Ketika Yoongi ditawari pernikahan kontrak dengan teman sekampusnya sendiri.
"Ayolah, hanya satu tahun!"
"Apa kau gila?! Jangan main-main dengan pernikahan, Taehyung!"
"Kumohon! Bantu aku ke luar dari situasi ini! Sebagai gantinya, aku akan memberi...
Maap lagi bucin lagu ini gegara mini series Where Your Eyes Linger jadi keputer mulu. Huhuhuhu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Kau mau ke luar kota?" Yoongi mendongakkan kepala, urungkan menyuap nasi ke dalam mulutnya. "Ada acara apa?"
"Ah, manajer pemasaran yang memintaku untuk menemaninya ke kantor cabang baru yang berada di Busan," Taehyung menjawab sembari mengunyah ayam goreng, "Tidak lama, cuma lima hari kok."
"Lima hari?" Yoongi meletakkan sumpitnya, seketika napsu makannya hilang begitu saja. "Yah, apa kau lupa tiga hari lagi itu tanggal berapa?"
"Hum? Kenapa memangnya?"
"Jawab aku, ingat tidak tiga hari lagi itu tanggal berapa?"
Taehyung lantas mengambil ponsel dan melihat kalender di sana. Sontak napasnya tercekat begitu menyadari bahwa tiga hari lagi adalah hari ulang tahun Yoongi.
"Astaga, aku lupa."
Yoongi hela napas pendek, "Sudahlah. Tidak penting lagi sekarang."
"Y-yah, aku benar-benar lupa soal itu. Dan lagipula manajerku baru memberitahuku tadi siang. Yoongi-ya, maafkan aku."
"Iya aku mengerti, sudahlah" Yoongi memaksakan untuk tersenyum, "Pekerjaanmu lebih penting, kita bisa rayakan harijadiku lain kali."
"Tapi aku sudah berjanji padamu untuk menghabiskan waktu bersama di hari itu," cicit Taehyung penuh sesal.
Dan sebenarnya janji itulah yang juga disesali Yoongi. Kenapa pula ia harus berharap banyak atas apa yang masih menjadi wacana? Bukankah itu hanya membuatnya termakan kekecewaan sendiri?
Yoongi menghela napas dalam, "Kau berangkat besok siang kan? Aku akan menyiapkan pakaian dan keperluan yang perlu kau bawa. Kalau ada yang kurang bisa kau tambahkan sendiri."
"Kim Yoongi.."
Taehyung sebenarnya paham kalau Yoongi tak sekekanakan itu untuk marah padanya. Hanya saja ia kesal dan menyesali dirinya sendiri. Harusnya ia tak perlu menjanjikan apapun jika pada akhirnya bakal mengecewakan begini.
