ON HOLD
Jaemin terjebak pada takdir yang mempertemukannya dengan seseorang yang ia bunuh dikehidupan sebelumnya
Destiny, sometimes referred to as fate, is a predetermined course of events. It may be conceived as a predetermined future, whether in ge...
Nyonya Park mematikan ponselnya. Mata cantiknya membola saat melihat wanita muda kelewat liar yang sialnya sangat ia cintai.
"Sijin"
"Park Sijin" dan istri pertama tuan Park kambali pada sepasang ibu dan anak yang sudah terlalu sering bertengkar dan mengambil tasnya "aku harus pergi, aku melihat Sijin disekitar sini"
Nyonya Park keluar dari cafe dan mencari anak pembangkang kesayangannya.
Setelah berjalan belasan menit wanita itu melihat putrinya sibuk memilih pakaian.
Mereka saling bertukar pandang ketika yang lebih muda melihat kearah nyonya park, membulatkan mata cantiknya lalu berjalan pergi seakan tidak melihat apapun.
"Park Sijin" nyonya Park berteriak dengan nyaring.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ini hari yang cerah dan Haechan sudah harus melihat wajah menyebalkan Jaemin ketika memulai harinya. Apa sicantik kesal? Oh tentu saja.
"ada apa?" Haechan menatap Jaemin tidak suka.
"Renjun itu siapa?" ekspresi Haechan berubah seketika.
"aku tidak tau" hanya itu jawaban yang Jaemin dapatkan.
"lalu aku harus bertanya pada siapa?" Jaemin mengikuti Haechan masuk kedalam rumah.
"biarkan aku bertanya" Haechan tiba – tiba berhenti berjalan dan berbalik "apa kau tau pekerjaan Renjun? Kau tau riwayat kerja Renjun?"
"karena aku mencaritahunya aku bertanya padamu" Jaemin meninggikan suaranya "apa ada penari balet yang tidak melakukan pertunjukan dalam waktu yang lama?"
"bukan tidak melakukan pertunjukan tapi melakukan pertunjukan sesukanya" Haechan meralat perkataan Jaemin.
"jangan membuatku semakin bingung" Haechan berdecak dan menatap tajam kearah Jaemin.
"kenapa tidak bertanya langsung pada Renjun?" Haechan masuk kedalam kamarnya dan membantingnya tepat didepan wajah Jaemin yang masih mengikutinya.
Sicantik melirik meja kerjanya dimana disana ada dua kartu nama yang selalu ia dapatkan setiap tahunnya.
Yang satu dari nyonya Park
Dan satunya lagi Profesor Son.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.