Siapa yang ingin kalah dalam sebuah pertarungan? Pihak manapun pasti menginginkan kemenangan apapun caranya. Cuma sayangnya, terkadang yang namanya keinginan hanya sebatas di mulut saja. Sisanya, biarkan takdir yang menentukan hasilnya.
Yoongi melenguh lagi dan lagi, seiring hujaman kuat yang tak jua bosan mendengar desahannya. Ia tak ingat sudah berapa kali cairan pekat itu menyembur cantik dan mengotori sprei kelabu-saksi bisu pertempuran sengitnya dengan Taehyung malam ini. Dan dengan begitu bisa disimpulkan, siapa yang lebih mendominasi dan siapa yang dikalahkan di sini.
Yoongi jengkel bukan main sebenarnya, ia merasa dipermainkan dan dipermalukan Taehyung dalam satu waktu. Bagaimana bisa hanya ia yang menjerit-mendesah, bahkan memohon untuk terus diserang. Dari posisi telentang, duduk di pangkuan, hingga gaya yang orang-orang sebut doggy style, semuanya tetap Taehyung yang ambil kendali. Yoongi tetap berada di bawah dan tak bisa banyak berkutik. Ingin sekali ia mengutuk stamina Taehyung yang tak mampu ia imbangi. Dan kenapa juga tubuhnya harus kalah perkasa dibandingkan suaminya sendiri.
Hah, sungguh sialan. Pertempuran ini tak boleh timpang, harus adil juga sama rata. Tapi mana mau seorang Kim Taehyung mendengarkan. Ia sudah menyatakan dirinya adalah dominan. Dan sebagai submisifnya, Yoongi harus menerima apapun yang ia berikan.
"H-haahh. Haahh!"
"Apa? Kau lelah?"
Yoongi yang masih dalam posisi menungging, menoleh dengan tatapan sebal, "A-ayo bertukar! Ah!"
"Bertukar?" Taehyung menyeringai penuh ejek, "Mengungkungku saja kau tidak mampu, masih saja ngotot mau bertukar posisi?"
"H-hyaaahh! Ah! Tae, jangan di situ!"
"Apa? Mau keluar lagi, hm?"
"Hais, sialan! A-ah!"
Dan memang sialan betul karena skor untuk Taehyung bertambah satu, seiring Yoongi yang kembali menemui putihnya.
"Tahan sebentar lagi, kita harus bergilir untuk keluar, bukan?"
Yoongi menyusupkan kepalanya ke bantal, masih berusaha menahan desahannya agar tak semakin keras karena dorongan di bawah sana yang tak terkontrol. Dan Yoongi masih sempat penasaran apakah pinggul Taehyung tak pegal karena terus bergoyang secara sistematis begitu?
"Hh-hah!"
Taehyung menghela napas lega setelah pelepasannya. Tubuhnya langsung ambruk di samping Yoongi yang sudah lemas duluan. Ia tersenyum tipis lantas mengecup lembut punggung suaminya itu.
"Bagaimana?"
Yoongi mendecih, ia posisikan tubuhnya agar berhadapan dengan Taehyung, "Aku sungguh dendam padamu!"
"Atur napasmu dulu, baru pikirkan cara untuk membalasku," Taehyung terkekeh usil. Yoongi membalasnya dengan pukulan main-main di kepalanya.
"Dasar bajingan!"
...
Taehyung terbangun setelah mendengar bunyi alarm yang disetel Yoongi via ponselnya. Tapi ia tak langsung beranjak untuk mandi, justru ia asyik menikmati pemandangan indah di depan matanya kini. Mana pernah ia sangka bahwa, Yoongi versi telanjang bulat dan dihiasi ruam merah di sekujur tubuhnya itu sungguhlah luar biasa seksi. Wajah tampan dengan bibir semerah ceri, tubuh mungil dengan kulit putih nan berseri. Wah, bagaimana bisa Yoongi begitu serakah karena memiliki semua kesempurnaan itu?
"Kurang ajar," Taehyung mendengus geli, "Kau sungguh kurang ajar Min Yoongi."
Kurang ajar karena telah membuatku merasa jatuh hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me, Yoongi! (Taegi) ✔
FanfictionKetika Yoongi ditawari pernikahan kontrak dengan teman sekampusnya sendiri. "Ayolah, hanya satu tahun!" "Apa kau gila?! Jangan main-main dengan pernikahan, Taehyung!" "Kumohon! Bantu aku ke luar dari situasi ini! Sebagai gantinya, aku akan memberi...