar diam – diam tarian para wanita penghibur itu"

"kau juga tertarik?" Jaemin bertanya kembali.

"hanya tarian, tidak dengan memainkan alat musik" Renjun menjawab singkat.

"apa kau mempelajarinya diam – diam" Jaemin kembali bertanya.

"tidak" Renjun menjawab dengan ekspresi tidak perduli, menoleh kepada Jaemin lalu tersenyum "ayahku mengijinkanku menari, asalkan beliau yang memilih atributnya"

"kupikir tuan Park tidak mengijinkanmu" Jaemin mengerutkan alisnya kebingungan lalu mengambil sepotong kue "buka mulutmu" dan Renjun membuka mulutnya sesuai dengan instruksi.

Renjun mengunyah makanannya dengan cara yang begitu menggemaskan, membuat Jaemin tentu saja tanpa sadar tersenyum karenanya.

"kau menyukainya?" menyapu sudut pipit Renjun, pemuda itu bertanya dengan lembut.

Renjun mengangguk dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.

Entah Renjun menyadarinya atau tidak, sejak tadi mereka berdua menjadi pusat perhatian semua orang, mungkin karena putri mahkota mereka mengenakan gaun yang tidak terlalu mencolok untuk ukuran salah satu wanita dengan pangkat tertinggi di istana.

Tidak ada riasan yang berlebihan, tidak pula gaun dengan warna mencolok yang menarik perhatian. Renjun selalu mengenakan gaun dengan warna – warna lembut, tidak jauh dari putih dan biru muda, terkadang berwarna merah muda yang lebih pucat dari merah muda pada umumnya.

Renjun benar – benar tidak suka menjadi pusat perhatian.

"apa ini?" Renjun mengambil salah satu kudapan dengan warna transparan, terdapat bunga sakura didalamnya.

"yang mulia, maafkan kelalaian saya" seorang wanita dengan pakaian dayang yang bertugas pada bagian dapur istana datang "saya lupa membuang yang satu itu, rasanya mungkin akan pa-"

Dayang itu tanpa sadar berhenti mengoceh karena Renjun sudah memasukkan kue itu kedalam mulutnya.

"Renjun muntahkan" Jaemin berseru panik, takut apabila bunga itu akan menimbulkan efek samping pada Renjun.

"ini enak" Renjun menelan makanannya dan tersenyum lebar.

"kau harus membuatkan aku kue dengan bunga didalamnya setiap musim semi" Renjun tersenyum lebar pada dayang tersebut.

"apa ini sudah musim semi?" Jaemin menatap kudapan didepannya datar, dayang diseluruh kediaman Renjun ternyata tengah memakan kue kesukaan Renjun tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"apa ini sudah musim semi?" Jaemin menatap kudapan didepannya datar, dayang diseluruh kediaman Renjun ternyata tengah memakan kue kesukaan Renjun tersebut.

"putri mahkota sangat menyukainya" dayang Kim menyahut dengan senyuman pilu "sayang sekali kali ini dia tidak bisa memakannya"

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang