ON HOLD
Jaemin terjebak pada takdir yang mempertemukannya dengan seseorang yang ia bunuh dikehidupan sebelumnya
Destiny, sometimes referred to as fate, is a predetermined course of events. It may be conceived as a predetermined future, whether in ge...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"kau boleh memilih siapapun kecuali putri bangsawan Park" Ratu bersuara dengan tegas memberi peringatan jauh hari sebelum para calon putri mahkota memasuki istana.
Jaemin hanya mengangkat bahunya.
Jujur saja ia tidak terlalu perduli dengan siapa yang akan menjadi putri mahkotanya.
Tadinya.
Sebelum ia bertemu dengan seorang gadis bangsawan berwajah manis diluar istana.
Pelayannya terus – menerus protes karena sang nona pergi tanpa meminta izin kepada ibunya.
"nona! Anda harus mengikuti pelatihan putri mahkota" si pelayan mulai protes.
"aku tidak mau" dan sang nona menyahut tidak perduli.
Jaemin mengikutinya.
Hingga ia melihat sang putri bangsawan mendatangi wanita tua yang terlihat tidak terurus.
"nyonya apa kau memerlukan bantuan?" gadis bangsawan itu bertanya dengan lembut.
"Sijin? Sijin! Apa kau pulang?" tiba – tiba wanita tua itu malah berteriak dan memeluk tubuh kecil si putri bangsawan.
Tapi bukannya melepaskan diri dari pelukan sang wanita tua, gadis bangsawan itu malah membalas pelukannya dan mengangguk.
Tidak lama berselang, anak si wanita tua itu datang dan membawa ibunya kembali.
"nona" pelayan si gadis bangsawan berbisik pada majikannya "bukankah itu nama anak perempuan yang mati karena tenggelam disungai?"
"jika kita bertemu kembali dengan nyonya itu, biarkan dia menganggapku sebagai Sijin-nya"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seminggu setelahnya Jaemin kembali melihat sang putri bangsawan.
"kau mau buah persik?" Jaemin mengulurkan tangannya guna memberikan buah kesukaannya pada sang putri bangsawan.
"kau ingin aku memberikan apa sebagai gantinya?" putri bangsawan itu menjawab dengan tenang, namun menerima buah yang diberikan Jaemin.
"sepertinya kau sengaja duduk disini dan bukannya mengikuti pelatihan calon putri mahkota" mata sang putri bangsawan membola dengan cantik.