Peraturan

3.8K 490 84
                                    

Sebenarnya Jungkook tak mau ambil pusing soal Taehyung yang masih saja bersungut-sungut sedari pagi. Hanya saja, melihat kawan baiknya memasang wajah itu sepanjang hari membuatnya muak juga.  Masalahnya? Dengan sangat percaya diri Eric mengajak Yoongi sarapan dan tak acuh terhadap intimidasinya. Dan anehnya Yoongi tak menolak ajakan itu dan justru mengabaikan gurat kecewa di wajah Taehyung. Tadinya Jungkook menyuruh Taehyung untuk menyusul Yoongi saja di kafetaria tapi Taehyung memilih untuk langsung masuk ke kelas. Alhasil, ia mengikuti mata kuliah dengan wajah cemberut selama berjam-jam.

"Kau sebegitu cemburunya pada si Eric itu, hah?" Jungkook bertanya di tengah kuliah berlangsung.

Taehyung yang merasa lengannya disenggol Jungkook hanya menoleh sekenanya dengan wajah malas, "Perhatikan saja ke depan."

Jungkook mendengus, "Bukankah kau sendiri yang membuat aturan kalian boleh berhubungan dengan siapapun? Lantas kenapa kau harus sekesal ini?"

"Kook, diamlah!"

"Cukup akui kalau kau cemburu maka aku akan diam."

Taehyung merotasikan bola matanya, "Apa itu cemburu?"

"Aku tau kau susah untuk jatuh cinta tapi kau tidak sebodoh itu itu memahami apa artinya, Bung."

Taehyung mendengus, lantas memilih untuk tak meladeni ocehan Jungkook lagi. Karena sebenarnya dirinya pun bingung atas apa yang dirasakannya sekarang. Entah kenapa untuk kasus Eric ini, ia merasa sangat terganggu dibuatnya. Padahal buat apa pula merasa terganggu? Toh ia mengingat persis soal aturan yang ia buat sendiri dalam kontrak.

Lantas kenapa?

Taehyung menoleh sejenak pada Yoongi yang duduk di belakangnya, dan pemuda itu sontak mengernyitkan dahi seolah bertanya 'ada apa?'. Tapi kemudian Taehyung menggeleng dan kembali pada menghadap pada dosen di depan kelas. Mengabaikan racauan dalam kepala yang enggan menghilang.

...

"Mau ke mana?" Yoongi tak paham apa yang membuat Taehyung mendadak menariknya setelah mata kuliah usai. Taehyung hanya berdecak sebagai jawaban.

"Taeee! Aku ada janji bertemu Eric dan beberapa temannya di perpustakaan."

Taehyung sontak menoleh, "Kau mau menemui orang itu lagi? Untuk apa?"

"Tentu saja karena aku ada perlu dengannya."

"Keperluan apa?"

Yoongi berdecak, "Kenapa kau mau tau?"

"Aku suamimu, dan aku berhak tau."

"Lagi-lagi kau seperti ini," Yoongi menggaruk pipinya, "Sejak kapan kau jadi pengekang seperti ini, huh? Apa aku pernah melarangmu untuk berbuat ini dan itu? Apa aku menghalangimu untuk menemui para gadis setiap kelas usai?"

Taehyung tertegun. Ia tak membantah apa yang dikatakan Yoongi. Memang hampir setiap hari ia meladeni gadis-gadis yang iseng mendekatinya. Bahkan beberapa kali Taehyung membagi nomor teleponnya pada gadis-gadis itu. Dan tentu saja ia tak meminta izin terlebih dulu pada Yoongi. Sedang Yoongi sendiri tak berkomentar apapun dan membiarkan Taehyung berbuat sesukanya.

"Apa keperluanmu itu sangat penting?" Taehyung akhirnya putuskan untuk mengalah. Ia lepas genggamannya di lengan Yoongi.

"Um. Kami mau membicarakan soal rencana mendirikan studio musik. Aku dan Eric memiliki hobi yang sama, jadi-"

"Ya sudah, pergi sana."

Yoongi tersentak, "Sekarang kau mengusirku?"

"Aku tidak mengusirmu," Taehyung menghela napas pendek, "Aku hanya mematuhi aturan yang kubuat sendiri."

Marry Me, Yoongi! (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang