By the way.. Saya terlalu fokus sama Taegi sampe lupa ngurusin side couple yang lain. Huhuhu :(
***
Memasuki bulan keempat pernikahan, tak ada hal aneh terjadi. Semuanya nampak normal dan sewajarnya. Taehyung yang masih hobi meladeni para fansnya, Yoongi yang tak terlalu acuh dengan kebiasaan lama Taehyung. Masih sama? Tentu saja. Yang membedakan hanya begitu sampai di rumah, mereka berlaku selayaknya pasangan sesungguhnya.
"Woah, sepertinya enak!" Taehyung menatap kue hasil duetnya di dapur dengan Yoongi dengan mata berbinar. Hari ini keduanya tak ada kelas dan memilih untuk menghabiskan waktu bersama di rumah, salah satunya dengan bereksperimen dengan bahan makanan.
Tadinya Yoongi berniat membuat cheesecake favoritnya, tapi Taehyung rewel minta dibuatkan redvelvet cake. Dan alhasil, Yoongi justru menarik Taehyung sekalian ke dapur."Penampilannya sedikit menyedihkan," Yoongi mendesah kecewa lantaran melihat bentuk kuenya yang tak rapi dan nampak bantat. "Aku jadi tak yakin rasanya sesuai harapan."
"Heeyy, menurutku ini tidak terlalu buruk. Jangan pesimis dulu sebelum kita mencicipinya!" Taehyung segera mengambil pisau dan memotong kue itu lalu melahapnya tanpa basa basi. Sesaat ia nampak berpikir sembari mengunyah. Tapi kemudian bibirnya mengulas senyum lebar, kedua tangannya terangkat dengan mengacungkan jempol.
"Enak sekali lho!"
Yoongi berkedip dua kali, "Benarkah?" Ia lantas mengambil sisa potongan Taehyung dan mengunyahnya perlahan. Tak lama matanya mendelik takjub. Pikirnya Taehyung hanya bergurau, tapi rupanya yang dirasakan lidahnya sependapat dengan ucapan Taehyung.
"Kau benar, ini sungguh enak!"
"Iya kan? Yeeaaayyy! Kita berhasil!"
Keduanya lantas berpelukan sembari melonjak kegirangan. Tak menyadari di ambang pintu dapur, Sejung melihatnya dengan senyum mengembang di wajah. Ia senang karena setidaknya bisa kembali melihat rona kebahagiaan sang putra, yang sudah lama sekali lenyap dari wajah tampannya.
.
"Kau baik-baik saja?" Hoseok menaruh cangkir teh hijau di atas meja Jimin. "Apa kau mau kutemani jalan-jalan?"
Jimin menggeleng pelan, "Tak perlu, toh aku sedang tidak ingin ke mana-mana."
Hoseok menghela napas pendek, lalu mengambil kursi di sebelah Jimin, "Kurasa kau tidak bisa begini terus, Jimin. Kau harus bicara dengan Jungkook."
"Percuma," Jimin mendengus malas, "Orang itu sudah kembali, dan aku tak punya harapan lagi. Dan kau tau, Seok, harusnya aku menyadari dari awal bahwa aku dan Jungkook memang tak bisa bersama. Karma yang selalu kalian bilang itu, benar-benar menjadi bumerang bagi kami berdua."
"Tapi aku percaya Jungkookpun merasakan hal yang sama. Yang kau perlukan hanya rasa percaya diri yang besar," Hoseok mengusap bahu Jimin memberi semangat, "Perjuangkan apa yang selama ini cuma bisa kau pendam, Jimin. Kau tak bisa dengan mudahnya menyerah begitu saja."
Hoseok tau bukan wewenangnya untuk mencampuri urusan hati Jimin maupun Jungkook. Tapi ia tak tahan sendiri melihat dua kawannya itu sama-sama munafik atas perasaan yang mereka miliki satu sama lain. Jimin, sekalipun ia suka tebar pesona dan terlihat dekat dengan banyak pria, tapi matanya hanya memancarkan binar pada Jungkook. Dan Hoseok tau persis bahwa sebenarnya Jungkook memandang Jimin dengan binar yang sama, meski enggan diakui si empunya. Jungkook masih saja bertingkah seolah ia tak membutuhkan Jimin dan tetap berkelana dengan banyak gadis juga lelaki yang terpikat padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me, Yoongi! (Taegi) ✔
FanfictionKetika Yoongi ditawari pernikahan kontrak dengan teman sekampusnya sendiri. "Ayolah, hanya satu tahun!" "Apa kau gila?! Jangan main-main dengan pernikahan, Taehyung!" "Kumohon! Bantu aku ke luar dari situasi ini! Sebagai gantinya, aku akan memberi...