15

1.5K 265 19
                                    


Terakhir kali update 30 mei, dan sekarang 4 juli ternyata libur malah bikin writer block

"yang mulia" dayang Kim melotot kearah Renjun yang mengeluarkan kotak berukuran cukup besar dan membukanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"yang mulia" dayang Kim melotot kearah Renjun yang mengeluarkan kotak berukuran cukup besar dan membukanya.

Didalamnya berisi segala sesuatu yang biasa digunakan para penari.

"yang mulia, bangsawan tidak boleh menari" dayang Kim kembali berteriak panik saat Renjun mengeluarkan kipas dan meliukkan tangannya dengan lembut.

"yang mulia" dayang Kim masih mencoba menasehati majikan yang kebetulan kelewat keras kepala didepannya itu.

Senyuman lebar Renjun luntur dan sicantik menatap tajam pelayannya "memangnya kenapa jika aku suka menari?"

"yang mulia" dayang Kim ingat dengan betul bagaimana majikannya dipermalukan karena mengatakan bahwa dirinya gemar menari.

"kau juga akan mengatakan bahwa bangsawan tidak menyanyi?" dayang Kim terdiam.

Apa dirinya terlalu keras terhadap majikannya?.

"apa anda harus bertengkar dengan dayang Kim?" Jia melirik kearah rombongan dayang Renjun dimana diantaranya tidak terlihat dayang Kim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"apa anda harus bertengkar dengan dayang Kim?" Jia melirik kearah rombongan dayang Renjun dimana diantaranya tidak terlihat dayang Kim.

"dia membuatku kesal" Renjun menyahut malas.

"tap apa harus seperti itu?" Jia kembali bertanya.

"kau kemari untuk memberikanku ceramah tidak berguna? Etiket atau apapun itu aku sudah muak untuk mendengarnya" Renjun mengomel pada Jia.

"tapi yang mulia" Jia menghela nafasnya "bukankah tidak baik jika anda bertengkar dengan dayang Kim?"

"nanti aku akan minta maaf" Renjun cemberut, tapi mau tidak mau mengakui kalau dirinya salah.

Renjun juga terkadang kebingungan kenapa ayahnya mengijinkannya belajar menari disaat neneknya menolak itu dengan keras.

Terlalu sibuk berpikir, sicantik sampai tidak menyadari kedatangan Jaemin.

"Renjun" sang putri mahkota langsung berdiri dan menyembunyikan kipas kebelakang tubuhnya "apa itu?" tanya Jaemin yang menyadari pergerakan aneh istrinya.

"saya undur diri" Jia berbisik dibelakang Renjun sebelum pergi.

"ini" Renjun mengeluarkan sepasang kipas cantik dan menyerahkannya pada Jaemin.

"kau menari menggunakan kipas ini?" Jaemin pernah memegang kipas yang digunakan para wanita penghibur untuk menarik, tapi tidak ada yang seberat kipas Renjun. Beratnya menyamai pedang.

"iya" Renjun mengangguk pasrah "kenapa lebih berat karena kata ayah jika aku ingin tetap menari aku harus mau menari dengan kipas yang lebih berat dari kipas pada umumnya"

"peralatan lainnya juga seperti ini?" Jaemin kembali bertanya.

Renjun menangkap rasa terkejut Jaemin tapi memutuskan untuk tidak bertanya dan hanya mengangguk.

"tapi ini terlalu berat" Jaemin menimbang beratnya.

"aku sudah terbiasa jadi tidak terasa berat" Renjun mengangkat bahunya.

Sang putra mahkota melihat kearah dua rombongan dayang dibelakang Renjun, meminta mereka semua pergi.

Jaemin mendudukkan dirinya begitu saja dan itu tentu membuat Renjun kebingungan. Sang putra mahkota tersebut juga memberikan kembali kipas Renjun.

"ada apa?" Jaemin mengangkat sebelah alisnya "menarilah! Kau bilang kau suka menari"

Renjun hanya mengangkat bahunya dan mulai menari.

Tariannya lembut dan terlihat sangat cantik.

Jaemin bahkan terpana ketika melihatnya.

Jaemin bahkan terpana ketika melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin sudah pergi cukup lama.

Tapi Renjun masih diam ditempatnya. Duduk dan melamun sambil melihat kearah langit.

Sicantin langsung berdiri ketika mendengar suara berisik.

Terlihat ada dua orang berpakaian hitam didepannya.

"sang putri mahkota bertemu pembunuh bayaran, wanita malang itu kehilangan nyawanya karena tidak sedang bersama rombongan dayangnya. Bangsawan Ahn tidak sempat menyelamatkannya" seorang gadis cantik keluar dari persembunyiannya dibalik pohon "bukankah itu skenario yang baik?"

Renjun menghela nafasnya, sicantik memegang erat kipasnya lalu memukulkannya pada leher orang didepannya. Menendang kepala rekannya dan bersiap mengeluarkan pisau yang tersembunyi dibalik kipasnya.

"apa yang kalian lakukan!" itu teriakan dayang Kim. Membuat Renjun urung mengeluarkan pisaunya dan pura – pura jatuh terduduk.

Putri bangsawan Song pun ikut jatuh terduduk dan merangkak mendatangi Renjun "yang mulia, anda tidak papa?" wanita itu memeluk Renjun

"tidak papa" Renjun tersenyum sinis dan berdiri dengan bantuan dayang Kim "terimakasih sudah mencoba menolongku

"seharusnya saya tidak pernah meninggalkan anda" Dayang Kim membersihkan gaun Renjun.

Jiyoung langsung terlihat sangat kesal saat ia berdiri. Wanita itu berteriak keras sambil memegang lengannya yang bercucuran darah.

Renjun menyayat lengan kanannya.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang