Stevia dan Mindy terduduk lesu di pinggir lapangan, mata mereka saja sudah lelah melihat besarnya lapangan kotor itu yang prioritas sampahnya adalah botol minuman dan dedaunan kering, yang gugur dari pohon besar di lapangan itu.
"Ini semua gara-gara cewek cupu itu, karena dia kita di hukum!" Ujar Stevia kesal membuka kesunyian yang ada di antara mereka, sambil memainkan sapu yang ada.
Mindy hanya terdiam, tidak bergeming menanggapi perkataan Stevia. Ia masih belum bisa menerima kenyataan bahwa, jam pulang nya akan terpotong karena ia harus membersihkan lapangan yang amat luas ini.
"Kamu juga sih Min,"
"Hah..Aku?Kenapa Aku?" Mindy yang merasa terpanggil, sontak merespons walapun ia tidak tau apa topik yang sedari tadi Stevia rewelkan.
"Ihh..Kamu ngak dengerin aku dari tadi Min?" Mindy kembali terdiam ia bingung harus menjawab apa. Kalau saja boleh jujur, ia sedari tadi tak mendengarkan cerita yang Stevia rewelkan.
"Kita di hukum karena cewek nerd itu!" Mindy yang sudah paham apa cerita Stevia, berpikir sejenak untuk mencari jawaban apa yang pas untuk ia sampaikan, kepada sahabat rewel nya itu.
"Dia ngak salah Stev, kita yang salah!" Mendengar jawaban Mindy, membuat mood stevia yang sudah buruk, semakin buruk.
"Kamu gimana sih Min, kamu kan murid teladan. Masa sekarang kamu harus bolos apalagi bolosnya karena di hukum bersihin lapangan, itu semua karena cewek cupu itu!" Stevia semakin geram, kalau saja hanya dia yang dihukum ia tidak akan turun tangan langsung untuk balas dendam. Tapi kini sahabat satu-satu nya ini harus menerima hukuman bersama dengan Stevia, stevia semakin geram memikirkannya.
"Ini salah kita Stev, lagi pula kamu tadi jalan nya cepet banget. Sampai-sampai entah berapa banyak siswa, yang sudah kita tabrak tadi dan salah satu nya itu paling parah sampai jatuh dia!" Stevia tak habis pikir sikap dingin sahabat nya ini, tak bisa di toleransi lagi. Soalnya saat di hukum Mindy masih merasa santai, berbeda dengan 4 tahun yang lalu. Stevia terdiam tak lagi menanggapi omongan Mindy.
"Tadi nya gue ngak mau turun tangan lansung, tapi elo yang buat ini semua dasar CEWEK NERD!"-Stevia
Memang Stevia selalu mengandalkan kekuasaan dan uang.
Stevi sudah sering, bahkan sudah terlalu sering membully para siswa-siswi yang membuat ia terusik. Ia tak pernah mau menyibukkan diri dan menghabiskan waktunya hanya untuk membalaskan dendam nya.
Ia selalu membayar orang luar, siswa di sekolah nya ataupun siswa dari sekolah lain untuk membuat sengsara korbannya.
Siswa dan siswi yang menjadi korban stevi telah melapor kepada orang tua mereka ataupun kepada guru tetapi, dengan kekuasaan dan uang yang dimiliki keluarga Stevia itu semua bukanlah masalah.
Hanya dengan satu kekuatan dan pertolongan guru yang tidak berpengaruh besar, tidak bisa membuat keluarga Stevia berhenti berbuat nekat.
Stevia tak sekalipun di jatuhi hukuman apa-apa, Stevia suka membully siswa-siwi cupu yang tidak selevel dengannya. Orang tua siswi-siswi korban tidak bisa bertindak tegas karena, mereka tidak ada sedikit kekuasaan dan uang bahakan sebagian orang tua korban bullyan Stevia adalah karyawan di kantor Papanya.Sedangkan Mindy, Mindy tidak suka mengurusi urusan orang lain. Bukannya ia sahabat yang tidak becus, hanya saja ia tak ingin ikut campur dalam urusan yang tak perlu Ia campuri.
SMA 04 BINA NUSA adalah sekolah elite, terpandang dan paling di minati. Sehingga Stevia punya banyak anggota kelas elite, untuk membully yang tidak selevel dengan mereka.
Di sekolah itu rata-rata, siswa-siswinya pulang pergi dengan mobil mewah.Sementara siswa-siwi yang pulang pergi dengan angkutan umum, sepeda, atau jalan kaki adalah siswa-siswi yang kelas rendah ataupun siswa-siswi penerima Beasiswa karena kepintaran mereka.
"Udahlah Stev, yuk kita bersihin lapangannya! Lagi pula apa guna nya kita ngeluh ngak jelas emangnya, lapangannya bisa bersih sendiri?? hahah,," Mindy berkata setelah mereka lelah menatap lapangan luas yang kotor itu.
"Ah, ngak mau lah kan kita ngak salah! Si cupu itu yang salah!!" Mindy tak memperdulikan ucapan Stevia, Mindy hanya menggeleng dan berdiri untuk segera menunaikan hukumannya.
"Haah..Untung aja Mindy itu sahabat gue. Kalau ngak, udah gue tinggal aja dia. Udahlah gue bantu aja, kasihan dia." Ya, walaupun Stevia hobinya membully ia tetap saja mempunyai hati tapi hanya untuk Mindy.
Ibaratnya Mindy lah titik terlemah, dalam hidup Stevia setelah kedua orang tuanya.
Hampir 1,5 jam berlalu, akhirnya mereka telah usai menyelesaikan hukuman membersihkan lapangan."Akhirnya..Hah..Selesai juga!!" ucap Mindy terengah-engah karena kelelahan sambil menyeka keringatnya, di bawah matahari yang terik mereka berdiri.
Seketika Stevia terdiam memandang wajah sahabatnya itu, raut wajahnya berubah cemas.
"Min, lo pucat banget!!" Ternyata, wajah munggil Mindy tak lagi cerah seperti sebelumnya.
Bibir yang merah kini bewarna abu-abu, keringat dingin menggalir di tiap lekuk wajah nya. "Ahh..enggak kok aku baik-baik aja!" Mindy mencoba meyakinkan Stevia, yang terlihat khawatir.
"Baik-baik gimana?? Sekarang ayo kita ke kelas jam pelajaran terakhir juga udah selesai 10 menit yang lalu, kita ambil tas dulu terus pulang pakai mobil gue aja gue takut lo ngak bisa bawa mobil.
Masalah mobil lo nanti telfon pak supir lo aja ok!!" Saran Stevia cemas dengan keadaan Mindy, ia pun langsung mentatih Mindy ke kelas untuk mengambil tas."LO TUNGGU PEMBALASAN GUE CEWEK CUPU!!" teriak Stevi dalam hati
Next???
Tolong vote,coment ..😊😊JANGAN LUPA FOLLOW AKU💜💜
Terima kasih😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND or LOVE [?]
Teen FictionSahabat atau Cinta? Jangan sok baik dan jangan pula munafik!! Kalau kau egois, kau pilih cinta! Kalau kau paham dengan arti menghargai, kau akan pilih sahabat! Ingat, cintamu itu hadir setelah sahabat ada di sisimu lebih dulu. ••••••••••••••••••••••...