Sahabat yang datangnya pas ada maunya dan waktu senang saja, bukan sahabat namanya.. tapi SAMPAH!
-Friend or Love-
💜💜💜💜FLASHBACK ON~
"Mindy.. M I N D Y... Nama yang indah tapi, tak sesuai dengan parasnya. Lo itu cupu, jelek dan kampungan!" Mindy tertunduk lesu di hadapan seorang wanita dengan name tag Adinda.
"Lo tadi gue suruh beliin air minum jangan yang dingin! Lah ini, Lo malah beli minuman yang dingin. Lo punya telinga kan? Punya otak kan? Kok ngak Lo gunain dengan benar sih??" Adinda menarik rambut Mindy dengan kasar
"Maaf Din" sepatah kata yang dilontarkan oleh Mindy membuat Adinda terbakar emosi
"Din?? Lo manggil gue Din?? Emang kita seakrab apa!!" Adinda semakin mengeratkan tarikannya pada kedua kuncir rambut Mindy
"Maaf..in.. gue.." lirih Mindy dengan nada memelas
"Panggil gue queen Dinda!" Dinda tersenyum jahat menunggu reaksi yang akan Mindy beri.
Mindy meremas erat ujung rokok nya "Qquu...ee" tangisan Mindy semakin menjadi dimana kedua teman Adinda turut serta menyakitinya.
"Yang jelas ngomongnya!! Lidah Lo mau gue potong?" Adinda membentak dengan suara keras terdengar jelas di sepanjang koridor sepi ini.
"Iiii..yyaaa... Din." Mindy menutup matanya erat. Entah dosa apa yang sudah dilakukan Mindy dengan mulutnya, sehingga mulutnya tidak bisa sinkron ke otaknya.
Mindy mengigit bibir nya takut.
"Dasar cupu!" Adinda melepaskan jambakannya pada Mindy, lalu mengambil sebotol air mineral yang sedari dipegang oleh temannya Della.
"Kan udah gue peringatin tadi, nah.. sekarang terima deh ini! Lagi pula badan Lo bau sampah, tadi sebelum ke sekolah Lo angkutin sampah dulu ya? Hahahaha..." tak habisnya Adinda mengolok-olok Mindy tak lupa, air mineral mengalir pelan dari atas kepala Mindy.
Tawa puas menghiasi koridor sepi yang jarang dilewati guru maupun siswa-siswi karena, ini jalur untuk menuju gudang.
Tiba-tiba terdengar banyak suara langkah kaki yang mendekat ke arah rombongan Adinda.
"Ini om.. Mindy!" Sebuah suara tiba-tiba datang ditengah-tengah tawa Adinda dan teman-temannya.Mindy membuka matanya lebar ia tau betul siapa pemilik suara ini, lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah Adinda dan teman-temannya.
Diam tak seramai tadi, mata Adinda dan antek-anteknya membulat sempurna saat mendapati kedua orang tuanya ada bersama dengan beberapa orang tua dan guru yang lain.
Dan jangan lupakan kehadiran Stevi ketua kelas Mindy dan Adinda.
Stevia kaget melihat keadaan Mindy "Dia om! Dia yang sering ngebully Mindy anak om!" Tunjuk Stevia ke arah Adinda
Sebuah pelukan hangat menghampiri tubuh kecil dan basah Mindy.
"Bunda.. maafin Mindy.." tangis Mindy pecah di pelukan sang Ibunda
"Udah tenang sayang, bunda yang seharusnya minta maaf karena ngak pernah merhatiin kamu." Wajah Mindy yang mulai memucat dibanjiri kecupan sayang dari sang bunda.
"Ternyata, anak kamu yang selama ini mengubah keceriaan anak saya!" Bentakan kasar dari ayah Mindy sukses membuat orang tua Adinda beserta orang tua teman-temannya menunduk takut.(Ayah Mindy itu merupakan atasan dari ayah Adinda dan teman-temannya. tapi karena Mindy tak pernah menceritakan asal-usulnya, dan penampilannya seperti bukan dari kalangan atas membuat orang lain terutama Adinda sering semena-mena terhadap Mindy).
"Adinda ayo sekarang keruangan bapak bawa sekalian teman-teman kamu!" Sang kepala sekolah langsung mengambil alih agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Sang bunda menuntun Mindy untuk berdiri
"Bunda deluan aja ntar Mindy nyusul, mau bicara dulu sebentar" bunda Mindy melirik ke arah sebelah nya lalu tersenyum dan mengangguk.Langkah kaki bundanya terus diperhatikan oleh Mindy sampai bundanya hilang dari pandangannya.
"Min.. Lo ngak apa-apa?" Mindy tersenyum tipis memandang seseorang yang menyelamatkan nya hari ini.
"Stevia.. kamu tau dari mana??" Mindy membuka percakapan nya
Stevia merenung sejenak lalu menjentikkan jarinya "Oh.. hahaha Lo ngak lupa kan kalau gue pernah ke kantor ayah Lo, makanya gue tau kalau om itu bokap Lo!" Terang Stevia pada Mindy namun Mindy terdiam tak puas dengan jawaban yang di beri Stevia.
"Bukan itu maksud aku, kamu tau darimana kalau selama ini Adinda sama teman-temannya sering gangguin aku?" Mindy memasang muka serius menunggu jawaban dari Stevia.
Stevia menarik nafas dalam-dalam seolah ia akan menceritakan rahasia yang besar, seperti rahasia negara.
"Om Reza, ayah lo nyuruh gue buat jagain Lo. Ya jadi gue rasa gue memang ada hak jagain Lo, karena gue ketua kelas Lo kan?" Stevia berkata santai padahal tadi ia seolah enggan menceritakannya.
Mindy mengangguk paham, Mindy senang punya ketua kelas seperti Stevia yang bertanggung jawab dan peduli sama anggota kelasnya.
"Makasih ya Stevia.." Mindy tersenyum senang mempunyai seseorang yang peduli terhadap dirinya.
Bukannya menjawab ucapan terimakasih Mindy, Stevia terdiam seperti memikirkan sesuatu "eh.. ini semua harus ada balasannya loh!" Stevia berbicara serius
Mindy diam ternyata semua orang sama saja "Balasan? Balasan apa?" Mindy terdiam takut
Stevia memicingkan matanya "Lo harus mau jadi sahabat gue.. oke?" Stevia merubah mimik wajahnya yang tadinya serius menjadi penuh harap menunggu jawaban dari Mindy.
"Kalau itu OK!" Mindy membulatkan jarinya membentuk tanda 'ok' sempurna.
Stevia dan Mindy pun pergi dari koridor itu, menuju ruang kesiswaan.
-
-Semenjak kejadian itu Adinda dan teman-temannya tak lagi pernah semena-mena terhadap Mindy.
Karena mereka keluar atas perintah bokapnya Stevia sang pemilik sekolah.
Kini Mindy dan Stevia ibarat handphone dengan charger, tanpa satu sama lain terasa kurang.
FLASHBACK OFF~
Next???
Tolong vote, coment..😊😊JANGAN LUPA FOLLOW AKU YA💜💜
Terima kasih😍😍

KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND or LOVE [?]
Fiksi RemajaSahabat atau Cinta? Jangan sok baik dan jangan pula munafik!! Kalau kau egois, kau pilih cinta! Kalau kau paham dengan arti menghargai, kau akan pilih sahabat! Ingat, cintamu itu hadir setelah sahabat ada di sisimu lebih dulu. ••••••••••••••••••••••...