Taehyung PoV
Sepertinya aku sudah kehilangan akal. Bagaimana bisa aku memiliki hasrat seperti itu padanya? Bagaimana bisa aku berucap omong kosong mengenai pergumulan dan semacamnya? Dan kenapa senyum tipisnya membuatku semakin merasa tak terkendali? Sebenarnya apa yang tengah merasuki?
Dan yang lebih mengejutkan adalah ketika Yoongi menyanggupi tawaranku. Aku tak melihat keraguan sedikitpun di wajahnya, aku bahkan bisa merasakan keinginan besar dalam dirinya ketika memelukku. Dia begitu berhasrat, sama sepertiku. Rasanya kami berdua saling menginginkan satu sama lain.
Tapi entah kenapa, aku dikejutkan pada satu pertanyaan yang melintas secara mendadak dalam benak;
Apakah kau yakin?
Benar. Apakah aku yakin dengan yang ingin kulakukan? Apakah semua ini bisa membuatku senang? Apakah nantinya aku tidak akan menyesal? Seketika saja aku jadi bimbang, lantas perlahan memberi jarak cukup panjang.
Wajah Yoongipun berubah di detik yang sama. Kupikir dia akan kesal dan mencaciku setelahnya. Tapi dia tak berkata apapun, hanya mengusap wajahku lalu berbalik badan. Hingga beberapa saat kemudian aku mendengar dengkuran halusnya. Dia terlelap dengan nyaman, mengabaikanku yang masih terduduk dengan perasaan penuh beban.
Ada apa ini? Bukahkan aku begitu menginginkannya? Atau semua yang kurasakan hanya salah paham saja? Jadi apa artinya segala hasrat itu? Lelucon? Hah, sama sekali tidak lucu.
Tapi memang harus kuakui, ketika aku melihat punggung Yoongi dari jarak sedekat ini, tetap saja mataku melihatnya begitu jauh.
...
"Nanti sore aku harus menemui Eric, apa tidak masalah?" Yoongi bertanya begitu Taehyung menyalakan mesin mobilnya.
"Oh, oke."
Respon yang terlalu cuek bagi orang yang sempat memprotes keras karena suaminya lebih mementingkan teman dibandingkan dirinya. Yoongi hela napas pendek.
"Kau ada kencan hari ini?"
Taehyung gelengkan kepalanya, "Tidak."
"Lalu apa rencanamu sepulang kuliah nanti?"
"Entahlah."
Yoongi mendengus, ia pandangi Taehyung dengan dahi berkerut. "Seingatku tadi aku tak salah mengoleskan selai di rotimu. Kau ini kenapa?"
"Tidak apa. Jangan pikirkan aku."
"Kau marah?"
"Tidak."
"Apa aku melakukan kesalahan?"
"Bisakah kau diam dulu? Aku sedang fokus menyetir."
Yoongi sebenarnya ingin membalas tapi kemudian ia putuskan untuk tak berkata apapun lagi. Ia palingkan muka dan lebih memilih untuk memandangi jalanan dibandingkan wajah kusut Taehyung. Juga sambil memikirkan penyebab Taehyung mendadak seperti ini.
Karena kejadian semalam? Tapi bukankah Taehyung sendiri yang tiba-tiba mengurungkan niatnya itu? Jujur saja Yoongi tak mempermasalahkannya sama sekali. Apakah justru hal ini yang membuat Taehyung terusik?
Sesaat Yoongi melirik Taehyung yang masih diam di belakang kemudi. Ia hela napas panjang, memutuskan untuk tak acuh.
.
"Kalian bertengkar?"
Pertanyaan Hoseok membuat Yoongi merotasikan bola matanya. Ia heran kenapa kawannya yang satu ini sangat peka terhadap sekitarnya. Hanya melihat Taehyung yang langsung mengambil tempat di barisan belakang saja ia sudah bisa menebak ada sesuatu yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me, Yoongi! (Taegi) ✔
FanfictionKetika Yoongi ditawari pernikahan kontrak dengan teman sekampusnya sendiri. "Ayolah, hanya satu tahun!" "Apa kau gila?! Jangan main-main dengan pernikahan, Taehyung!" "Kumohon! Bantu aku ke luar dari situasi ini! Sebagai gantinya, aku akan memberi...