Pandangan

3.9K 486 30
                                    

Bighit Group Tower, Seoul

"Direktur, Kim. Anda memanggil saya?"

Pria tinggi bermata tajam itu menoleh, diabaikannya sesaat pemandangan kota Seoul dari balik jendela kacanya.

"Aku dengar kabar yang cukup mengejutkan dari keponakanku. Apa itu benar?"
Kim Jaejoong, putra kedua Kim Sangbum itu melipat tangannya sembari mendengus geli. Kepalanya menggeleng tak percaya.

"Jika maksud Anda adalah tentang Kim Taehyung yang memutuskan untuk menikah di Australia, itu memang benar," jawab Choi Bomin, sekretaris pribadinya. "Pernikahannya berlangsung kemarin siang waktu Sydney. Dan hanya dihadiri oleh Nyonya Kim Sejung dan tim pengacara Tuan Park Hyungshik."

Jaejoong mengangguk paham, tapi ia tertawa hambar kemudian. "Betapa konyolnya semua ini. Dan anehnya, Ayahku sangat menyayangi bocah itu sampai mengabaikanku. Cih, menggelikan."
Pria tampan itu mengambil gelas dia atas meja dan meneguk isinya hingga tandas. Napasnya dihembus kasar berulang kali.

"Anda baik-baik saja, Direktur?"

"Aku? Baik-baik saja?" Jaejoong mendengus, "Bagaimana bisa aku merasa baik dalam situasi seperti ini? Kau tau apa yang kupikirkan sekarang, Sekertaris Choi?"
Jaejoong kembali mengalihkan pandangannya pada dinding kaca tebal di hadapannya, "Aku merasa.. aku diperlakukan secara tidak adil oleh Ayahku sendiri."

"Direktur Kim.."

"Kenapa Taehyung bisa menikahi laki-laki dan mendapatkan semua warisan itu dengan mudahnya? Lantas bagaimana denganku? Aku yang sudah bekerja keras, tak pernah membuat Ayahku kecewa, tapi hanya karena aku tak mau dijodohkan dengan gadis pilihannya- haahhh. Kim Taehyung, kau keponakan sialan!" Jaejoong kembali tertawa hambar, di tengah perihnya kedua mata saat ini.

"Maaf jika saya lancang, Direktur. Tapi seharusnya dulu Anda jujur saja pada Presdir Kim mengenai orientasi seksual Anda. Mungkin saja saat itu beliau bisa menerima dan mengubah surat wasiatnya."

Jaejoong menggeleng lemah, "Tidak. Sekalipun aku bicara pada Ayah soal aku yang tak bisa mengencani wanita, Ayah pasti akan tetap menjadikan Taehyung pewaris sahnya. Karena apa?

Karena dia adalah putra dari Kim Junsu, anak pertama yang sangat dicintai Ayahku."

...

Yoongi terbangun ketika ia merasa tangan kanannya kebas. Begitu ia membuka matanya, bisa terlihat jelas kepala Taehyunglah yang membuatnya demikian.

"Ck, Tae. Pakai bantalmu sendiri!" Yoongi melepaskan tangannya lalu menggantinya dengan bantal. "Dasar bayi besar! Beruntung kau tidak rewel minta dibuatkan susu!"

Baru saja hendak beranjak untuk ke kamar mandi, Yoongi kembali menoleh Taehyung yang masih lelap dalam tidurnya. Di luar sudah terlihat terang, tapi nampaknya masih terasa malam bagi Taehyung. Yoongi tersenyum simpul, seraya mengangkat tangannya untuk membelai pelan rambut tebal pria itu.

"Selamat ulang tahun, Kim Taehyung. Aku lupa mengatakannya langsung padamu kemarin."

"Suami macam apa kau sampai lupa pada ulang tahunku, huh?"

Yoongi tersentak begitu mendengar suara sengau Taehyung, "Kau bangun?"

"Pukul berapa sekarang?" Taehyung menguap sembari mengucek kedua matanya.

"Sembilan pagi," jawab Yoongi setelah melihat jam lewat ponselnya, "Mandilah lalu kita sarapan."

"Hum, kau duluan saja," ujar Taehyung kemudian kembali memejamkan matanya.

"Ck, jika dalam sepuluh menit kau belum bangun, aku tak akan segan menyirammu dengan air dingin Tae!"

"Humm, terserah kau saja."

Marry Me, Yoongi! (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang