1

3.8K 477 37
                                    


"putri mahkota melihatnya" sang ratu menatap tajam putra mahkota.

"maksud ibu?" Jaemin mengerutkan keningnya.

"putri mahkota melihat persiapan kita untuk mempertahankan istana" sang ratu meninggikan suaranya "sudah kubilang putra mahkota, jika kau ingin dia tetap menjadi istrimu kau harus membuatnya menjadi boneka yang tidak tau apapun"

"ibu" Jaemin terdiam akan perkataan ibunya.

"bunuh putri mahkota" suara ratu bahkan mengalahkan dinginnya musim dingin, membuat Jaemin tidak bisa berkutik lagi "sudah dipastikan putri mahkota berada dipihak ayahnya, bukan dirimu"

Putri mahkotanya.

Putri mahkota yang selalu tersenyum lebar setiap melihatnya, istrinya yang selalu mendengarkan dengan tenang semua ceritanya ketika meminum teh bersamanya.

"ibu" Jaemin mengulum bibir bawahnya.

"apa kau lebih memilih melihat kematian ibumu dibandingkan wanita penghianat itu?"

"apa kau memastikan bahwa Renjun tidak mengirimkan surat pada siapapun?" Jaemin menatap kepala dayang putri mahkota tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"apa kau memastikan bahwa Renjun tidak mengirimkan surat pada siapapun?" Jaemin menatap kepala dayang putri mahkota tajam.

"putri mahkota bahkan tidak pernah menyentuh tinta dan kuas semenjak anda melarang beliau menulis surat untuk orang tuanya yang mulia" dayang Kim mencicit pelan "putri mahkota begitu penurut dan lugu, kenapa anda sangat mencurigainya?"

"terkadang orang yang terlihat lugulah yang akan memenggal kepala kita" Jaemin bergumam pelan, membuat dayang Kim terdiam untuk sesaat

"kau tidak membantunya kan?"

"yang mulia" dayang Kim terkejut akan perkataan Jaemin.

"kau harus ingat aku bisa kapan saja menghabisi seluruh keluargamu" dan Jaemin pergi meninggalkan dayang Kim yang diam diam menangis karena harus mengkhianati Renjun, tuan yang bahkan tidak pernah meninggikan suaranya dayang tersebut.

"kau harus ingat aku bisa kapan saja menghabisi seluruh keluargamu" dan Jaemin pergi meninggalkan dayang Kim yang diam diam menangis karena harus mengkhianati Renjun, tuan yang bahkan tidak pernah meninggikan suaranya dayang tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"yang mulia" Renjun tersenyum lebar saat Jaemin mengundangnya pada kediamannya.

"mau memakan sesuatu?" Jaemin mencubit pipi gembil yang selalu memiliki rona merah yang cantik itu.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang