ON HOLD
Jaemin terjebak pada takdir yang mempertemukannya dengan seseorang yang ia bunuh dikehidupan sebelumnya
Destiny, sometimes referred to as fate, is a predetermined course of events. It may be conceived as a predetermined future, whether in ge...
"apa hidupmu tidak lengkap jika tidak menggangguku?" Jaemin menatap Jeno tajam. Dibahunya tersampir tali kamera berharga ribuan dollar dan ia tengah bersedekap.
"aku hanya ingin kau mencari angin segar" Jeno menjawab dengan acuh "lagipula bukankah uangmu sudah banyak? Kenapa terus – terusan menerima proyek seakan – akan hidupmu dikejar hutang"
"aku menerimanya karena aku menyukainya" Jaemin menjawab dengan alis mengkerut "dan dari sekian banyak kegiatan kenapa harus memanah"
"Renjun bilang dia ingin belajar memanah" itu suara Haechan "tapi aku tidak tau jika orang ini malah menyewa tempat ini tanpa memberitahu kami"
"maksudmu?" Jaemin terlihat lebih bisa berkompromi dengan Haechan, karena ia berbicara dengan nada yang lebih baik pada wanita itu.
"Renjun tidak ada, ibunya menjemputnya untuk menghabiskan waktu ibu dan anak" Haechan memutar bola matanya malas.
"ah" Jaemin mengangguk.
Meletakkan kameranya lalu mengambil busur lain, tentu setelah menggunakan alat pengaman.
"kemampuanmu semakin buruk" Jeno berkomentar setelah melihat anak panah yang Jaemin lepaskan menyentuh area dengan angka tujuh.
"aku bahkan nyaris tidak pernah melakukannya lagi" Jaemin menyahut datar sambil terus melesatkan anak panah. Ia dan Jeno memang pernah belajar memanah bersama ketika kuliah, mereka bahkan sempat ikut kejuaraan dan menang.
Tiba – tiba Jaemin teringat ingatan tentang catatan harian yang ditulis oleh Renjun. Ia tidak jadi menarik tali busur dan mengembalikan anak panah yang ia pegang ketempatnya, meletakkan kembali busur lalu melepas alat pengamannya. Jaemin berencana pergi. Moodnya berubah buruk seketika, padahal ia sendiri tidak tau alasannya.
Tapi langkahnya terhenti saat melihat Renjun menatapnya heran, wanita itu bahkan sedang memangku kameranya.
"ada apa?" Haechan langsung bertanya "kau terlihat sangat kesal"
"tidak ada" Jaemin segera menetralkan kembali ekspresinya, menghela nafas lalu mengulurkan tangannya didepan Renjun "kameraku"
"oh" Renjun berjengit pelan lalu memberikan kamera itu pada Jaemin.
"terimakasih" Jaemin bergumam pelan "dia bilang kau sibuk?" pria itu menunjuk Haechan dengan dagunya.
"ah" mulut wanita cantik itu terbuka lalu tersenyum "ibuku mendapat panggilan darurat, jadi kami hanya pergi sebentar"
"oh" Jaemin mengangguk. Tapi tidak juga beranjak pergi, membuat Renjun dan Haechan merasa heran.
"mau mencoba kue lain?" tawar Jaemin setelah mereka terkurung kesunyian cukup lama.
Renjun menunjukkan raut terkejutnya sambil menunjuk wajahnya dengan jari telunjuk. Mempertanyakan apakah Jaemin mengajak dirinya.
"aku tidak mungkin mengajak beruang rakus disampingmu, dia akan membuatku jatuh miskin" Jaemin memutar bola matanya malas.
"aku tidak serakus itu dan mana mungkin membelikanku makanan bisa membuatmu jatuh miskin" Haechan menatap Jaemin tajam.
Tapi tidak dihiraukan.
"bagaimana?" Jaemin kembali bertanya.
"boleh" Renjun mengangguk "tapi-" telunjuk wanita itu mengarah pada Jeno yang sekarang sibuk menarik anak panah dari target.
"tidak ada yang menyenangkan dari panahan, itu hanya akan melukai tanganmu" Jaemin menarik tangan Renjun agar lawan bicaranya berdiri "lebih baik ikut aku"
Jaemin.
Entah kenapa tidak suka apabila Renjun tertarik dengan panahan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"bagaimana?" Jaemin menyerahkan tisu untuk Renjun yang mulutnya sedikit belepotan krim.
"enak" Renjun mengangguk senang.
Jaemin mengangguk dan melemparkan pandangannya kearah luar jendela.
"apa ada sesuatu yang mengganggumu?" pertanyaan Renjun membuat Jaemin menoleh.
"sedikit" Jaemin bergumam.
"apa dulu, aku menyukaimu karena olahraga panahan?"
Pertanyaan Renjun sontak membuat Jaemin menoleh dengan mata yang membulat terkejut.
Renjun tersenyum, tapi nampak sinis.
"sepertinya dulu akulah yang mengejarmu" lalu wanita itu kembali fokus pada makanan dihadapannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.